Malam menyelimuti langit
bertabur bintang
Serena dan Athariz,
terbaring dalam diam.
Satu ranjang namun terpisah jarak,
Hati mereka berbisik,
namun tak terucap.Serena, dengan rambut panjangnya yang terurai Menatap langit,
memikirkan hari yang akan terjadi nanti,
Senyumnya yang manis kini terukir pilu.Athariz dengan punggung tegak,
mata terpejam,
Merasakan detak jantungnya
berdebar kencang.Kamar mereka hening,
hanya napas yang terdengar,
Menyiratkan kerinduan,
yang tak terucapkan.
Serena, meringkuk di selimut,
Mencoba menghangatkan hati
yang terasa dingin.
Athariz berbalik badan,
Mencoba mendekat, namun urung.
Dia takut, jika hatinya terbuka,
Maka akan terluka,
jika cintanya tak terbalas.Malam semakin larut,
Namun tak ada kata yang terucap.
Hanya deru angin yang menemani mereka,
Menyiratkan kesedihan
yang tak terlukiskan.
Serena tertidur dalam kesunyian,
Athariz terjaga dalam diam,
Mencoba memahami,
perasaan yang tak terungkap.Satu ranjang, namun terpisah dunia,
Serena dan Athariz, terjebak dalam kesunyian..***
Serena membuka mata,
Dan melihat sampingnya ;"Dia sudah bangun, ya.?
huamm...."Mentari pagi menyapa langit biru membentang, Cahaya emas menyinari dunia yang baru terbangun.
Serena terbangun dengan
senyum yang merekah,
Menyambut hari baru.Dia beranjak dari tempat tidur,
Menarik selimut dengan lembut,
Memandang cermin,
dengan mata yang berbinar,
Menata rambutnya yang coklat panjang dengan penuh perhatian.
Serena dengan seragam
kantornya yang rapi
Menampilkan aura profesional
yang tak terbantahkan.
Jaketnya yang berwarna biru
Menyerasikan dengan rok pensil
yang menawan hati.Dia mengenakan sepatu hak tinggi
Yang membuat langkahnya anggun
penuh percaya diri.
Tas tangannya yang elegan Menyimpan semua kebutuhannya untuk
menghadapi hari.
Serena, dengan senyum yang menawan,
Menatap dirinya di cermin,
Dia siap untuk menghadapi hari.Dia mencium aroma kopi
yang harum semerbak,
Menandakan bahwa hari baru telah tiba.
Serena, dengan langkah yang ringan,
Menuju dapur, untuk menikmati sarapannya.Setelah Serena sampai diruangan makan, ibu ayah dan Athariz sudah duduk dengan manis menunggu kedatangannya.
"Maaf menunggu lama."
"Tidak apa apa, nak Serena."
Serena duduk disamping Athariz,
menyantap roti panggang
dengan selai stroberi."Ayah dan ibu akan keluar kota selama seminggu. Jadi tolong, bersikap baiklah dirumah Cardeliion."
"Huh? Kenapa tiba-tiba sekali?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Marriage (SERENA)
RomanceSerena dan Athariz berdiri di altar, terikat janji suci pernikahan yang terasa hampa. Senyum tipis menghiasi wajah mereka, menyembunyikan hati yang penuh luka. Pernikahan ini hanyalah sebuah formalitas, sebuah sandiwara yang harus mereka jalani de...