Six

50 10 1
                                    

Hogwarts, 1996.

Sungguh entah kenapa takdir sering mempertemukannya dengan gadis Lovegood. Dia sedang berjalan-jalan di pinggir danau hitam, mempersiapkan diri karena sebentar lagi, dia harus menjadi pembunuh. Tapi dia harus bertemu dengan Luna.

"Halo Malfoy," Draco menatap datar Luna yang berada dihadapannya. Menyapa dengan ramah.

"Tidak bisakah kau berpura-pura tidak tahu aku?" Tanya Draco geram.

"Aku han-"

Terlambat.

Draco sedang tidak ingin basa-basi, dia dengan kasar merebut buku yang dibawa oleh Luna, dan dengan cepat melempar buku itu ke dalam danau.

"Itu adalah buku, jika kau sekali lagi mendekatiku, bukan tidak mungkin dirimu yang aku lempar ke sana," ancamnya. Lelaki pirang itu pergi meninggalkan Luna yang masih mematung melihat bukunya yang sudah pasti basah karena air.

"Brengsek!" Scorpius mengumpat dengan keras ketika matanya tidak sengaja melihat kelakuan ayahnya.

"Scor," tegur Selene yang sebenarnya dia juga kesal.

"Kau lihat kan? Daddy benar-benar menyebalkan disini, aku tidak menyukainya," ucap Lysander kesal.

"Hentikan ocehanmu, kita temui Mom sekarang," ucap Selene.

"Luna," sapa Scorpius ketika mereka sudah mendekati Luna.

"Hai, Selene, Scor, Lysan," sapa Luna dengan ramah, masih dengan dirinya yang sibuk mengeringkan bukunya.

"Maaf, kami tadi tidak langsung menolongmu dari Malfoy," ucap Lysander menyesal, sedangkan gadis Lovegood itu hanya tersenyum kecil.

"Bukan salah kalian, ini salahku karena tidak melihat suasana hati Malfoy, maka itu dia marah padaku," mereka bertiga tertegun, yang salah disini adalah Draco, tapi Luna dengan wajah teduhnya justru merasa bersalah.

"Tuhan aku minta maaf, tapi saat melihat ini aku merasa Mom terlalu baik untuk Daddy," pikir mereka. Sedetik kemudian mereka menggelengkan kepala. Draco di masa depan adalah yang terbaik, mereka sadar ayah mereka pasti mengalami proses dan pelajaran yang panjang untuk mencapai karakter seorang suami dan ayah yang mereka kenal.

"Tidak, bagaimanapun juga Malfoy tidak seharusnya seperti itu," ucap Scorpius kesal.

"Tidak apa-apa Scor, apa kalian mau duduk?" Tawar Luna menepuk tempat di sampingnya. Mereka dengan tersenyum menuruti ucapan Luna. Duduk di samping Luna, rasanya mereka ingin bersandar di bahu gadis itu, kebiasaan mereka di masa depan.

"Sejujurnya saat Profesor Dumbledore memperkenalkan kalian, aku malah mengira kalian keluarga Malfoy," ungkap Luna, membuat triplets terdiam.

"Kalian bahkan mirip dengan Malfoy, jadi maaf aku sempat mengira kalian saudara jauhnya," lanjutnya sedikit terkekeh.

Faktanya mereka memang seorang Malfoy, begitupun Luna. Tentu saja nama Luna berganti menjadi Luna Malfoy née Lovegood karena menikah dengan Draco. Cukup membuat triplets bertanya-tanya bagaimana jika Luna mengetahui dengan siapa dia menikah nantinya?

"Semua yang ada di asrama Slytherin juga mengira demikian, bahkan ada yang bilang kami merupakan anak hasil selingkuhan Lucius Malfoy," ucap Scorpius acuh, membuat Luna meringis prihatin.

"Pasti sulit bagi kalian," ucapnya sedih.

"Oh ayolah, kami tidak peduli gosip murahan mereka, tidak perlu dipikirkan," ucap Selene mengibaskan tangannya.

"Ngomong-ngomong boleh kami tau itu buku apa?" Tanya Scorpius penasaran.

"Ah ini, buku sketsa, aku menyukai melukis sesuatu," Luna dengan semangat menunjukkan hasil karyanya dan tentu saja ketiga anak itu menatap kagum lukisan Luna.

"Tidak heran Mom menjadi pelukis terkenal nantinya," batin Lysander.

Dengan kemampuan lukisnya, Luna berhasil menjadi pelukis terkenal di London, hasil karyanya sering terpajang di galeri lukis. Luna juga membuka kelas melukis yang banyak diminati oleh kalangan remaja. Beberapa karyanya dibeli oleh orang terkenal. Sebagai contoh karya terakhirnya yang menggambarkan kota London, dibeli oleh seorang penyanyi Inggris. Sebuah pencapaian yang sangat besar mengingat Luna hanya menjadikan melukis sebagai hobi, bukan karir utama, tapi saat itu Draco iseng memposting karya istrinya, dan jadilah Luna si pelukis.

"Kau benar-benar berbakat," ucap Selene menyentuh lukisan Luna.

"Terimakasih, aku senang kalian menyukai hasil lukisanku," ucap Luna bahagia.

"Bukan cuma kami mom, kau bahkan punya penggemar sendiri di London, banyak yang menyukai lukisanmu," batin Selene senang.

Mata Luna tidak sengaja melihat ke arah telinga Selene, dan dia terpesona dengan bentuk anting yang dipakai gadis itu.

"Antingmu sangat bagus, bentuknya terlihat asing, tapi sangat indah," puji Luna.

"Apakah aku harus mengatakan bahwa anting ini Mom yang membuatnya?" Pikir Selene lucu.

Anting yang terbuat dari batu giok itu dibuat oleh Luna sendiri. Mereka pernah berlibur ke Tiongkok dan Luna membeli batuan giok untuk dibentuk sedemikian rupa menjadi sepasang anting. Selene mendapatkan anting itu di ulang tahunnya yang ke 14.

"Terimakasih, ibuku yang membuat ini," mata Luna membulat lucu mendengar pengakuan Selene.

"Benarkah? Keren, ibumu sangat mengagumkan karena membuat anting itu sendiri," puji Luna dan disambut kekehan dari triplets.

Hah andaikan Luna tahu siapa ibu triplets.

TBC

Time Turner | DRUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang