buka lembaran baru

16 1 0
                                    

"Allah ngga akan pernah ngasih ujian kepada hambanya melebihi dari batas kemampuannya"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

  Zahra sejak kemarin tidak keluar dari kamarnya karena ia masih butuh waktu untuk menyembuhkan mental nya yang sudah kacau,zahra juga menjadi takut untuk menikah lagi,zahra takut nantinya akan dapat kekerasan lagi,zahra takut akan semua hal itu terjadi lagi.
Zahra terus memikirkan itu dia tidak berhenti menangis sejak kemaren luka yang di buat oleh bhian cukup membekas bagi zahra.

Abi yang khawatir putrinya tidak kunjung keluar dari kemaren pun memutuskan untuk melihat kondisi zahra di dalam kamar.

Tok tok tok..
"Assalamualaikum nak zahra ini Abi nak"
Tapi tidak ada sautan dari dalam Abi nya pun semakin panik akan kondisi putrinya itu,
"Zahraaa zahraaa kamu denger Abi kan" teriak Abi nya dari luar, namun percuma tetap saja tidak ada jawaban dari dalam sana.
Abi zahra yang sudah panik pun memanggil seorang santri laki² yang kebetulan lewat di depan rumahnya, Abi zahra pun meminta tolong kepada 3 santri itu untuk mendobrak pintu kamar zahra, tanpa butuh waktu panjang dengan satu kali dobrakan pintu itupun terbuka, namun Abi Husain segara menutup nya lagi karena kondisi zahra yang terbaring tanpa mengenakan hijab, Abi Husain pun langsung segera menyuruh santri untuk memanggilkan umi dan menyiapkan mobil untuk membawa zahra ke rumah sakit.

sementara itu Abi Husain berlari mendekat ke arah putrinya yang tergelak di bawah dengan kondisi yang aga mengenaskan, masih terlihat jelas di sana ada bekas tamparan di kedua pipi putrinya itu,dan rambut rontok yang seperti bekas jambakan, Abi Husain yang peka pun merasa sangat marah kepada pelaku yang telah melakukan ini semua kepada putrinya,tapi di sisi lain Abi Husain juga bersyukur karena putrinya bisa lepas dari sesosok monster itu.

"Ya Allah abii zahra kenapa kamu nakk" teriak umi sambil berlarian dari luar
"Bii apa yang terjadi sama putri kita kenapa banyak bekas tamparan seperti ini ni di pipinya" tanya umi kepada Abi sambil manangis,
Hikss hikss" kamu kenapa nak zahra..." Ucap umi yang sambil mengelus zahra di pangkuannya itu.

Tok tok tok "assalamualaikum pak kyai Bu yai, mobil sudah siap di bawah, santri putri yang sudah menolong juga sudah ada" ucap salah seorang santri yang sudah biasa menjadi supir Abi Husain.
"Suruh mereka segera masuk" perintah Abi
"Njeh bi" santri itupun segera meninggalkan ruangan itu,

Santri Wati yang ingin meng gendong ,ahra pun segera masuk ke kamar dan membawa zahra menuju ke rumah sakit.

"Kamu bawa mobilnya yang cepat tapi hati² ya" ucap Abi pada santri yang menjadi supir
"Baik pa kyai"

Abi dan umi pun membawa zahra ke rumah sakit terdekat, namun sesuatu yang mempersulit jalan mereka ke rumah sakit terjadi, ada razia di depan sana yang membikin jalanan itu menjadi macet, dan terpaksa mereka juga di berhentikan oleh salah satu anggota TNI Al yang sedang ikut turun di jalan, TNI yang turun di jalan bukan hanya TNI AD melainkan ada semua TNI di sini, polisi juga ada,ini sebabnya jalanan ini menjadi macet,

Tok tok jendela Abi Husain di ketuk oleh salah satu anggota TNI tadi,Abi Husain pun menurunkan kaca mobilnya.

"Pak maaf kami sedang buru² ada yang mau kami bawa ke rumah sakit, kondisinya buruk sekarang pak" ucap Abi Husain kepada TNI itu,
"Sebelumnya mohon izin untuk melihat yang sakit tersebut pak, karena saya tidak mau ada kebohongan di sini" ucap TNI itu dengan sopan dan sangat tenang kepada Abi Husain,

Ku Langitkan Namamu di Sepertigaku (Sepertigaku  Dan Sepertigamu Yang Berbeda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang