10

544 53 6
                                    


Disini lah mereka sekarang, setelah adengan kepergok Chenle yang tengah mengandung besar. Yangyang, Renjun dan Chenle duduk di salah satu cafe yang baru saja buka beberapa menit yang lalu. Chenle duduk dengan tidak tenang tepat di depan matanya ada yangyang tengah menatap dirinya dengan tajam. Sedangkan Renjun melihat Chenle dengan keadaan iba.

TUK!

tiga cangkir teh dan kopi hangat diletakkan di meja mereka. Kun, yang baru saja meletakkan pesanan untuk ketiga pria cantik yang tengah diam satu sama lain itu ikut duduk tepat di samping yangyang. Tangan nya mengusap pelan bahu sempit milik yangyang.

"Jangan membuat ekspresi wajah seperti itu, berbicaralah dengan kepala dingin."

TRING!!

Tepat saat Kun mengatakan kata itu, pintu cafe bedeting. Bertanda bahwa ada sebuah pelanggan yang mampir ke dalam cafe.

"Chenle?"

Park jisung, lelaki itu datang dengan wajah yang berkeringat, lelaki tampan itu menarik kursi di samping Chenle lalu menarik paksa baju Chenle untuk menatap dirinya

"Ada apa?" Jisung bertanya dengan nada selembut mungkin kepada Chenle.

"Jelaskan apa yang terjadi dengan kalian bedua?! Dan kau!!"

Yangyang langsung bangkit dari duduknya sambil menunjuk ke arah jisung
"Kau pasti yang membuat Chenle seperti ini kan?!!!!"

"Yangie.. tahan emosi mu." Kun menuntun yangyang untuk duduk kembali di kursinya, dengan terpaksa dan hati yang jengkel yangyang menuruti perkataan Kun

Jisung menghela nafas kasar, tangan nya menggenggam tangan Chenle. Melihat ke si manis yang tengah menatap diri nya dengan khawatir, jisung mengangguk menyakinkan bahwa semua ini akan baik baik saja.

"Baik aku akan menceritakan semuanya. Ini semua salahku aku yang menyebabkan Chenle yang seperti ini." Jisung menjeda ucapannya, sambil mengusap
"Chenle dalam keadaan mabuk sedangkan aku dalam keadaan 100% sadar tanpa adanya pengaruh alkohol sedikit pun. Harus nya aku pergi meninggalkan Chenle di sana.."

Chenle menatap jisung dari samping, ntah kenapa Chenle merasakan sakit saat jisung mengatakan perkataan bahwa harusnya dia meninggal Chenle di sana sendirian...

"Tapi, karena kejadian tidak di sengaja ini. Aku belajar bahwa untuk menjadi oang tua itu tidak mudah. Butuh perjuangan keras bagiku untuk mencari uang di luar sana, aku selalu lelah dan aku selalu mengeluh saat bekerja. Tapi.." jisung melihat ke arah Chenle "aku mendapatkan sebuah semangat dan kasih sayang dari seseorang di rumah."

Ucapan jisung membuat Chenle berderai air mata, Chenle memeluk tengah jisung sambil menunduk. Malu untuk menunjukkan wajahnya yang tengah menangis disana.

Renjun tersenyum teduh melihat adengan romantis di depan dirinya. Yangyang mengubah ekspresi wajahnya menjadi tersenyum bangga atas ucapan jisung

"Sudahkah? Tidak perlu emosi dengan ini semua. Jisung mempertanggungkan jawabnya dengan baik! Bagus jisung aku bangga dengan dirimu!" Kun menepuk pelan bahu lebar milik jisung

"Huh tpi! Aku masih marah kepadamu Chenle!!" Yangyang melipat kedua tangannya di dada menunjukan ekspresi merajut. Chenle mengangkat wajahnya dengan hidung yang memerah habis menangis

"Kenapa? Apakah jisung meragukan dirimu?!"

Yangyang menggeleng pelan, tangannya mengambil tangan milik Kun yang berada di bawah meja, ia mengangkat tangan itu di udara mensejajarkan tangan kun dengan tangan milik yangyang

"Kau tidak datang ke acara pernikahanku dan kun-ge!!"

Chenle menatap tidak percaya kepada yangyang "kau sudah menikah?!!! Kenapa tidak memberi tahuku!!!"

Young Papa  ( Jichen ) END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang