BAB 11

78 12 0
                                    

Pagi harinya aku hanya memandangi luar kelas dan menghela napas, aku merasa diriku tidak pantas dekat dan bersanding dengan Boruto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi harinya aku hanya memandangi luar kelas dan menghela napas, aku merasa diriku tidak pantas dekat dan bersanding dengan Boruto.

Jelas... Mimpi semalam itu hanyalah bunga tidur yang tidak akan menjadi kenyataan.

Aku merasa setiap saat ataupun apapun itu.

Aku...

Tidak pernah bersanding dengan Sarada yang notabenenya teman masa kecil.

***

Tiada hari tanpa Mitsuki! Kenapa dia tiba tiba selalu ada di gerbang sih?

"Sumire... apakah Di sekolah ini ada Boruto?" Katanya yang membuatku mengerjakan mataku heran.

"Iyah dia ada di sekolah... Kenapa kamu nanyain Boruto?" Kataku mendadak takut.

"Mau tau aja..." Kata Mitsuki tersenyum padaku.

Aku yang melihat senyuman itu langsung mendadak merinding.

Setia Mitsuki tersenyum.

Lalu aku kini mengingat sesuatu! Aku heran kenapa dia tiba tiba menyapa aku dan sekarang juga tiba tiba dia menanyakan Boruto.

Jangan bilang...

Mitsuki bukan naksir sama aku melainkan Boruto?

***

"Gila! Kamu kenapa bisa berpikiran seperti itu?" Heboh Wasabi dia terkejut dengan teori sumire.

"Ya habis soalnya Mitsuki selalu ada gak di cafe dan di perusahaan bibi Hanabi selalu saja ada Boruto! Aku yakin ini sungguh mencurigakan." Kataku menganalisis.

"Iyah sih... Benar Katamu jangan bilang Mitsuki malah suka sama Boruto?" Kata Wasabi wajah yang mendadak geli.

"Mana mungkin!" Kataku yang sedikit sedih.

"Dasar! Masa kamu malah cemburu sama cowok sih? aneh!" Kata Wasabi dengan wajah watadosnya.

***

Apa benar dengan perkataan Wasabi aku ini cemburu sama Mitsuki?

Duh... Sudahlah kan mitsuki cowok jangan mikir yang aneh aneh deh!

Saat aku berada berjalan sepanjang koridor, melihat sekeliling koridor yang berlalu lalang orang yang sedang asik mengobrol dengan teman temannya.

Aku terkadang merasa masing masing orang mempunyai keinginan walau keinginan mereka tidak tergapai.

Yang pasti mengobrol, tertawa, gosip adalah kehidupan sehari-hari mereka.

Kakiku mendadak berhenti melihat tiga orang yang begitu akrab dari dalam pandanganku.

Boruto, Sarada, Mitsuki mereka bertiga bercanda layaknya sebagai teman seperjuangan.

Karena aku merasa tidak enak melewati mereka kini aku malah sembunyi dari balik tembok.

Dan mendengar percakapan mereka bertiga.

"Ngomong ngomong... kalo dilihat lihat kalian berdua cocok." Senyum Mitsuki.

"Si... siapa yang bilang cocok." Kata Sarada yang notabenenya gen uchiha tidak sadar dengan perasaannya.

"Fufufufu kelihatan banget kalian dari kecil selalu bertengkar tidak mungkin ada kata 'cinta' di antara kalian." Kata Mitsuki terkekeh.

"Kamu juga teman masa kecilku." kata sarada sebal.

"Bedalah! Teman ke cinta itu bukan hal biasa... Karena siapa tau kan tebakanku benar!" Ucap Mitsuki yang sedikit terlihat peka dengan perasaan mereka berdua.

Setelah mendengar itu aku hanya diam melihat Boruto dan Sarada yang benar benar tidak mengakui perasaan mereka.

Aku yang sudah tau mereka berdua sangat cocok dan aku hanya tersenyum tanpa mengetahui perasaan keduanya.

Jujur dadaku sedikit sesak..

***

Sepulang sekolah aku memilih tidur di kamarku dengan keadaan lelah walaupun di sekolah aku tidak terlalu pokus apa yang dibicarakan guru di depan.

Aku memandangi ponsel membuka monogram melihat sekelebat Sarada dan Boruto sedang berada di cafe berdua.

Melihat senyum ceria mereka aku jadi mengerti, dia bahagia pun aku ikut bahagia.

Tapi...

"Kalian berdua terlihat cocok."

Perkataan Mitsuki masih terngiang di kepalaku, air mataku mengalir dari pipiku.

Baru kali ini aku menangis.

Menangisi seseorang yang sudah mempunyai kekasih.

***

Just Love HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang