Aku sungguh senang hari ini adalah hari pertamaku kerja di cafe, kemarin aku ini sangat heboh sampai sampai aku menemui bos besar cafe yang terkesan misterius.
Aku malah berpikir kantor bos yang dia tempati adalah ruangan rahasia tanpa mengetahui siapa dia.
Sungguh misterius bos besar kami termasuk Mitsuki juga anaknya.
Hanya para karyawan yang harus mengetahui wajah bos besar itu, terkecuali para pembeli.
Hingga saat ini para pembeli tidak mengetahui wajah asli bos besar itu.
***
Aku menjalani pekerjaanku dengan penuh semangat tanpa rasa cape sedikit pun, demi uang dan demi kehidupanku! aku bekerja keras hanya demi diriku sendiri.
Walau sekali aku mencuri pandang pada orang yang aku suka.
Duh! Sudahlah! Dia kan punya Sarada mengapa aku mengharapkannya?
Sungguh bodoh diriku!
Aku tidak mau ambil pusing lebih baik aku melupakan perasaan itu.
Lebih baik aku pokus kerja!
***
"Sumire kamu yang jaga kasir yaa saya mau ke toilet dulu." Kata sang gadis kacamata 'Karin'.
"Oke siap laksanakan." Kataku hormat dengan penuh semangat.
"Okey! Kamu tinggal ketik makanan apa saja yang dipesan oleh pelanggan, lalu kamu jangan salah ataupun asal pencet ngerti?" Kata Karin menasehati sumire.
"Iya kak." Kataku tersenyum.
Dia pergi menuju toilet aku merasa tidak masalah jika menjaga kasir tetap aku harus teliti dalam masalah keuangan.
Kalo salah kaprah cape ini akan rugi besar.
"Mau pesan apa?" Kataku melihat seorang gadis datang menutupi topinya.
"Saya mau memesan green tea jangan terlalu banyak gula dan saya ingin langsung membayarnya disini." Katanya aku mengangguk melihat lihat menu dengan hati hati.
Akhirnya aku menemukan minuman green tea yang tertera di dalam laptop tersebut.
"Oke green tea saja atau mau makanannya sekalian?" Kataku mengatakan ala Alfamart yang menawarkan promosi.
"Itu saja.." katanya.
"Oke."
Aku menyebutkan harganya dengan dia membayarnya dengan harga pas tanpa kembalian lalu dia duduk di samping tempat kasir.
Tak lama aku melihat Karin keluar dengan wajah yang sudah kembali cerah, aku yang sedang menyiapkan minuman hanya terdiam seolah tidak peduli, Hingga dia menanyakan suatu padaku.
"Ada yang beli Sumire?" Tanya Karin padaku.
"Ada dia memesan green tea dan saya ingin mengantarkan pesanannya." ucapku.
Sesaat aku ingin pergi untuk mengantarkan minuman dia mencegatku.
"Biar saya saja yang mengantarnya." Ucapnya dengan berat hati aku memberikan minuman itu padanya.
Aku melihat dia dan gadis itu terlihat akrab seolah anak dan ibu tetapi dia bukan ibu kandungnya.
Tanpa ketahui aku merasa tatapan Boruto terhadap perempuan itu sangatlah berbeda dibandingkan bertatapan denganku dan karyawan perempuan lainnya.
***
Sungguh lega pekerjaanku sudah selesai aku membereskan meja yang kotor sebelum aku mengganti bajuku, aku bersenandung dengan penuh semangat. sampai aku tidak sadar bahwa aku sudah membersihkan semua mejanya.
"Kerja bagus Sumire! Ini untuk upah kamu untuk hari ini dan upah sekarang kecil dulu nanti kalo sudah bagus kinerjamu bos akan kasih bonus untukmu." Kata Karin tersenyum padaku.
"Iyah terima kasih." Ucapku menunduk.
Walau begitu aku sudah berusaha meskipun gajinya kecil. aku akan menabungnya hingga aku bisa membeli apa yang aku mau, selama ini aku menahan itu semua untuk membeli makanan.
Kedua orang tuaku sudah lama meninggal, aku tinggal sendiri tanpa uang. aku mengerti aku tidak boleh mengeluh! mungkin saja di luaran sana kehidupannya mungkin lebih parah dibandingkan diriku.
Walau begitu aku tetap berusaha keras untuk menghidupi atas kekuranganku.
***
Aku melihat seorang gadis yang berdiam diri di sudut cafe, aku terkejut ternyata selama ini yang memesan Green tea di cafe adalah Sarada?
Dan yang mengobrol dengan Tante Karin juga adalah Sarada juga?
Jangan bilang dia ingin pulang bareng dengan Boruto?
Aku menggelengkan kepalaku.
Dengan rasa takut and gugup aku melewati Sarada begitu saja, hingga dia menyadari kalo aku melewatinya.
"Kau sumire? Kenapa ada disini?" Tanya Sarada.
Aku terkejut dengan santainya aku berbicara tanpa rasa gugup.
"Aku hanya ingin kerja." Kataku yang sedikit menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
"Oh..." Ucap Sarada hanya bilang 'oh' saja sudah membuatku marah.
Tapi aku mengurungkan niatku untuk memarahinya dan aku memilih pergi meninggalkan Sarada yang sedang sendirian disana.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Love Him
RandomJatuh cinta pada seorang lelaki adalah sebuah hal yang Normal. Namun untuk saat ini biarlah perasaan cinta itu dipendam. Biarlah dia mencintai orang lain.. Cintai saja dia agar dirinya merasakan kebahagiaan.