9

412 43 4
                                    


2 bulan kemudian.

Tujuh bulan sudah Chenle membawa perut besar nya kemana mana, dan selama tujuh bulan itu lah dia masih belum membicarakan perihal nomor yang tidak di kenal itu. Chenle terlalu takut sangat amat takut jika terjadi apa apa dengan jisung jika ia memberi tahu akan hal itu.

Selama tujuh bulan semuanya berjalan dengan harmonis, baik jisung ataupun Chenle mereka sama sama membangun keluarga kecil ini dan jisung juga sudah mempunyai persiapan matang untuk 2 bulan kedepan. Ya, bulan di mana baby akan lahir. Jisung dan chenle masih belum memikirkan nama untuk baby, sudah banyak referensi yang mereka cari di internet tapi belum ada satupun yang tertempel di otak mereka

'untuk urusan nama belakangan saja, yang terpenting sekarang aku harus mencari uang yang lebih banyak lagi!' begitu kata jisung kepada Chenle.

Lelaki tampan itu bekerja di dua tempat sekarang, pagi sampai siang dia akan bekerja di bengkel milik Hendery sore sampai malam dia akan bekerja di sebuah restoran kecil di salah satu tempat yang cukup di gemari oleh orang orang.

Dan syukurlah, usaha jisung Tidak sia sia. Lelaki itu benar benar menunjukkan tanggung jawabnya kepada Chenle, jdi? Apa yang Chenle takutkan? Jisung sangat amat sempurna, di umurnya yang masi muda belia memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Chenle beruntung akan hal itu.

Pukul 09:15 A.M

Chenle tengah bersiap siap untuk pergi ke pasar. Awalnya jisung menawarkan untuk mengantar Chenle bersamanya menggunakan motor tetapi lelaki cantik itu menolak dengan alasan

'pergilah bekerja untuk mencari uang yang banyak! Kau tidak mau kan baby kelaparan?'

Bagaikan sihir, tanpa membantah jisung Langsung pamit pergi untuk bekerja dengan semangat api membara di sisi kanan kirinya... Memangnya park jisung itu, jika sudah menyangkut anak semangat nya langsung naik 1000%.

Chenle turun di halte bus, tangan kanan nya membawa sebuah keranjang kosong untuk ia simpan berbagai belanjaan yang akan ia beli. Tidak lupa dengan masker dan kacamata bening yang ia kenakan untuk menyamarkan dirinya di ramainya pasar.

Chenle mengelus pelan perut nya yang sudah membuncit besar

"Sesuai janji, papa mengajak mu jalan jalan pagi ini!! Bagaimana? Kmu senang?"

Respon sebuah tendangan kecil Chenle dapatkan. Kekehan Kecil Chenle berikan dari balik masker nya.

"Kau merespon, bearti kmu senang jalan jalan bersama papa! Ayo segera kita masuk."

Chenle jdi ingat saat pertama kali baby menendang perut nya saat jisung Tengah mengajak sang anak berbicara sambil berbaring di paha Chenle. Jisung menempelkan pipi nya di perut milik Chenle lalu mengobrol random di sana. Tidak di sangka asik berbicara, sebuah tendangan jisung dapatkan dari perut Chenle

Awalnya lelaki jangkung itu kaget tetapi setelah Chenle memberi tahu bahwa baby sudah bisa menendang di sana alangkah senangnya jisung. Berakhir lah setiap hari saat pulang kerja jisung selalu mengajak sang anak berbicara dan tentu saja respon yang di berikan hanya sebuah tendangan kecil dari sang bayi.

Chenle mulai sibuk dengan acara memilih sayur mayur dan berbagai daging yang ada di pasar tradisional ini. Semenjak tinggal bersama jisung, Chenle sudah tidak pernah lagi berbelanja di supermarket ataupun pergi ke mall. Dia ingin belajar menjadi rakyat sederhana sekarang. Dan tentu saja bersama park jisung.

"Bibi berapa harga 2 ikat sayuran ini?"

"Harganya 4 won, tapi karena kau tengah mengandung aku akan memberikan mu 2 won untuk 2 ikat sayur dan aku akan memberi mu 1 ikat sayur gratis untukmu!"

4 won=  sekitar 40 rupiah
2 won = sekitar 20 rupiah

Chenle terlihat kaget setelah mendengar perkataan dari si bibi penjual sayur
"Benarkah bi?! Apakah tidak terlalu rugi untuk anda?!"

Si penjual mengibaskan tangannya di udara
"Tidak rugi untukku! Aku juga mempunyai seorang putri asal kau tau? Ibu hamil harus perbanyak makan sayur bukan? Apalgi kau sepertinya tidak lama lagi akan melahirkan!"

Chenle tersenyum di balik masker nya membuat mata sipitnya terpejam di sana
"Baiklah Bibi! Aku membeli 2 ikat sayur!"

"Dengan senang hati!"

Si penjual sayur mulai mengemasi sayuran yang Chenle beli ke dalam kantong belanjaan, sedangkan Chenle tengah mengeluarkan dompet nya untuk mengambil uang pas di sana. Namun saat hendak menarik uang, sebuah foto USG tidak sengaja terjatuh. Chenle hendak mengambil tpi karena perutnya yang membuncit membuat dirinya sedikit susah Mengambil foto itu.

"Ah! Ini foto nya!"

Chenle mengambil foto itu dari tangan seseorang yang telah membantu nya

"Terima kasih! Maaf merepotkan!"

"Tunggu? Zhong Chenle?"

Chenle menaikkan kepala nya saat mendengar nama lengkap nya di panggil. Liu yangyang, sahabat karib Chenle. Yangyang melihat Chenle dari atas sampai ke bawah, dan arah pandangan matanya tertuju kepada perut buncit Chenle

"Kau....? Tengah mengandung?"

Chenle mendadak gagu saat mendengar perkataan dari yangyang. Ingin menutupi dan mencari alasan itu percuma karena perut nya yang tidak bisa berbohong

"YANGYANG!"

Seseorang menghampiri mereka berdua yang tengah saling tatap.

"Chenle?"

Huang Renjun, lelaki yang pertama kali mengetahui bahwa Chenle tengah mengandung agak sedikit terkejut melihat Chenle ada di depannya. Lelaki China itu melihat ke arah yangyang. Menatap Chenle dengan pandangan sedih, kecewa, marah.

"Jelaskan apa yang terjadi kepadamu. Zhong Chenle."




















🐹🐬
















To be continued

------------------------------------------

sorry if there is a typo~~~

Young Papa  ( Jichen ) END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang