20: Menghilang Tiga Hari

15 3 3
                                    

Shazia memandangi layar ponselnya dan dia sudah melakukan itu hampir lima menit sekali, walau tidak terdengar suara notifikasi sama sekali. Lebih tepatnya sejak kemarin. Dia hanya tidak menyangka kalau Rendra benar-benar tidak menghubunginya sama sekali.

                Setelah menceritakannya pada Naomi dan Nadine yang berakhir mendapat nasihat panjang, Shazia masih belum juga sadar apalagi mengambil langkah lebih dulu untuk menghubungi pria itu. Shazia belum sanggup.

                Selama hampir empat bulan-termasuk magang- intensitas hubungannya dengan Rendra terlihat berbeda, pria itu tidak pernah tidak mengabarinya dalam sehari, walau kadang itu benar-benar dipenghujung malam. Sambil mengatakan "Kamu itu benar-benar yah, kita komunikasi kalau saya yang mulai duluan."

                Tapi sejak tiga hari yang lalu, Rendra sudah tidak berusaha untuk menghubungi sama sekali. Shazia pikir awalnya Rendra hanya akan mengabaikannya sehari, lalu ternyata pas hari kedua, pria itu tetap tidak menghubungi sampai hari ini.

                Shazia sebenarnya mengakui, dia salah. Namun dia juga tidak mau setelah nanti dia menghubungi Rendra lebih dulu, pria itu akan bersikap seakan Shazia sudah tunduk kepadanya dan harus Shazia yang memulai komunikasi mereka. Walau tentu saja pemikiran itu ditentang oleh Naomi dan Nadine. Mereka menganggap itu hanyalah ketakutan Shazia saja, praduga tidak terbuktinya pada Rendra.

                Sudah hampir pukul sepuluh malam, Rendra biasanya mengabarinya paling lambat pukul sebelas. Masih ada harapan untuknya satu jam lagi.

                Berbagai pikiran buruk sudah mengerayangi pikirannya. Dan Shazia sudah menduga ini akan kejadian. Sampai berapa lama Rendra bisa bertahan dengannya yang bahkan belum bisa memberinya sedikit saja perhatian lebih, hanya selalu Rendra yang melakukannya. Dan Shazia tau, Rendra akan menyerah pada akhirnya. Namun empat bulan ini Shazia cukup takjub, ini rekor terlama pria bertahan mendekatinya. Setidaknya Rendra bertahan 4 bulan.

                Shazia buru-buru meraih ponselnya saat benda itu bergetar. Jantungnya berpacu dengan sangat cepat saat melihat nama Rendra di sana. Senyumnya langsung mengembang sempurna. Dia kembali menang.

                Shazia menjedanya beberapa saat lalu menolak panggilan itu. Rendra menelfonnya lagi lalu Shazia menolaknya lagi. Sampai panggilan ketiga, Shazia baru mengangkatnya.

                "Sibuk?" Suara berat pria itu langsung masuk di telinganya.

                "Iya." Bohongnya, jelas-jelas sejak tadi dia hanya memperhatikan ponselnya, menunggu telfon dari Rendra.

                "Sesibuk apa kamu sampai ngilang tiga hari begini?"

                "Bukannya Kak Rendra yang ngilang?"

                "Oh jadi saya yang ngilang?"

                Shazia memilih untuk tidak menanggapinya.

                "Sini turun, saya di bawah." Kata Rendra setelah tidak mendapat tanggapan dari kalimat sebelumnya.

                Shazia seketika bangkit dari kasurnya. Tangannya meraih horden lalu menggesernya. Benar, mobil hitam Rendra ada di bawah sana.

                "Ih ngapain malem-malem ke sini?" Tanya Shazia cepat.

                "Mau ketemu kamu lah. Cepat sini atau saya masuk aja bertamu sama Ibu?"

                "Nggak. Tunggu di bawah. Ten minute."

                "Five minute, Zia."

KIND OF A TYPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang