O2. Jiwa Cakrawala

79 16 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Pukul sembilan, seluruh panitia Diksarlin 2024 dari delegasi BEM, UKM, HMJ dari setiap jurusan serta Komunitas menghadiri arahan dari Wakil Direktur I dan pihak Jasdam II/Antasena, instansi militer yang sudah bekerja sama dengan Polanta sejak dulu.







Ketua pelaksana terpilih juga sempat memperkenalkan diri dan berpidato singkat di awal acara.



Kara berusaha menyimak arahan yang berikan meski rasa kantuk menyerang. Matanya sesekali mengerjap untuk mengembalikan kesadaran diri.



Sesekali Kara melirik kearah perwakilan Simpony dimana ada Eka dan Maya di dalamnya.



Dia mencatat beberapa poin yang penting sembari beberapa kali menguap di balik maskernya.


"Aduh, lama banget ini," keluh Kara yang bisa didengar Liam, cowok itu menarik garis bibirnya menjadi senyuman.

"Tau njir, mending Zoom aja gak sih bisa sambil rebahan," Liam sedikit meregangkan tubuhnya.

"Encok gue lama-lama," sahut Kara lagi.

"Masker lo gak di buka aja, Ra?" tanya Ryan mengundang perhatian dari perwakilan EDS yang lain.

"Iya nih, gak sesek apa?" timpal Marlo sedikit aneh. Bukannya COVID-19 sudah usai sejak beberapa bulan lalu?

Kara tersenyum canggung lalu membuka maskernya, "Enggak juga sih, udah terbiasa soalnya jadi agak aneh aja kalo gak pake," jawabnya.



Kara baru pagi ini berkenalan dengan empat perwakilan lainnya, masih ada sedikit rasa canggung diantara mereka. Kelima pemuda itu berusaha mengerti Kara yang butuh waktu untuk beradaptasi.




"Padahal cakep begitu, malah ditutupin," sahut Bisma yang disebelah Ryan. "By the way, lo udah ada pacar belum?"

Kara melongo tiba-tiba mendapat serangan gombal dari cowok Teknik Sipil seperti Bisma. Sedetik kemudian matanya mengerjap lalu terkekeh pelan. "Ada sih, cuma lagi kerja di Korea," guraunya.



Bisma awalnya merasa sedih mendengar penolakan Kara tetapi langsung tersenyum lebar, "Gue siap kok jadi selingkuhan, cowok asli lo kan cuma halu,"

Kara mencibir pelan, sementara itu Bisma sudah disoraki Deri, teman satu jurusan Bisma.

"Gak usah, Ra. Dia ceweknya sekabupaten," ultimatum Deri yang langsung dikompori Marlo.

"Udah rata seluruh cewek Teknik Sipil kena gombal Bisma. Mau kating kek, maba kek pokoknya gas,"

"Duh, yang kek Bisma gini cocok buat jadi tumbal proyek," timpal Ryan diakhiri dengan gelengan kepala.

"Iya lagi, apalagi kepalanya tuh udah cocok banget masuk ke adonan semen," pungkas Deri yang berhasil memecah tawa para delegasi EDS itu.

Redamancy [𝔧𝔢𝔫𝔯𝔦𝔫𝔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang