dunia ke 7: kota es

22 4 0
                                    

Di dunia ketujuh Kali ini, mereka berdiri di tengah hamparan es yang luas, dingin menusuk tulang. Angin bertiup kencang, membawa butiran salju halus yang menusuk kulit. Di kejauhan, mereka melihat sebuah kota yang terbuat dari es, berkilauan di bawah sinar matahari yang redup.

"Ini Kota es ya?" tanya Hang, menunjuk ke arah kota itu

"Ya Kita berada di dunia ketujuh, dunia es" jawab Zhixin,

"Dunia Es?" tanya zhicheng, mengerutkan kening. "Apa yang akan kita hadapi di sini?"

"Gue gatau,Tapi kita harus siap siaga aja" Ucap zhixin

Mereka berjalan dengan hati-hati di kota itu. Langkah kaki mereka meninggalkan jejak di atas salju yang tebal. Suasana terasa sunyi dan mencekam. Angin bertiup semakin kencang, membuat mereka sulit untuk berjalan.

"Kota ini keliatan aneh," kata Jiaxin, mengamati kota itu dengan seksama. "Gue merasa gak nyaman."

"Ya, kota ini memang aneh, gue merasa ada sesuatu yang salah." Ucap junhao

Mereka terus berjalan sampai akhirnya menemukan sebuah lorong panjang yang terbuat dari es, berkilauan seperti kristal.

"Lorong ini tampak aneh," kata Hang, mengamati lorong itu dengan seksama.

"Ya tapi kita harus coba masuk liat apa yg ada di dalam nya" ucap tianrun

Mereka terus berjalan masuk kelorong itu Mereka berjalan selama beberapa waktu, sampai akhirnya mereka menemukan sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan es dan salju.

"Ruangan ini tampak indah," kata Zhicheng, mengamati ruangan itu dengan seksama.

Di tengah ruangan itu, terletak sebuah meja bundar yang terbuat dari es. Di atas meja itu, terletak sebuah buku kecil yang terbuat dari kulit.

"Buku apa ni?" tanya Junhao, mengamati buku itu dengan rasa penasaran.

"Gue pun gak tau," jawab yuhan

"Gue rasa ini buku petunjuk tentang kunci kedelapan" ucap xinhao

Mereka membuka buku itu. Di dalam buku itu, terdapat beberapa gambar dan tulisan yang aneh.

"Ini adalah teka-teki," kata Jiaxin, mengamati gambar-gambar itu dengan seksama. "Teka-teki yang menunjukkan lokasi kunci kedelapan."

"Teka-teki? Di mana kuncinya?" tanya Shuo, mengamati teka-teki itu dengan rasa penasaran.

"Lihat, di sini," kata Jiaxin, menunjuk ke sebuah tulisan di teka-teki itu

"Saya mengikuti anda di sekitar, tetapi anda tidak bisa menemui saya ,saya tau apa yg anda perjuangkan dan inginkan, tebaklah saya, saya licik bisa berjalan di udara dan berenang di air yang tenang, saya bisa merusak api, siapa saya!

"Waduh apaa nih kok sulit banget" ucap junhao

"Ini benar² di luar nurul" ucap yukun

"Nalar egee" ucap yuhan

"Heh run lo kan pintar, ni jawaban nya apa?" Tanya hang

Gue juga tidak tau," jawab tianrun datar

"Setelah gue coba pikir² ini kayak nya klue tentang pembuat game ini deh" ucap ji

"Ia ini kayak nya watak si pembuat game" kata shuo

"Gue tebak dia orang misterius dan dingin" ucap yukun

Mereka semua mengangguk tapi itu jawaban yg salah

"Gue tau ini ada dua jawaban yaitu bayangan dan es" ucap zeyu ngasal

Tiba² setelah itu kertas teka teki itu menghilang

"Lah kok ngilang sih?" Tanya zhicheng

"Kayak nya jawaban zeyu benar deh" ucap yukun

"Wah gue ngak nyangka lo pintar zey" ucap ji menepuk² kepala zeyu

"Apa sih jir. Biasa ajaa. Minggirin tangan lo" ucap zeyu yg tiba² judes

Lalu Mereka berjalan dengan hati-hati sampai akhirnya mereka menemukan sebuah bongkahan es besar yang menjulang tinggi.

"Ini dia, bongkahan es itu," kata Zhixin, mengamati bongkahan es itu dengan seksama. "Kunci kedelapan pasti ada di balik bongkahan es ini."

Mereka berhasil membuka bongkahan es itu dan menemukan sebuah lorong sempit di baliknya. Udara terasa lebih dingin di sini, menyerbu tulang mereka dengan menusuk.

"Kedinginan..." gumam Yuhan, giginya mulai bergemeletuk. "gue... gue kedinginan."

Yuhan memang paling sensitif terhadap suhu dingin. Kulitnya terasa memerah dan bibirnya mulai membiru.

"Yuhan, lo baik-baik aja?" tanya Zhixin, mengamati Yuhan dengan cemas.

"Gu..gue gak apa-apa," jawab Yuhan, mencoba menahan rasa dingin. "Hanya sedikit kedinginan zhuu."jawab nya dg lemas

"Kita harus menemukan tempat berlindung," kata Hang, mengamati sekeliling dengan seksama. "Kita tidak bisa terus berjalan seperti ini."

"Benar juga," kata Tianrun, menanggapi ide Hang. "Kita harus mencari tempat berlindung."

Mereka terus berjalan, mencari tempat berlindung di tengah hamparan es yang luas. Mereka berjalan selama beberapa waktu, sampai akhirnya mereka menemukan sebuah gua kecil yang tersembunyi di balik bongkahan es yang besar.

"Ini dia, tempat berlindungnya," kata tianrun menunjuk ke arah gua itu. "Kita bisa beristirahat di sini."

Mereka masuk ke dalam gua, mencoba menghangatkan diri. Suasana di dalam gua terasa lebih hangat, tapi masih terasa dingin.

"Yuhan, lo bisa pakai jaket gue" kata Zhixin, melepaskan jaketnya dan memberikannya kepada Yuhan.

"Terima kasih zhu, tapi nanti lo kedinginan lagi" jawab Yuhan, menerima jaket itu

"Gapapa ,gue kuat kok. Lo hangatin aja tubuh lo dulu" ucap zhixin menenangkan yuhan

Mereka semua duduk di dalam gua, mencoba menghangatkan diri. Yuhan, yang masih merasa kedinginan, mencoba menggosok-gosok tangannya untuk menghangatkannya.

"Kita harus menemukan cara untuk keluar dari sini," kata Hang, mengamati sekeliling dengan seksama. "Kita harus menemukan kunci kedelapan."

"Lihat! Ada sesuatu di sini!" teriak Shuo, menunjuk ke arah dinding goa.

Di dinding goa, terukir simbol aneh. Simbol itu tampak seperti simbol kunci.

"Ini dia, kuncinya!" teriak Zhixin, menamati simbol itu dengan seksama. "Kunci kedelapan!"

Mereka semua bersemangat, mencoba menemukan cara untuk membuka simbol itu. Mereka mencari di sekitar goa, mencoba menemukan kunci yang sesuai dengan simbol itu.

"Gue menemukannya!" teriak Yukun, menunjuk ke arah sebuah batu kecil yang tersembunyi di balik tumpukan batu.

Batu itu tampak seperti kunci yang sesuai dengan simbol di dinding goa.

"Ini dia, kuncinya!" teriak Zhixin, mengangkat batu itu dengan hati-hati. "Kita bisa membuka simbol itu sekarang."

Mereka membuka simbol itu dengan kunci yang mereka temukan. Saat simbol itu terbuka, terlihat sebuah portal yang berkilauan di baliknya.

"Ini dia, portal menuju dunia kedelapan" teriak Zhixin, mengamati portal itu dengan seksama.

Mereka semua bersemangat. Mereka akhirnya bisa pulang. Mereka berjalan menuju portal itu

"Sampai jumpa lagi, Dunia Es," kata Zhixin, menarik napas dalam-dalam.

Mereka melewati portal itu, merasakan sensasi tersedot ke dalam pusaran, dan kemudian...

Lanjut di part selanjutnya



Hai para readers semua
Jangan lupa vote ya readerss

Game 12.12 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang