CHAPTER 03

719 80 3
                                    

Lisa POV

Bel berbunyi.

Kami baru menjalani setengah hari tetapi besok kami akan mengadakan kelas reguler.

Ms. Kim memutuskan untuk memberhentikan kami lebih awal karena dia ada rapat yang harus dihadiri.

Sebelum dia pergi, dia memanggilku.

"Bersiaplah untuk hukumanmu" bisik Ms. Kim.

Aku akui, aku sebenarnya gugup dengan hukuman yang akan aku terima nanti.

'Lain kali aku akan keluar lebih awal kalau aku sarapan di luar' kataku dalam hati.

"Hei Lisa! Kami pergi sekarang!" Ucap Jisoo sambil menggenggam tangan Rosé.

"Oke! Berhati-hatilah dan semoga kencanmu berhasil!" kataku lalu menyeringai.

Aku tahu mereka berkencan, maksudku lihat saja mereka!

"Bagaimana kamu---" Aku memotong Rosé.

"Sudah jelas" kataku sambil menyeringai.

"Oh baiklah kalau begitu aku harus pergi, aku masih ada hukuman nanti" ucapku lalu pamit.

Tapi sebelum aku mengalihkan pandangan, aku mendengar mereka mengatakan sesuatu tentang 'seks' dan 'hukuman' sambil tertawa.

Tapi sebelum aku bertanya apa maksudnya, mereka sudah berlari sambil bergandengan tangan.

"Bye Lisa!" mereka berteriak serempak.

Aku melambaikan tangan kepada mereka meskipun mereka tidak melihatnya dan memutuskan untuk berjalan ke apartemen.

Aku memikirkan tentang apa yang mereka berdua bicarakan. Memikirkan tentang aku dan Ms. Kim berhubungan seks terlintas di benakku. Jantungku berdetak lebih cepat, entah kenapa aku merasa seperti ini terhadap Ms. Kim dan dia bahkan tidak ada di sini. Membayangkannya membuat perutku bergejolak dan aku tidak mengerti kenapa.

Aku mengangkat bahuku dan memutuskan untuk terus berjalan.

Aku kini sudah berada di depan pintu apartemen kami. Harus kuakui, aku sebenarnya gugup. Memikirkan hukuman apa yang bisa diberikan membuatku merinding.

Aku membuka pintu dan mendapati Ms. Kim yang masih mengenakan pakaiannya tadi sambil memegang segelas wine menghadap ke jendela kaca sambil memandangi pemandangan.

Aku diam-diam mengambil fotonya lalu menyembunyikan kameraku. Aku memutuskan untuk memeriksanya nanti setelah hukuman.

Setelah aku menutup pintu dia bertanya, "Kenapa kamu lama sekali?" sambil menyesap wine-nya.

"Uhm a-aku baru saja m-mengambil beberapa foto kampus" sial, kenapa aku gagap?

"Uhuh" ucapnya lalu menghadap ke arahku.

"Sekarang waktunya untuk hukuman," katanya tetapi sebelum aku menjawab, dia menekanku ke dinding menyebabkan rasa sakit yang luar biasa di punggungku.

"Kamu tidak tahu betapa laparnya aku padamu" ucapnya lalu menciumku dengan kasar.

Tidak butuh waktu lama hingga kini aku membalas ciuman laparnya.

"Kamu juga tidak tahu betapa laparnya aku padamu" ucapku di sela-sela ciuman kami sambil membalikkan posisi, aku menjepitnya.

Aku bisa merasakan tonjolanku mengeras. Sambil berciuman dia mendorongku ke kamarnya dan membuka pintu.

Dia mendorongku ke tempat tidurnya dan menutup pintu. Kemudian dia naik ke atas tubuhku dan mulai menciumku dengan kasar dan lapar. Tanganku menelusuri dari punggungnya ke pantatnya, meremasnya hingga membuatnya mengerang.

The Professor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang