Kairen mengangguk sebagai jawaban. Rea lalu menggendong Rena.
"Pintunya udah di kunci kan?" Tanya Rea.
"Udah, kita bawa sepeda sendiri kan?" Tanya Kairen balik.
"Gak usah, kamu ikut aku aja." Ucap Rea.
"Tapi-" ucap Kairen terpotong.
"Gak ada tapi tapi, kalo dibilang ikut aku, ya ikut Kai." Potong Rea, dan itu membuat Kairen terdiam menunduk.
Kairen hanya bisa mengangguk tanpa memperhatikan Rea, sepertinya Kairen punya masa lalu yang kelam.
Karena merasa bersalah, Rea pun meminta maaf.
"Maaf, aku tidak tahu kalau kamu punya trauma." Ucap Rea.
"I-iya, maaf aku selalu membantah." Ucap Kairen.
"Hei, kamu kenapa?" Tanya Rea.
"Aku tak apa, mungkin aku kecapean." Ucap Kairen.
"Huh, baiklah, ayo berangkat.." ucap Rea.
Rena yang hanya diam, dia tahu kenapa ayahnya takut jika ada orang yang berbicara seperti Rea. Kata-kata Rea yang bisa membuat trauma Kairen kembali ke telinga Kairen.
"Kai, aku sungguh minta maaf.." sesal Rea.
"Tak apa, ayo kita berangkat saja." Ucap Kairen.
Rea pun mengangguk dan menaiki motornya, disusul Kairen. Rena ada di depan.
Di perjalanan, Rena asik menceritakan tentang kejadian disekolah dan di rumah.
Bagi Rena, Rena sangat menyayangi ayahnya, melebihi apapun, meskipun ayahnya akan berubah, Rena akan tetap menyayangi ayahnya, karena ayahnya satu-satunya keluarga yang paling peduli dengan Rena.
Rena, nama lengkap Rena Agustin, berusia 7 tahun, tinggi 120 cm, dan berat badan 32 kg. Rena ini termasuk anak yang tinggi, meskipun masih kecil, Rena juga berbakat, ia mengikuti banyak eskul di sekolahnya, seperti boxing, dan basket. Rena juga ikut kungfu, karena pelatihan ada di depan rumah, jadi memudahkan Rena ikut.
Kairen, berusia 24 tahun, tinggi 173 cm, dan berat badan 56 kg. Kairen bekerja sebagai polisi di usianya yang masih muda, dia sudah mendapatkan gelar yang lumayan. Tapi, ada yang belum tahu kalau....nanti tahu juga.
Mereka sudah sampai di tujuan, di tempat itu, Kairen sedikit oleng setelah turun.
Rea langsung menangkap tubuh Kairen.
"Kai, kamu kenapa?" Tanya Rea khawatir.
"Gak papa.." ucap Kairen.
"Jangan percaya aunty, papa punya trauma saat di mall, nanti ku ceritakan oke." Ucap Rena membuat Rea tenang.
Mereka masuk ke mall dan mencari toko baju.
Sesampainya di toko baju, Rea duduk di sofa khusus VIP, dan menunggu kedua orang yang ditemani nya selesai memilih baju yang cocok.
Setelah beberapa saat, Rena mendekati Rea yang sedang melamun.
"Aunty, Rena mau cerita, tapi nanti aja ya, tunggu setelah papa tidur. Biasanya papa bakal tidur jam 8 malam, itu sudah kebiasaannya, nanti jam 9 aunty ketemu aku di depan rumah ya, karena aku nanti malam latihan." Ucap Rena, Rea mengangguk setuju, dan juga penasaran dengan trauma yang Kairen alami.
Rena kembali memilih baju untuknya, sesekali Rena melihat postur tubuh Rea.
Rena membawa stelan baju, berwarna sama, satu kecil satu besar.
"Aunty, coba aunty pakai baju ini." Ucap Rena sambil menyodorkan stelan baju.
Rea mengambil baju yang diberi Rena dan mencobanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleza (GxB)
Teen Fiction"inget ya, sejelek apapun Lo dimata orang lain, dimata gue Lo sempurna, dan inget, Lo satu-satunya orang yang paling gue sayang." Ucap seorang gadis kepada laki-laki disampingnya. Mata laki-laki itu berbinar, ia tak menyangka bahwa pacarnya lebih pe...