BAB 08

77 10 0
                                    

"Sumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sumi.."

Aku menengok belakang ketika aku mengelap meja yang sudah terpakai oleh pelanggan.

Kini aku terkejut melihat Wasabi dan Namida yang datang ke cafe ini.

"Kenapa kamu ada disini?" Tanya Namida.

"A....aku kerja untuk cari pengalaman saja." Kataku berusaha agar mereka tidak curiga.

"Owh... Nanti kalo ada apa apa cerita sama kami yaa? Kami selalu ada untukmu." Ucap Wasabi memelukku dengan erat.

Mendadak aku sungguh terharu dengan senang aku membalas pelukannya.

"Makasih... Jika ada apa apa akan aku ceritakan semuanya." Ucapku dengan tulus.

"Ya haruslah!" Kata Wasabi.

"Eh udah! ayok kita makan bareng! nanti aku yang traktir deh." Kata Namida menarikku untuk duduk.

***

"Sumi kamu mau makan apa?" Tanya Wasabi.

"Eh! Ng...ngak usah aku kan kerja disini yaa kali makan disini kan gak sopan sama tamu." Kataku menolak.

"Santai aja Sumi kan aku yang traktir.." paksa Namida.

"Tapi...."

"Sudah! Nih mau makan apa.." ucap Namida tangannya menyodorkan menu makanan dengan pasrah aku memilih makanan kesukaanku dengan terpaksa

Aku menghela napas lalu menjawab dengan menu kesukaanku. "aku mau nasi goreng dan mochi warna ungu." kataku.

"Okey! Tenang aja gue yang traktir Lo pada makan sepuasnya." Kata Namida memanggil pelayan dengan penuh semangat.

Aku tidak enak jika dipandang aneh oleh para pelayan di cafe tersebut.

***

Aku makan dengan tidak enak di tenggorokan karena mereka terus terusan melihatku seolah aku jadi bahan tontonan.

Aku makan dengan tidak santai berulang kali aku terus menghela napas.

Namida dan Wasabi paham akan gerak gerikku dengan sigap mereka berdua menatap tajam para pelayan itu yang terkesan iri padaku.

"Santai saja kamu jangan lihatin mereka kamu makan saja." Kata Wasabi memakan sapi panggang kesukaannya.

Namida hanya mengangguk sambil menatapku lalu dia lanjut makan lagi.

Meskipun aku merasa canggung jadi aku memilih makan ayam panggang dan mochi ungu kesukaanku.

***

"Guys ngapain nih Gabut gosip ajalah kita." Kata seseorang yang diseberang kursiku.

"Iyah nih mulutku rasanya gatel gak ngengosip." Katanya teman yang di seberang.

"Guys tahu gak nih? Gosip yang sudah tersebar di kalangan sosmed tentang bangkrutnya perusahaan milik kakei." Kata seorang itu lagi.

Aku, Namida dan Wasabi hanya saling pandang satu sama lain, seolah kami bertiga baru tau ada perusahaan yang bangkrut seperti namikaze.

Yang viral beberapa tahun yang lalu.

"Kenapa bisa bangkrut kan mereka punya anak tunggal?"

"Aduh! Meskipun mereka punya anak tunggal kan dulu anak mereka diculik oleh seseorang."

"Oh aku ingat! Kasihan yaa mereka berdua! Anak mereka satu satunya diculik sampai sekarang belum di temukan."

"Iyah! Semoga saja anaknya secepatnya ditemukan."

"Semoga saja yaa."

Mendengar kata kata mereka berdua aku hanya diam sambil meminum jus favoritku tanpa aku ketahui kedua temanku menatapku dengan jengah.

"Bukannya nama belakang 'kakei' itu namamu?" Tanya mereka berdua.

Aku hanya menelan ludahku dengan jantungku yang berdegup kencang.

***

"Terkadang aku merasa tak pernah mengetahui tentang diriku yang sebenarnya."

💮

Just Love HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang