4: Love & Hate Relationship

10 6 0
                                    

"...G-gue udah ga punya siapa-siapa Ndy... Bunda Tiffani udah meninggal..."

Andy menundukan kepalanya, bahu nya terasa lemas mendengar ungkapan dari bibir yang bergetar itu.

Sebesar apapun kebencian yang terpendam, tak akan dapat menyaingi rasanya kehilangan yang mendalam, terutama yang meninggalkan mu adalah orang yang pernah ada untuk dirimu.

Chelio, ia yang rapuh dan berusaha bangkit sendiri.

Seorang pemimpi yang kehilangan jejak mimpinya.
Ia yang selalu di anggap tidak bersyukur atas yang ia miliki.

dan dia... yang memiliki luka mendalam karna rasa kecewa, dan kehilangan.

Jangankan keluarga yang menyayanginya, seorang wanita berhati licik yang memanfaatkannya sudah tak ada lagi.

Ia benar-benar sendirian.

Dan ingin menyerah.

Andy mengepalkan tangannya, ia berusaha acuh dan tak memperdulikan kata-kata sahabatnya dan segera melenggang pergi dari ruang rawat VIP itu hingga suara tangis semakin histeris terdengar dari luar.

Tidak, Andy tidak benar-benar meninggalkan Chelio. Ia menutup pintu ruang rawat itu dan terduduk di balik pintu, air matanya menggenang mendengar tiap umpatan dan tangis histeris Chelio di ruang rawatnya.

Tangisan yang benar-benar menyesakan.

Andy berusaha mengabaikannya. Bukan tidak peduli, ia mengerti, sangat mengerti, sakit yang di alami Chelio sekarang begitu dalam. Ia pun pernah berada di posisi Chelio dulu.

Dan Andy tahu, tahu semenyakitkan apa rasanya menangisi kepergian orang yang di benci, walaupun semuanya hampa, dan telah disadarinya bahwa luka itu sama sekali tidak berguna.

Ia berusaha mengabaikan Chelio, karna tak ingin mendengar tangisan ini untuk yang kedua kalinya, ia bermaksud membuat Chelio menguatkan dirinya sendiri hingga semua hal yang terjadi selanjutnya... mati rasa.

Mati rasa seperti yang di rasakannya, dan ia rasa.. itu lebih baik.

Namun kau salah.. Andy.

__________________________________________________________________________________

Hampa rasa tanpa dirinya, semilir angin membawakan pesan rindu pada mu, yang telah melangkah pergi ke tempat yang tak dapat di gapai lagi.

sebuah buket bunga lepas dari tangan nya.

"Renjana..."

'Gue usahain lebih sering kesini, kalau bunga nya tumbuh... gue anggap lo bener-bener maafin gue, boleh kan Ren?'

Ini adalah minggu ke tiga setelah Jeano menanamkan sebuah bibit mawar di makam sahabatnya, Renjana.

Malaikat yang terlahir dan terbuang dengan ketidak sempurnaan nya, malaikat yang tumbuh bersama dan untuk sahabatnya, selama ini.

Merindukan nya? Jeano bahkan merasa tak pantas untuk menemuinya.

Jeano mendekati makam itu, berlutut disebelahnya, batu nisan nya terlihat kotor karna debu dan dedaunan kuning, Jeano menyingkirkan beberapa dedaunan yang  mengotori tanah makam itu, ia meletakan buket bunga kecil yang ia bawa dan diletakannya di sebelah mawar yang tumbuh di makam itu.

2. Broken Fate  || 2024 - 2025Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang