"Gimana apa dia balas perasaanmu?" Tanya Namida penasaran.
Aku hanya termenung dikursi dengan wajah yang sedih sekaligus galau.
Walau mereka berdua memaksa aku untuk cerita kejadian tadi, aku malah memilih untuk tidak cerita.
Aku hanya diam mengingat gadis yang bernama 'sarada' dan wajahnya terlihat cantik jika dilihat dari mana pun.
Pantas saja Boruto menyukai gadis itu karena dilihat dari wajahnya pun aku malah lebih kalah darinya.
Sudahlah tidak usah dipikirkan karena tadi aku sudah ditolak?
Akan lebih baik aku melupakan pria itu secepatnya.
***
Nyatanya...
Aku tidak bisa melupakan cowok itu tiap kali aku pergi selalu saja ketemu Boruto entah di kantin, koridor, atau bahkan di perpustakaan.
Aku merasa gak bisa secepat itu bisa melupakan dia jika satu sekolah.
Jika aku pindah sekolah mungkin yang ada beasiswa aku dicabut.
Duh jadi gimana? Apakah aku harus memilih pindah sekolah? Aduh!
Akibat wajahku yang sedikit prustasi aku dikhawatirkan oleh seseorang yang merupakan orang selama ini aku suka.
"Kamu tidak apa apa?" Tanya pria itu.
Aku mengejapkan mataku dengan sedikit ada rada canggung untuk bilang kata 'tidak apa apa'.
"Eh.... It...tu tidak apa apa kok!" Kataku jujur.
"Wajahmu memerah?" Tanya dia sambil menempelkan tangannya dikepalaku.
Ini aneh! Kenapa malah tiba tiba dia perhatian gini padaku? Padahal kan aku bilang perasaanku padanya kayak mau menolakku!
Sungguh ini aneh sekali!
Tanpa sadar aku langsung menghindar.
Aku Pergi dari hadapan Boruto dan membuatku kecewa padanya.
***
Di dalam kamarku aku masih belum menemukan surat itu entah kemana hilangnya, padahal surat itu aku berikan pada Boruto tapi nyatanya surat itu tiba tiba sudah hilang ditelan bumi.
Aku merasa sedih dan juga kecewa tapi yaa mau gimana lagi?
Jika dia menyukai orang lain buat apa aku mengharapkannya? Ditambah lagi aku lihat dia dekat dengan cewek yang lumayan tomboy itu.
Duh! Katanya aku mau lupain dia kok malah ingat terus sih? Jangan bilang aku ini belum bisa move on dari Boruto?
***
Setelah aku pikirkan meskipun dia tidak mengetahui perasaanku aku memilih untuk mencintai dia dalam dia.
Cinta Bertepuk sebelah tangan itu hal sungguh menyakitkan, ditambah lagi aku setiap kali berjalan di koridor aku selalu menemukan Sarada dan Boruto sedang bermesraan disana.
Aku yang melihatnya hanya diam dan tersenyum menahan rasa sakit yang selama ini aku rasa.
Saking ingin melupakan dia tidak lama dia tiba tiba setiap saat juga perhatian denganku dengan sebutan 'ketua kelas'.
Yaa... Aku, Boruto dan Sarada satu kelas dan aku menjadi ketua kelas.
Sebenarnya aku tidak menginginkan menjadi ketua kelas hanya saja sensei wali kelasku memaksaku untuk ikut menjadi ketua kelas.
Karena aku murid terpintar juara 1 di sekolahku.
Boruto yang notabene pintar dia masuk ke peringkat 2 begitu pula dengan Sarada peringkat 3.
Dulu sensei mengharapkan Boruto untuk menjadi ketua kelas namun dia tidak berminat dalam bermimpin di kelas, dia berminat menjadi ketua dalam klub basket yang dia ikuti.
Sejak saat itu hanya akulah yang menuruti sensei.
Terkadang aku merasa gak bisa apa apa jika aku mengelak perkataan sensei.
Untuk diriku yang menjadi ketua kelas.
***
Aku menghela napas melihat obrolan Wasabi dan Namida, mereka sedang sibuk menggosipkan iwabe yang katanya sosok paling menyeramkan disekolah ini.
"Iwabe gitu kalo marah ganteng juga yaa?" Kata Namida yang notabenenya sedang ngehalu.
"Mending kawaki aja gue mah..." Sewot Wasabi.
Aku tertegun terkadang aku merasa asing dengan nama 'kawaki' ini.
"Kawaki itu siapa? kok aku baru kenal dia?" Tanyaku pada mereka berdua.
"Dia murid pindah sebulan yang lalu katanya dia itu bisa dibilang sepupu dekat Boruto." Kata Wasabi yang sudah mengetahui tentang pria itu.
"Ohh sepupunya toh.." kataku sedikit cuek.
"Kenapa kau tertarik?" Tanya Namida mengedipkan sebelah mata.
"Tidak kok." Kataku acuh.
Aku bukannya tidak tertarik namun aku tidak bisa mengatakan jika aku mengetahui jika Boruto ternyata mempunyai sepupu.
"Oh Iyah? Kamu masih naksir sama Boruto atau sudah pindah hati? Gue heran kok Lo gak ke lapangan basket lagi." Kata Wasabi heran.
Aku tersentak tidak menjawab dan hanya diam, Jujur saja aku selama ini aku tidak pergi ke lapangan basket lagi.
Padahal setiap hari aku selalu semangat untuk melihat dia.
Namun ada hal yang aku pikirkan selama ini apakah aku sudah tidak menyukai Boruto lagi?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Love Him
RandomJatuh cinta pada seorang lelaki adalah sebuah hal yang Normal. Namun untuk saat ini biarlah perasaan cinta itu dipendam. Biarlah dia mencintai orang lain.. Cintai saja dia agar dirinya merasakan kebahagiaan.