5: Midnight Message

23 6 1
                                    

                Shazia sedang menunggu kedatangan Nadine ke kantornya. Hari ini sedang ada kegiatan gabungan yang diadakan di kantornya dan kebetulan kantor Nadine juga ikut dikegiatan itu. Mereka berdua tentu saja senang sekali. Hal yang paling membuat Nadine semangat adalah karena dia tidak sabar melihat Rendra secara langsung apalagi kata Shazia hari ini Rendra tampak tampan menggunakan kameja biru muda serta celana dasar hitam.

Nadine Putri W
Gue udah di parkiran

Shazia membaca pesan Nadine beberapa saat sebelum akhirnya Nadine muncul dari pintu bersama dengan rombongan teman kantornya yang lain.

"Yang mana sih Sha?" tanya Nadine begitu mereka bertemu.

"Berisik banget lo."

"Kak Ando ini temen aku Nadine, Nadine ini Kak Ando senior gue."

Mereka berdua saling bersalaman dan tersenyum satu sama lain. Persis dengan yang Shazia ceritakan, Ando ini ganteng, tinggi dan putih kalau first impression orang pasti akan mengira Ando punya keturunan Cina tapi nyatanya Ando orang Indonesia asli tanpa campuran sama sekali.

Ketiga berbicang, Shazia banyak mengatakan hal-hal lucu untuk menjadi topik perbincangan sebelum akhirnya sebuah suara membuat ketiganya menoleh.

"Shazia, kamu dipanggil Pak Adam."

Shazia melirik Nadine, seperti dugaannya Nadine langsung bisa mengenali Rendra. Perawakan pria itu benar-benar sesuai dengan apa yang Shazia inginkan! Wah! Nadine sampai menganga tidak percaya.

Ando dan Rendra keduanya seumuran tapi terlihat sangat berbeda. Ando dengan pembawaannya yang santai hingga wajahnya yang tampak masih seumuran dengan mereka. Tetapi Rendra auranya benar-benar beda! Dengan pembawaannya yang berwibawa dan tegas membuatnya terlihat sangat sexy! Mungkin itu juga yang membuat wajahnya terlihat lebih dewasa, sesuai dengan usianya. Astaga ini benar-benar gambaran yang Shazia cari!

"Yuk masuk Nad, tunggu di dalem aja bareng Sasa." Ajak Ando seraya bangkit dari duduknya, dia tidak bisa menemani teman juniornya karena Ando harus mengirimkan email yang belum ia kirim sejak pagi tadi.

"Ohiya Kak, saya di sini aja sama temen kantor yang lain."

Sepeninggalan Ando, Nadine sendiri di sana, namun tak lama Shazia kembali dengan 2 botol minuman teh di tangannya. "Nih." Katanya sambil menyodorokan salah satu botol yang dipegangnya, Nadine menerimanya dengan senyum.

Shazia menyenggol lengan Nadine, menunjuk dua orang perempuan yang sedang berdiri tidak jauh dari mereka, Dira dan Rani. Kebetulan Nadine juga mengenal Dira, mereka bertiga berada disatu kelompok OSPEK yang sama. Nadine hanya fokus memperhatikan Rani, dia melihatnya sebentar lalu kembali pada Shazia.

Rani ini cantik, anggun juga, kulitnya sedikit gelap tanpa polesan apapun di wajahnya, sangat natural. "Gue suka liat si Rani, gak banyak neko-neko anaknya." Nadine memberikan tanggapan.

"Emang, gue juga nyambung-nyambung aja kok sama dia, baik anaknya."

Nadine mengangguk. "Ntar gue balik sama lo yah, tadi nebeng mobil kantor."

"Yee, rumah lo jauh banget yah!" Shazia meliriknya sinis.

"Pelit amat lo! Sekalian makan mas rico, udah dua minggu kita gak makan, gak kangen lo?"

"Wiiih sabi, yaudah deh ayok. Tapi gue naik ke atas dulu yah ntar ngambil barang."

"Gue makan dua mangkok deh, udah lama banget, emang yah mie ayamnya mas rico termantep!"

KIND OF A TYPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang