Setelah beberapa waktu lamanya.
Acara pernikahan selesai dengan penuh suasana yang baik meskipun.ini Serena harus menuju pulang kerumah yang bahkan tidak pernah ia tempati.
Rumah Cardellion yang megah dan layaknya seperti istana.Setelah beberapa jam perjalanan,
Sampailah dirumah besar Cardeliion,
Mereka disambut dengan pelayan berbaju putih, dan bodyguard jas hitam dengan kacamata simple gaya gelap.
Melihat kedatangnya mereka, seluruh pekerja dalam rumah menundukkan kepalanya sebagai tanda penghormatan untuk tuan rumah. karpet merah mewah dilantai untuk menyambut langkah kaki masuk,
menuju keruang tamu ."Selamat datang dirumah kita, Nak Serena" senyum sapa hangat ibu terhadap menantunya.
"Ya." Jawab Serena dengan senyum tipis, meskipun isi hatinya ingin berteriak dan menangis.
"Panggil saya ibu, kan kita sudah berkeluarga." Teguk ibu tersenyum.
"Baik, Bu"
"Panggil saya ayah mu juga ya." Selah ayah yang ada disamping ibu.
"Baik , ayah."
"Pasti kalian sangat lelah kan? Kalian harus istirahat ya."
"bisakah saya menginginkan satu hal?" Imbuh gelisah Serena mengangkat tangan kanannya.
"Tentu saja nak? Apa yang kamu inginkan?"
"Saya mohon Bu, sembunyikan pernikahan ini." dengan memohon, menutup matanya dengan kencang.
Ibu dan ayah saling bertatapan dengan senyum tipis mereka. Ayah merangkul bahu ibu dan melirik ke arah Serena.
"Baiklah, kami mengerti. Sekarang pergilah kekamar kalian." Perintah ayah dengan Senyum menyipitkan matanya.
seorang pria berkacamata hitam kotak,
mengenakan kemeja putih lengan panjang, rompi hitam, dan dasi hitam mengarah ke arah Serena yang berdiri disamping Athariz dengan sedikit jarak."Salam nona, saya adalah Glean. Asisten pribadi tuan Athariz. saya akan membantu nona menuju pintu kamar." Glean menundukkan kepalanya pada Serena, telapak tangan menyentuh dada, dan bernada suara halus.
"Terimakasih"
Tiba-tiba, datang dua pelayan wanita pada Serena yang membantu mengangkat gaun putih kembangnya untuk berjalan.
Serena dan ketiga pelayan tersebut sudah berjalan jarak jauh dari Athariz dan keluarga. Athariz duduk disofa dan menentangkan tubuhnya untuk bersandar.
Matanya mulai tertutup, alis mengerut, terlihat dari wajahnya mengakui kelelahan."Ibu, ayo kita mandi sama.. ayah sudah gerah"
"Haha , ayah.. ibu harus selesaikan sesuatu dulu."ibu meninggalkan ruangan tamu. Dan ayah melihat wajah kekhawatiran yang mendalam diwajah putranya. Sigap ayah duduk dikursi utama khusus untuk tuan rumah.
"Semua baik-baik saja?"
"Tidak."
"Apa kau khawatir tentang wanita itu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Just Marriage (SERENA)
RomantizmSerena dan Athariz berdiri di altar, terikat janji suci pernikahan yang terasa hampa. Senyum tipis menghiasi wajah mereka, menyembunyikan hati yang penuh luka. Pernikahan ini hanyalah sebuah formalitas, sebuah sandiwara yang harus mereka jalani de...