One

192 9 0
                                    

London, 2018.

Seorang gadis dengan rambut pirang platina menatap kedua orang tuanya dengan pandangan hangat. Merasa bersyukur karena telah dilahirkan dari keluarga Malfoy yang harmonis dan penyayang.

"Bukankah Mom dan Dad terlihat sangat romantis?" Tanyanya pada dua adiknya yang juga ikut memperhatikan bersamanya.

"Tentu saja, siapa yang meragukan romantisme Mom dan Dad?"jawabnya cepat.

"Aku setuju, dalam bahasa muggle mereka disebut 'Couple Goals'," yang paling bungsu ikut menimpali dengan pudding di tangannya.

"Ngomong-ngomong, di mana yang lain? Apa mereka tidak datang?" Tanya Selene ketika matanya tidak menemukan presensi keluarga teman-teman orang tuanya.

"Tentu saja datang," ujar Harry yang berjalan menuju kerumunan anak Malfoy bersama keluarga Weasley yang lain. Mereka bertiga tersenyum ketika mendapati keluarga Weasley dan Potter hadir dalam pesta ini.

"Halo anak-anak, hah aku senang bisa datang lagi di pesta ulang tahun pernikahan orang tua kalian, itu keren," sapa Hermione memberikan sebuah bingkisan berukuran sedang kepada putra-putri sahabatnya.

"Terimakasih Bibi Hermione, tapi yang punya acara sekarang tengah merasa dunia hanya milik berdua," tunjuk Scorpius ke arah dua orang yang tengah berdansa mesra disana.

"Oh memang seharusnya begitu, ini. Kalian tahu kan, kami sempat ke Mesir minggu lalu, aku menemukan barang yang cocok untuk Draco dan Luna," kini giliran Ginny yang memberikan sebuah bingkisan dan diterima baik oleh Selene.

"Terimakasih Bibi Ginny, mereka pasti akan suka," ucap Selene tersenyum lembut. Gadis yang berwajah mirip dengan sang ibu itu sangat takjub melihat betapa pedulinya teman-teman orang tua mereka.

"Oh aku dengar Selene mendapatkan nilai sempurna ujian kemarin, itu menakjubkan," puji Hermione menatap bangga ke arah gadis berambut pirang di depannya.

"Oh Hermione, Rosetta juga sangat menakjubkan karena terpilih menjadi head girl." Suara pujian itu disuarakan oleh Luna yang saat ini sudah menghampiri mereka dengan digandeng oleh suaminya Draco Malfoy.

"Terimakasih untuk itu Luna." Balas Hermione dengan binar dalam matanya.

"Hai mate!" Sapa Ron dan Harry memeluk Draco dengan akrab satu sama lain.

Yah cukup lucu mengingat bagaimana permusuhan Draco dengan Ron dan Harry. Mereka sangat akrab sekarang, dan tidak ada anak-anak mereka yang tahu permusuhan itu.

Sejujurnya tidak ada yang tahu bagaimana orang tua mereka dulu, dan para orang tua juga tidak berniat menceritakan masa lalu mereka. Terlebih Draco, ada bagian paling pahit dan menjadi trauma tentang masa lalu kelamnya, ketiga anak kembarnya tidak layak mendengar kisah tersebut.

"Guys, bukankah lebih baik kita menyingkir dari pembicaraan orang tua?" Intrupsi Hugo mengingatkan teman-temannya. Para anak-anak mengangguk dan menyingkir menjauh, membuat para orang tua terkikik geli.

Para remaja asyik mengobrol dan melempar lelucon satu sama lain. Sampai pandangan Selene jatuh pada kalung yang dipakai oleh Rosetta, kalung yang unik.

"Kalungmu unik sekali," puji Selene menatap kalung berbentuk seperti jam pasir itu.

"Terimakasih, ini kalung ibuku, dan katanya kalung ini sangat berharga makanya dia memberikan ini padaku," balas Rosetta malu.

"Kau semakin cantik saat memakainya," puji Lysander sedikitnya membuat pipi Rosetta bersemu merah. Sejujurnya membuat Scorpius dan Selene memasang wajah geli, anak manja itu tidak sadar dengan mulutnya. Dia saja masih sering merengek untuk hal-hal kecil, tapi sok sekali menggoda seorang gadis.

Time Turner | DRUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang