O5. Logistik pt. II

76 13 3
                                    

Kara melirik ke kanan dan kiri, ia melihat pesertanya sudah hadir dan berbaris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kara melirik ke kanan dan kiri, ia melihat pesertanya sudah hadir dan berbaris. Namun peserta pletonnya belum ada yang menampakkan batang hidung.

Di ujung parkiran, ada kakak pembimbing dan panitia keamanan yang mengarahkan tiap peserta ke pletonnya.

Sementara itu, lewat mic panitia logistik sudah berteriak menyuruh peserta Diksarlin lari dan cepat mengambil posisi.

"Jiw, lo ke depan sana, arahin maba pleton 23," tepuknya pada Jiwa. "Gue mau ambil absen dulu ke Kak Sena,"

"Ogah ah, mager gue," sentaknya cepat.

"He, sana pergi! Nanti kalo maba pleton kita ada yang nyasar gimana?"

"Ck, yaudah biarin," Balasan ogah-ogahan Jiwa itu mengundang Kara untuk mencubitnya. "Aduh-apa sih, Ra? Sakit woy!" protes cowok itu. Bibirnya terkatup rapat tatkala Kara memandang datar.

"Cowok bukan sih lo?"

Jiwa mendengus kasar, "Gender banget lo. Yaudah iya, gue ke sana. Tapi gue nitip bawain sunscreen ya? Panas banget gila, lama-lama belang gue." ujarnya menunjuk wajah dan leher yang memerah. "Bisa luntur ketampanan gue,"

Mata bulat itu merotasi jengah, "Iya ntar gue bawain, udah lo sana," dorong Kara agar Jiwa menjauh. Selanjutnya ia datang menghampiri Sena di pinggir lapangan.



"Pastiin semuanya absen, oke?" tunjuk Sena sembari memberi sebuah kertas kepada lima anggotanya.

"Oke!

Kara mendengarkan seksama tapi ia tidak menjawab Sena, terlalu sibuk merogoh botol putih dari tas.

"Akara?" panggil Jiwa karena Kara tidak menyahut.

"Aduh, iya. Siap, Kak!" balasnya lalu menyerahkan tas hitam itu kepada Dipta setelah menemukan benda dicarinya.

Dipta dan Farhan lalu pamit menaruh tas panitia Kompi Endra ke meja yang di depan ruang HMJ AB pada Sena. Biar tidak tercampur dengan milik maba.




"Sena, gimana kalo ada yang gak dateng?" tanya Garda yang datang entah darimana. "Belum aja mulai, tapi nih maba kelompok gue udah ada yang ngasih tau temennya gak dateng," keluhnya.

"Alasannya?" Sena menjilat bibirnya dan mendengarkan dengan seksama.

"Sakit dia,"

"Oh yaudah, ntar susulan aja. Minta dia hubungin lo kalo mau ambil logistik," lanjut Sena sangat pandai menguasai situasi.

"Oke oke. Paham gue," Garda mengangguk.

Kara berdecak kagum. Tak salah kalau Sena menjabat sebagai ketua umum komisi I di MPM, sangat mengayomi dan tenang. Kerennya <3

Kara kembali memfokuskan matanya ketika Sena mengacungkan hp.

"Eh, Farhan mana? Tadi gue suruh ambil absen tuh anak," Garda menoleh ke sekitar.

Redamancy [𝔧𝔢𝔫𝔯𝔦𝔫𝔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang