CHAPTER 01

645 77 1
                                    

Lisa POV

"Lalisaaa! Bangunlah dari rasa malasmu, atau kamu akan terlambat untuk penerbanganmu ke Seoul!" kata ibuku.

Saat ini aku tinggal di Busan bersama ibu dan ayahku, tetapi seperti yang kamu lihat, aku pindah ke Seoul untuk belajar fotografi di Universitas YG. Ya, fotografi. Aku berencana untuk mengambil jurnalisme karena akan njuga menyukainya, tetapi aku memutuskan untuk tetap berpegang pada apa yang aku kuasai, dengan apa yang biasa aku lakukan, dan dengan apa yang aku senangi dan ingin lakukan.

Ini hari Minggu pagi, aku baru bangun karena ibuku terus membentakku. Aku sudah mengemas barang-barangku tadi malam karena aku tidak ingin melupakan apa pun. Aku sudah mandi karena tidak ingin sarapanku menjadi dingin. Aku ingat... ini akan menjadi sarapan terakhirku di sini sebelum aku berangkat ke kampus.

Saat menuruni tangga, aku melihat ibuku dengan sabar menungguku di meja makan. Kamu pasti bertanya-tanya di mana ayahku? Ya, dia sedang bekerja. Dia selalu bekerja dan jarang pulang karena pekerjaan.

Terkadang aku berpikir, 'Apakah dia benar-benar sedang bekerja? Apakah dia lupa kalau dia punya istri dan anak perempuan? Apakah dia lebih menghargai perusahaan itu daripada keluarganya?'

Maksudku, bukankah kalian berpikir bahwa pulang larut malam, menemui keluargamu meskipun mereka sudah tidur, lebih baik daripada pergi ke kondominiummu sendirian... atau begitulah yang kupikirkan? Lagi pula, aku tidak berharap dia mengantarku ke bandara meskipun dia bilang begitu. Aku lelah berharap dia akan datang.

Saat berjalan menuju meja makan, aku melihat air mata meninggalkan mata ibuku.

"Mom? Apakah kamu baik-baik saja?" kataku.

Ibuku menatapku terkejut. Mungkin dia tidak menyadari kedatanganku.

"I-Iya sayang, aku baik-baik saja" ucap ibu, dia berhasil tersenyum namun tetap tidak bisa menyembunyikan rasa sakit yang terlihat jelas di matanya.

Aku heran kenapa… daripada bertanya aku malah membiarkannya begitu saja padahal rasa penasaran membunuhku. Aku balas tersenyum pada ibuku dan kami makan. Saat ini kami sedang makan... baik ibu maupun aku tidak memulai percakapan, well... tidak sampai ibu angkat bicara tiba-tiba.

"Daddy-mu bilang dia tidak bisa mengantarmu pergi tapi dia menyuruhku memberitahumu bahwa dia mendoakanmu semoga beruntung" kata ibuku.

"Seperti yang kuduga," gumamku.

"Apa?" ibuku bertanya.

"Oh, tidak ada Mom!" Aku berpura-pura tersenyum.

"Baiklah bersiaplah dan ambil kopermu agar aku bisa mengantarmu ke bandara. Ini sudah jam 08.20. Penerbanganmu jam 09.00! Cepat sekarang!" kata ibuku sambil mendorongku ke kamarku.

Di bandara...

"Jaga diri oke? Jangan lupakan aku!" ibuku menangis seolah-olah dia baru berusia 12 tahun.

"Tentu saja tidak, Mom, jaga diri juga" kataku.

Ibuku tersenyum dan berkata "Aku mencintaimu Lalisa, jangan pernah lupakan itu".

Ibuku mulai menangis, begitu pula aku.

"Iya Mom, aku juga mencintaimu" Aku mencium ibuku dan memeluknya untuk terakhir kalinya sebelum aku pergi.

Kami mengucapkan selamat tinggal dan aku langsung menuju ke pesawat yang ditentukan.

Time skip

Aku di sini, di depan Universitas YG.

"Wah, kampus ini besar sekali dan oh indah sekali" kataku pada diriku sendiri.

The Professor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang