"Kenapa kamu jadi mengurusi masalah keluarga saya?" Tambahnya.Ding!
"...Bukan masalah keluarga anda Mr.Carez, ini tentang masalah keegoisan dan keserakahan anda sendiri."Keduanya menoleh ke arah pintu cafe.
"Dokter?" - Jeano.Tebak siapa yang datang? Ya, Dokter Haikal.
Pria berusia kepala empat yang masih terlihat gagah itu berdecak meremehkan. Haikal duduk di kursi sebelah Jeano. Jeano masih menatap sengit pada Carez, Haikal jelas tahu Jeano sedang menahan amarahnya.
Sungguh, mendengar cara bicara Mr.Carez yang tidak memiliki rasa bersalah sedikitpun membuat Jeano gemas sendiri ingin mencabik wajah pria itu sampai hancur.
"Jean..." Haikal menepuk lutut Jeano di bawah meja, Jeano berdehem.
"Setidaknya akui kesalahan anda tuan..." Jeano meremas ujung kursi menyalurkan ketidak-sabaran nya menghadapi Mr.Carez.
"Kesalahan apa?! Kalian semua memojokkan saya! Tidak Louise, kalian juga? Apa kalian mau menyalahkan saya atas kematian anak saya sendiri? Renjana meninggal karna anda sendiri Jeano, harusnya kamu berlutut dan memohon maaf di bawah kaki saya, karna kamu, Renjana harus tewas secara mengenaskan."
"Shut up your f*cking mouth!!"
SRETT!!
"DOKTER!"
Haikal mencengkram kerah jas yang dikenakan Carez, mendorongnya hingga terpojok ke dinding cafe, bahkan kursi yang diduduki nya semula terlempar saking kerasnya Haikal mendorong tubuh pria itu, tatapan menusuk Dokter muda itu benar-benar seperti akan membunuhnya.
Haikal benar-benar sudah muak dengan omong kosong pria di depan nya.
Namun Carez tidak melawan, ia menunjukan seringaian nya saat menemukan kelemahan pemuda yang terpaku di tempat saat ini.
"Renjana mungkin memaafkan anda, tapi tidak dengan saya.. Saya ayah kandung Renjana.. Saya berhak membuat anda bertekuk lutut untuk memohon maaf dari saya. Jeano..."Haikal semakin menekan cengkraman nya pada kerah pria itu hingga pria berusia kepala 4 terbatuk, Jeano hendak menghentikan Haikal namun empat pria berseragam mulai masuk ke cafe itu dan menyingkirkan Haikal dari Mr.Carez.
Haikal melepaskan cengkraman nya, melihat Carez yang menyunggingkan senyum ke arah Jeano. "Saya tunggu waktunya."
"Satu lagi Jeano... satu lagi, jika sampai anda berani melawan peringatan saya... jika sampai kalian membocorkan semua ini pada Louise...,
..Saya tidak segan-segan untuk mengambil jasad anak saya dari makam nya untuk di bawa ke Jerman, Persetan tulang-belulang nya. Kalian tidak ingin mendapati tanah makam Renjana yang kosong kan...,?"
Carez mengancam sebelum berjalan keluar dari cafe itu diiringi para anak buahnya.
Jeano memijat pelipisnya yang semakin terasa pening.
"Hell yeah..."__________________________________________________________________________________
Naren menggigiti kuku jari nya seraya berjalan mondar-mandir.
Saat ini Naren tidak berada di Mansion, melainkan di rumah berdesain simpel yang ia beli beberapa bulan lalu, ia memilih untuk tinggal di sana dan tidak pulang ke Mansion untuk beberapa hari.
Naren sedang ditodongkan ancaman dari Raskal. Ia khawatir mantan rekan nya itu mengusik teman-teman nya atau bahkan keluarga nya.
Ya.. soal mengapa ia memilih untuk tidak pulang hari ini, entah bagaimana reaksi Jeano jika ia pulang dengan keadaan tubuh penuh luka seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Broken Fate || 2024 - 2025
Novela Juvenil[Sekuel dari 1.Broken Hope, PINDAH KESINIII !!] Hukuman bagi dia yang menentang takdir semesta. Mereka bilang pengorbanan adalah jalan terbaik, nyatanya pengorbanan hanya menciptakan goresan rasa bersalah yang menghantui. ⚠️w // harsh words • [Cerit...