7. Arka si Manja.

489 76 3
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul enam lebih tiga puluh menit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam sudah menunjukkan pukul enam lebih tiga puluh menit. Arya dan Arga sudah turun lengkap dengan seragam mereka. Begitu juga dengan Adi yang siap menggunakan setelan jas kantornya.

Pagi ini mereka hanya sarapan dengan roti dan susu serta kopi untuk sang kepala keluarga. Liana tidak sempat memasak karna bangun kesiangan.

"Adek mana, kok belum turun?" tanya Adi.

"Gak tau, yah. Masih mandi mungkin," balas Arga. Anak itu mulai menyuapkan roti ke dalam mulutnya.

"Kak, kamu langsung masuk? Gak mau istirahat dulu di rumah? Badan kamu gak ada sakit?" Liana masih khawatir dengan kondisi anaknya setelah kejadian semalam.

Arya menggeleng, mengembangkan senyumnya. "Gapapa, bun. Lagian ini cuma luka kecil, aman kok," ucapnya meyakinkan sang bunda.

Liana kemudian beranjak menuju kamar anak bungsunya. Begitu membuka pintu, Arka ternyata masih bergelung dengan selimutnya. Tungkainya ia bawa mendekat, membuka gorden jendela di sana.

"Dek, ayo bangun. Udah jam setengah tujuh loh ini."

Sang empu kamar mengerjap beberapa kali, mengeryit silau akibat cahaya matahari yang menembus jendela kacanya.

Bibirnya tertekuk ke atas. "Bunda~~~, badan aku sakit semua," keluhnya dengan suara serak khas bangun tidur.

Liana segera mendekat, duduk di sisi ranjang yang ditiduri Arka. Tangannya bergerak menyentuh dahi si bungsu.

Tidak panas.

"Ya udah gak usah masuk dulu, istirahat di rumah aja, nanti biar bunda titipin surat izinnya ke abang," tuturnya.

"Eum." Arka mengangguk. "Makasih, bun."

"Jangan tidur lagi. Bunda bawain sarapan dulu, nanti habis sarapan mandi baru tidur lagi gapapa."

Demi neptunus, kali ini Arka tidak berbohong hanya untuk membolos. Padahal semalam badannya baik-baik saja. Tapi, pagi ini badannya terasa sakit semua saat digerakkan.

Beruntung Arya dan Arka hanya mendapat luka ringan, walaupun luka di lengan Arka lebih banyak dengan beberapa memar di kakinya.

"Arka mana, bun, belum siap?" tanya Arya ketika melihat Liana kembali.

"Adek gak sekolah, badannya sakit semua katanya."

Arya mengangguk mengerti. Wajar saja, anak itu ikut terseret motornya kemarin, jadi tidak heran jika badannya baru terasa sakit sekarang.

"Alasan aja itu mah, bun. Mau bolos dia," kata Arga.

"Gak deh, kayaknya sakit beneran itu. Kemarin jatuhnya sempet keseret motor dia," bela Arya. Sepertinya ia melewatkan cerita ini pada bunda dan ayahnya kemarin malam.

"Hah, beneran lo?!"

Anggukan Arga dapatkan dari Arya.

"Kalau gitu nanti ajak ke rumah sakit aja, takutnya ada luka dalam yang gak tau," saran Adi, takut jika ada luka dalam yang tidak mereka ketahui meski tubuh luar Arka terlihat biasa saja.

ephemeral | 00L TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang