O3. Real Boy

64 15 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Hari demi hari berlalu, Diskarlin sudah di depan mata.

Beberapa kali Kara harus menghadiri rapat kepanitiaan secara online yang diadakan ketua pelaksana dan dosen pengawas. Rapatnya membahas peraturan selama Diksar yang harus dipatuhi panitia dan panduan-panduan selama di lapangan nanti.





Pak Billy, dosen Administrasi Bisnis yang menjadi ketua pengawas, mengingatkan para pembimbing agar tidak terlalu tegang dan memberi semangat yang diselingi dengan gurauan.

"Panitia yang jadi kakak pembimbing tuh semangat banget ya kuliah di Polanta sampe ikut diksar dua kali,"

Begitu ucapnya melalui mic Zoom meeting yang memicu tawa dari panitia divisi lain. Seluruh panitia itu seperti mengikuti diksar dua kali sebetulnya, hanya saja memang pembimbing yang diharusnya berinteraksi langsung dengan peserta didik dan tentara pengawas.





Beliau juga mengingatkan agar divisi logistik, konsumsi, kesehatan, keamanan dan pubdok selalu bersiaga dan bertanggung jawab dengan jobdesknya nanti ketika pelaksanaan Diksarlin. Tanpa kerjasama yang baik dari divisi-divisi itu kegiatan Diksarlin tidak akan berjalan lancar. Ia juga memuji ketanggapan divisi yang sudah bekerja menyiapkan kelengkapan diksar seperti divisi acara, humas dan perkap.





***





Kara sudah mengetahui nama-nama adik tingkat yang akan dibimbingnya lewat pdf yang dikirim Sena. Ya, intinya dia nanti harus membimbing dua pleton di waktu yang berbeda bersama Jiwa, lelaki pujaannya selama ini.

Selama beberapa hari ini panitia kompi Daksa berbincang lewat aplikasi chat. Tidak seperti divisi lain yang diwajibkan bertemu untuk mengurus segala hal.

Satu hari setelah pembentukan grup chat, Ayudia mengajak meet up di salah satu cafè tapi hanya sedikit yang menyanggupi karena kesibukan lain. Terutama Sena, sebagai penanggung jawab, ia harus lebih banyak bertemu orang dan mengikuti rapat ini itu.

Alhasil pembimbing kompi Daksa baru bisa bertemu dan berkenalan secara langsung hari ini. Mereka langsung akrab.

Dipta yang memperkenalkan typing ganteng di grup itu---atau lebih tepatnya bahasa alien menurut Martin-- ternyata tidak sedingin itu dan mungkin lebih gila dari Nanda yang suka ceplas-ceplos.

Kara kira para kating di kompi itu sejenis buaya seperti Bisma yang gombal sana-sini. Taunya mereka cukup lurus dan dewasa. Hanya Jiwa saja satu-satunya yang suka merasa sok ganteng disini.

Lebih lanjut, tiga gadis lainnya agak jauh dari harapan Kara. Mereka jauh lebih kalem, tidak seperti Kara yang baru sampai sudah membuat kisruh.


"Kak, gue tonjok ya lu?" Mata Kara melotot ke arah Bisma yang langsung mengganggunya sejak ia tiba di Graha. "Stop noel-neol kuping gue!" Dapat sial apa Kara harus duduk berdampingan dengan kompi Cetta, kompi yang menaungi Bisma.

Redamancy [𝔧𝔢𝔫𝔯𝔦𝔫𝔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang