Lima-🤍🤍🤍

13 4 0
                                    

🦕🦕🦕





Lucas hendak melangkah kakinya masuk ke rumah yang bercat warna biru itu, namun langkahnya terhenti saat melihat sosok tak asing sedang duduk bersama seorang wanita berambut merah, pria yang tengah merangkul wanita itu menoleh pada Lucas saat merasakan kehadiran seseorang.

”Lucas" Panggil pria itu pada Lucas yang masih diam mematung.

“Lucas, sini—"

"Ngapain papah kesini?"

Arya menghembuskan nafas gusar saat mendengar pertanyaan dari anaknya itu, “Ada yang papah mau omongin, kamu duduk dulu sini—"

“Gak, gak ada. Gak perlu omongin apa-apa lagi"

Arya berdiri dari duduknya diikuti wanita berambut merah itu sampingnya, semua itu tak lepas dari perhatian Lucas. Anak itu mengepalkan tangannya kuat-kuat menahan amarah yang kian muncul melihat sosok ayahnya yang berada di depannya.

“Lucas denger dulu, papah kesini mau ngomong soal ini. Papah mau nikah—"


“BANGSAT!"

Lucas tidak menghiraukan eskpresi kaget dari Arya dan wanita disebelahnya itu, lelaki itu melangkahkan kakinya  dengan langkah lebar menuju kamarnya.

Arya segera mencekal lengan Lucas, untuk memaksa anak itu agar diam “Bisa diem dulu ga kamu?! Orang tua lagi ngomong main pergi aja, gak ada adab kamu tuh"

“Orang tua apa? Orang tua macam apa yang dateng kerumah cuma mau ngomong ini ke anaknya? Pikiran orang tua mana yang kaya gitu hah?!"

Bugh!


Mata Lucas semakin memerah, perih di rahangnya kini menjalan ke seluruh wajahnya. Ia menatap Arya dengan tatapan berani “Apa? Gak terima? Kenapa harus izin kalo mau nikah? Nikah nikah aja sana, dipikir Lucas bakal peduli?!"


Arya mencekram seragam sekolah Lucas, menatap tajam anak tunggalnya itu “Jangan kurang aja! Saya gak pernah ngajarin kamu jadi anak yang punya sifat goblok gini, saya orang tua kamu tau?!! hah?! TAU GAK?!"

"GAK TAU, LUCAS GAK PERNAH NGERASA PUNYA ORANG TUA KAYA ANDA!!!"

Bugh!

Bugh!


“Ya Tuhan" Wanita yang menggunakan dress hitam selutut itu menutup mulutnya terkejut melihat apa yang baru saja ia lihat di depan mata.


“Mas udah mas udah, mas stop!" Elka dengan panik serta ketakutan pun mencoba menghentikan Arya yang menghajar Lucas dengan membabi buta, seolah lupa bahwa anak itu adalah darah dagingnya.


"MAS STOPP!! TOLONG SIAPAPUN TOLONGGG!!!"

Lucas pasrah saat Arya memukul wajahnya dengan keras, dan menendang perutnya hingga anak itu terkapar dilantai dengan darah yang mulai menetes, anak itu dengan diam meneteskan air mata yang sudah tidak kuat ia bendung.

“Mamah..." Gumam Lucas terisak pelan.

Arya menghentikan tindakan yang ia lakukan saat melihat Elka menangis sejadi-jadinya, “Tolong udah, Lucas anakmu Arya, udah tolong berenti"

Arya menatap Lucas dengan tatapan bengis, sebelum pergi dari rumah, pria paruh baya itu sempat memberikan tendangan terakhir pada perut Lucas. Lucas tidak memberi reaksi apa-apa, bahkan untuk sekedar meringis saja tidak, karena sudah terlalu banyak rasa perih dan sakit yang ia terima dari pria itu.

“Jangan kurang ajar kamu! saya bisa aja bunuh kamu sekarang juga kalo saya mau"

Lucas langsung membaringkan tubuhnya dilantai dengan darah yang bercecer kemana-mana, bahkan seragamnya pun terkena darah anak itu. Lucas hanya menatap atap rumahnya dengan tatapan kosong, ia sudah tidak punya tenaga untuk sekedar bangkit atau duduk dari posisinya itu. Rasa perih yang semakin lama kian terasa telah menjalar ke seluruh tubuhnya, perutnya nyeri, wajahnya sakit akibat luka lebam tadi. Namun, itu semua tidak ada apa-apanya dibandingkan rasa sakit hati Lucas yang terus terasa sesak. Bahkan tadi ia hampir lupa untuk bernafas karena tenggorokannya terasa tercekik.

LULA (Lucas Layla)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang