4. Arka Ugal.

441 70 7
                                    

Malam ini ketiga anak yang memiliki wajah serupa itu tengah asik tertawa dan bercengkrama dengan teman-temannya di sebuah warung kopi langganan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini ketiga anak yang memiliki wajah serupa itu tengah asik tertawa dan bercengkrama dengan teman-temannya di sebuah warung kopi langganan mereka.

Asal kalian tahu saja, Arka tidak se-anak rumahan yang kalian kira. Anak itu masih suka bergaul dan keluar seperti ini jika mood-nya sedang baik. Hanya saja Arka memang lebih banyak malasnya saat diajak keluar jika tidak dari kemauannya sendiri.

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lebih saat ini. Para pemuda itu terlihat masih betah berada di sana.

Mereka tidak pernah ikut melakukan hal-hal negatif, seperti tawuran dan mabuk. Sungguh, hanya sekedar menongkrong biasa dengan segelas kopi dan rokok. Tapi jika balapan liar, eum ... sesekali mereka pernah ikut juga.

"Eh, lo tau anak sebelah kan? Kemarin habis tawuran sama anak smansa katanya," ucap Mahesa.

"Gercep banget lo, dapet info dari mana?" tanya Nigam penasaran.

"Orang gue lihat sendiri kemarin," balas Mahesa enteng.

"Kurang kerjaan banget lihatin tawuran," sahut Gilang.

"Seru tau," balas Mahesa kembali.

"Gila," cibir Rizal.

"Lo kalo main game gak usah ikut ngomong deh, Jal," balas Mahesa malas.

"Terserah gue lah, mulut juga mulut gue," balas Rizal tidak peduli.

Rizal, Anta, Fajar dan Arka memang sedang bermain game online di ponsel mereka. Tetapi, sedari tadi Rizal juga ikut menyimak obrolan teman-temannya.

Samuel dan Arga sibuk menyesap batang nikotin di tangan masing-masing. Sementara Arya dan Deon juga ikut menyimak dengan berbaring di sebelah Arga, beralaskan karpet pemilik warung. Mereka semua memang duduk di bawah, lesehan.

Sudah tidak ada kata malu lagi sama orang sekitar, toh tempat ini memang selalu jadi tujuan mereka nongkrong sejak dulu. Mereka juga sudah akrab dengan pemilik warung ini.

"Jal, ngomong mulu lo, mati kan nih!" gerutu Arka. " Kalo rank gue turun tanggung jawab lo, traktir gue bakso seminggu," sambungnya.

"Enak aja, gue yang bangkrut."

"Lagian kenapa deh anak smansa sama grida ribut mulu perasaan." Arya kembali membahas topik sebelumnya.

"Lo gak tau, Ar?" tanya Samuel.

Arya menggeleng sebagai respon.

"Selama ini lo kemana aja, hah?"

"Ya kemana? Gue gak kemana-mana," balas Arya seadanya.

"Kebanyakan belajar ya gini nih jadinya," celetuk Arga.

"Gini - gini gue masih masuk lima besar di sekolah ya daripada lo," cibir Arya remeh.

ephemeral | 00L TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang