9. pulang

13 1 0
                                    

Seorang gadis sedang duduk di kursi, ia sedang membaca sebuah novel tentang seorang mafia.

Saat hampir setengah halaman ia baca, buku itu di tutup oleh seorang laki-laki. Karena kesal, gadis itu menendang perut laki-laki yang menutup bukunya sampai tersungkur ke lantai kelas.

Laki-laki itu bernama Felix, Felix mengelus perutnya yang ditendang oleh gadis di depannya, gadis itu adalah Rea.

Felix duduk di lantai sambil terus mengelus perutnya yang sakit. Rea berjongkok untuk melihat Felix.

"Rasakan itu." Ucap Rea kembali berdiri dan duduk di kursinya.

Rea kembali membaca buku novel itu, dia membuka buka halaman yang dibacanya.

Velix mencoba berdiri, tapi tetap gagal, dia di bantu temannya berdiri dan di bawa ke UKS.

Vino tiba-tiba menarik kursinya ke samping Rea, ia mendudukkan dirinya ke kursi.

"Re, Lo kenal gak sama siswi itu." Ucap Vino menunjuk ke siswi yang berdiri di samping papan tulis sambil merokok.

"Oh dia, dia teman aku, gak Deket sih, cuma dia sering nginfoin kalo ada balapan, namanya Zia." Ucap Rea.

"Punya no wanya gak?" Tanya Vino.

"Punya, kenapa? Lo suka sama Zia?" Tanya Rea balik.

"Kalo iya kenapa? Kan aku belum punya pacar juga, aku minta no wa nya ya.." ucap Vino.

"Ya udah, ni salin sendiri." Ucap Rea memperlihatkan no wa Zia.

Vino dengan cepat menyalin no wa Zia, dan berdiri. Vino berjalan ke arah Zia dengan sedikit malu.

Rea menggelengkan kepalanya melihat temannya yang menurutnya aneh.

Vino sekarang ada di depan Zia yang sedang asik merokok.

"Hai, nama kamu siapa?" Sapa Vino.

"Gue Zia." Ucap Zia.

"Boleh minta satu rokoknya?" Tanya ragu Vino.

"Boleh, tapi jangan disini ya manis." Ucap Zia sambil tersenyum miring dan menatap Vino.

"Dimana?" Tanya Vino.

"Di belakang gudang" ucap Zia sambil berjalan meninggalkan Vino.

Vino mengikuti Zia, dan benar, Zia berjalan ke arah belakang gudang.

Sesampainya di belakang gudang, Zia terkekeh melihat Vino yang patuh kepadanya. Tapi Zia tak pernah berpikir kalo Vino suka sama dia.

Vino bersandar di dinding, Vino yang merasa kurang nyaman, lalu mendudukkan dirinya dan bersandar lagi di dinding, itu lebih tenang bagi Vino.

Zia melihat Vino duduk, ia juga ikut duduk di samping Vino sambil menyodorkan satu bilah rokok kepada Vino.

Vino yang melihat rokok itu langsung mengambilnya, tapi tidak bisa karena Zia langsung mengangkat tangannya yang memegang rokok, lalu mengecup bibir Vino singkat.

"Ih, Zia, mana janjimu.." ucap kesal Vino.

"Apa aku berjanji akan memberimu rokok ini, hmm?" Tanya Zia dengan suaranya yang serak.

Vino terdiam sejenak dan berpikir apa yang dikatakan Zia, memang benar, kan hanya menegur, bukan berarti memberi.

"Enggak, hehe." Ucap Vino.

"Kalo kamu mau ini, ada syaratnya." Ucap Zia.

"Apa syaratnya?" Tanya Vino.

"Ciuman doang kok." Ucap Zia.

Aleza (GxB) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang