Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebelum keluar dari Van, Harua ngecek lagi to do list selanjutnya dalam rangka menggoda Jo. Ini lumayan bikin merinding sih kata-kata nya. Tapi, Nicholas nyuruh Harua buat centil biar Jo tau kalau sosok Harua emang ada.
Selalu ada saat doi butuh.
Gampang mah ini.
Keliatan banget Harua semangat ngambilin Jo botol minum waktu break pertama latihan. Meski dirinya ngosan-ngosan dia tetep lari tuh buat ngasih botolnya ke Jo.
Dia kaget dong liat Harua bertingkah kayak gitu. Tapi, dari belakang Kei bawain juga botol minum buat Jo.
"Botol minum Lo mana?" Tanya Jo ke Harua sebelum menerima pemberian dari keduanya.
Harua mukul jidatnya sendiri. Dia lupa ngambil buat dirinya. Alias doi cuma ngambil buat Jo.
"Buat Lo aja, Kak Kei udah ngambilin buat gue," ucap Jo ngebuat Harua pergi dari sana secara loyo. Mendekat ke arah member lain. Terlihat dia jatuh langsung ke dekapan Maki yang dari tadi asik ngobrol sama Yuma.
"Eh kenapa Lo?" Maki bingung.
"Jangan tanya," cibir Harua dari balik dada si maknae. Kemudian beberapa detik kemudian masih dalam posisi wajah yang dilengkupkan pada dada Maki. Pria itu berteriak. Suaranya sedikit terendam tapi Nicholas sama EJ langsung gabung buat ngecek keadaan Harua.
"Kenapa lagi?" EJ tanya dibales gelengan tidak tahu oleh Yuma dan Maki yang dari awal di sana.
Pelukan Harua pindah ke Nicholas. Dia meluk leher rekannya itu terus berbisik. "Kak, gue bodoh banget."
Nicholas terkekeh geli sama kelakuan bocah satu itu. Setelah kecerobohan malam kemarin yang mengundang Sasaeng. Harua sepertinya melakukan hal bodoh lain yang belum Nicholas ketahui.
"Masalah Jo?" Tanya sang tertua berbisik mendapat anggukan dari Harua. Posisi mereka masih berpelukan. Gak sengaja Nicholas ngelirik EJ yang keliatan bete. Dia jadi bingung harus gimana sekarang.
🍙🍙🍙
Break kedua. Jo memasuki ruang kumpul untuk mengambil beberapa barang. Namun, dia terkejut melihat Harua berdiri di dalam seperti menunggu nya. Mencoba untuk bodo amat, Jo masuk mengingat tujuan awalnya.
Dengan sigap Harua menghalangi jalan Jo. "Nyari apa? Handuk?"
Pria yang lebih pendek dari Jo itu memberikan Jo handuk putih yang biasa digunakan untuk menyeka keringat. Tapi Jo tidak menerimanya karena bukan itu yang dia butuhkan.
"Bukan, gue—
"Minum? Nih," Harua menyodorkan dua botol air mineral. "Kali ini gue gak lupa ngambil buat diri sendiri."
"Bukan—
"Ouh, Lo butuh Nasi? Pasti laper ya? Tenang aja gue udah beliin Lo onigiri," bener perkataan Harua. Dilihat dia juga menunjukan 5 bungkus onigiri.
Jo menghela nafas. "Harua..."
"Apa? Bukan juga?" Kali ini bocah itu meraih benda lain yang setelah dilihat adalah baju ganti.
Jo lumayan terkejut karena Harua memiliki baju gantinya. Tak diambil pusing pria itu menerima setelan kaos oblong yang memang menjadi tujuannya dari awal.
"Makasih."
Namun, Harua kembali bertingkah. Dia berlari menuju pintu. "Ruang ganti penuh karena 24 Kumi juga di sana. Ganti di sini aja. Gue jagain pintunya."
"Gak, gue mau di ruang ganti," ucap Jo berusaha menyingkirkan Harua dari pintu.
"Kenapa? Kan kita sama-sama cowo."
"Gue gak pernah ganti di depan orang lain, minggir mau lewat."
Harua kekeuh mempertahankan posisinya. "Kenapa? Malu karena gak punya sixpack?"
Jo mulai kesal. Dia deketin wajah nya ke Harua buat nunjukin raut nya kalau mulai emosi kayak gimana. Meski bikin Harua nelen ludah, dia tetep ngoceh buat ngeledek.
"Gausah malu kali kak! Sixpack bukan patokan buat cowo."
Deg!
Ocehan Harua seketika berhenti saat tangannya diarahkan untuk memasuki kaos Jo yang basah karena keringat. Ia merasakan benda di balik kaos itu.
"Sixpack ini yang Lo maksud?"
Kriet...
Karena terlalu kaget. Harua gak sadar lepasin tangan satunya dari gagang pintu. Ngebuat pintunya perlahan kebuka. Serta kebetulan member 24 Kumi yang lagi lewat juga ikutan mematung karena ngelihat posisi sus antara Jo dan Harua.