🤍🤍🤍-Dua

11 10 0
                                    

🦕🦕🦕

"Di daerah padang pasir banyak yang ditemukan berbagai macam jenis tanaman xerofit, yang termasuk tanaman xerofit itu apa Layla Stacey?"

Gadis yang sedang mencatat materi dari Bu Dewi itu meletakkan pulpen, sedikit panik karena tadi tidak terlalu mendengar apa yang beliau terangkan.

"Hah? eugh... ini, Bu"

Bu Dewi mengerutkan keningnya, menatap Layla yang terlihat kebingungan "Nah, gak dengerin saya kamu, ya?"

Layla mulai keringet dingin, panik bercampur takut. Ia tidak mau jika tidak bisa menjawab lagi, sudah cukup malu minggu lalu hanya dia yang tidak bisa menjawab sementara hampir semua anak dikelasnya bisa menjawab. Layla memutar otaknya yang tidak seberapa itu untuk berpikir, mengingat apa yang guru itu sebutkan tadi.

"Anu Bu, Kaktus" Jawab cewek itu ragu ragu. Karena hanya tanaman itu yang ia dengar saat Bu Dewi menjelaskannya, karena Layla sedang sibuk menyatat hingga tidak fokus mendengarkan.

Bu Dewi tersenyum, lalu mengangguk, Guru itu kini menatap bangku di pojok nomor dua "Betul, Selain kaktus apa lagi Arkan Keldiraz?"

Runa yang duduk di sebelah Arkan pun terdiam, ia mematung. Tidak berani menatap Bu Dewi yang sedang menatap ke arah bangku miliknya dan Arkan, sedangkan Arkan yang di tanya oleh Bu Dewi hanya tersenyum pasrah. "Mantap, gue gak tau apaan lagi selain kaktus"

Asha dan Iqbal yang duduk didepan Arkan dan Runa menoleh ke belakang.

"Itu akibat kalo belajar yang di pikirin cuma putsal" Ujar Asha.

"Sama cilok ege, noh cilok" Sahut Iqbal, mereka cekikikan, Runa yang biasanya ikut nimbrung tertawa kini hanya diam. takut jika pertanyaan tersebut Bu Dewi lemparkan untuknya. Oleh karena itu ia pun diam diam ikut mencari jawabannya untuk berjaga-jaga.

Runa yang sudah pasrah hanya menyenggol pelan lengan Arkan "Jawab aja apa kek gitu Kan, sumpah gue panas dingin ini liat dia masih liat ke bangku kita"

"Pohon kurma, Bu"

Arkan dan Runa bernafas lega saat jawabannya benar, kini Bu Dewi tidak lagi menatap ke bangku mereka, Iqbal yang masih menoleh ke belakang hanya mengacungkan jempol "Tumben bener, padahal gue berharap lo jawab pohon stoberi"


"Sialan"




🦕🦕🦕



Layla berjalan sendirian ke minimarket, Ia haus ingin membeli minuman dan beberapa snack sebelum ia pulang. Hari ini ia tidak bekerja dulu karena sudah ada yang jaga, jadi ia tidak perlu bekerja hari ini. biasanya hari Senin sampai Sabtu ia bekerja di minimarket yang berada dekat dengan rumahnya.

Layla tinggal berdua dirumahnya, bersama adiknya. Gino, mereka hanya tinggal berdua bukan tanpa alasan, tapi karena sejak kecil kedua orang Layla dan Gino telah meninggal karena penyakit, yang mengharuskan mereka untuk tinggal hanya berdua, sebenarnya ada om dan tante mereka yang ingin mengurus mereka, namun kedua kakak beradik itu menolak, mereka tidak ingin terus merepotkan lagi.

Layla dan Gino terpaut 8 tahun, jadi sekarang Gino kelas 3 SD.

Gadis dengan rambut kuncir dua itu membuka kulkas untuk meraih minuman dan sosis yang berada di ruang pendingin itu, setelah itu ia melangkahkan kakinya ke tempat snack dan mengambil beberapa snack yang akan ia makan bersama Gino.

"Walaupun muka ku kayak kresek, tetapi cintaku ril no fek"

Layla menoleh pada asal suara tersebut, terlihatlah dua sejoli berseragam yang sama dengannya juga sedang mengambil beberapa cemilan.

LULA (Lucas Layla)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang