bab 3

6K 237 1
                                    

                         happy reading
                                     -
                                     -
                                     -
                                     -

"𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶?"

mendengar itu bara langsung turun dari sofa yang menurutnya cukup tinggi dengan penuh effort dan hati-hati tentunya.

"haii om, aku albala panggil aja bala, bukan belmaksud sok asik atau gimana tapi kata nenek, kalo ada yang beltanya itu halus di jawab, betul?" ucap bara, dengan penuh semangat, ia tidak tau saja bahwa Arion sedang menahan gemas dibalik wajah datarnya. awalnya bara takut saat mendengar suara orang tersebut, tapi saat melihat wajah orang tersebut ia tidak jadi takut dan malah terlihat biasa-biasa saja.

"dengan siapa kau disini? dan anak siapa kau?" tanya Arion dengan alis yang diangkat sebelah, tapi wajahnya masih datar

"𝘩𝘪𝘬𝘴... 𝘩𝘪𝘬𝘴𝘴..." bukannya menjawab albara malah menangis dengan suara yang menyakitkan hati siapapun yang mendengarnya. entah bagaimana ia merasa rindu dengan neneknya yang baru saja berpulang.

melihat albara nangis entah dorongan darimana Arion pun mengangkat albara kedalam gendongannya, setelah itu ia usap punggung kecil albara dengan lembut.

tak lama setelah itu andre pun turun dari kamarnya dengan pakaian santay. melihat albara yang menangis dalam pelukan adik keduanya andre pun langsung menghampiri mereka dan berniat mengambil albara dari gendongan arion. tapi saat ingin diambil Arion malah menepis tangan andre dengan tidak santay.

"apaan sih bang" ucap Arion dengan nada sinis

"siniin bocil abang" kata andre dengan nada tak kalah sinis

"kalo aku gamau gimana?" tanya arion menantang

"bodo amatt, abang ga peduli" ucap andre sambil terus berusaha mengambil albara dari adiknya itu

"ck, abang ga liat kalo dia lagi tidur" ucap arion

dan benar saja albara sedang tertidur di gendongan arion. saat mereka berdebat tadi albara merasa bosan dengan perdebatan itu hingga akhirnya ia memutuskan untuk menyenderkan kepalanya pada dada arion, dan setelah itu ia pun tertidur.

"biar aku yang bawa dia ke kamar aku" ucap arion, dan setelah itu ia pun pergi meninggalkan andre tanpa menunggu jawaban dari sang empu.

tak lama setelah kepergian arion dan bara terdengar suara melengking dari arah pintu depan mansion

"SAMLEKOMMM, MOMMYY ANAKMU YANG TAMPAN DAN KARISMATIK INI PULANGG, RED CARPET NYA MANA NIHH" teriakkan melengking itu berasal dari salah satu adik kembar andre, dia adalah ALVARO AGRAFIEL WILSEN, yang sifatnya 11 12 sama rival, dia memiliki wajah yang tidak kalah tampan dari para abangnya yang lain, dia adalah anak bungsu tapi sebentar lagi dia akan menjadi abangg, angjayyy.

dan jangan lupa di sebelahnya ada kembarannya yang sifatnya berbanding terbalik, yaps dia adalah ALVANO PUTRAYAKSA WILSEN. wajahnya tidak jauh berbeda dari alvaro, tapi kepribadian yang jauh berbeda.

"berisik."gumam vano tpi masih bisa di dengar oleh varo yang ada di sebelahnya

" ehh, abangku yang sangat tampan tpi masih tampanan varo, tumben udh ada di rumah?" tanya varo

"kepo" ucap andre, dan setelah itu ia menyusul adiknya yang telah membawa bara pergi

"anjj- astagfirullah, sabarr, orang sabar disayang mantan, eh-" ucap varo, dan tanpa di sadari kembarannya sudah tidak ada disebelahnya

setelah itu varo berjalan dengan perasaan seolah tidak terjadi apa-apa.

                              🦊🦊🦊

makan malam pun tiba, di meja makan sudah berkumpul semua kecuali yaitu rion dan rival. andre sudah ada di ruang makan, kenapa tidak ajak bara, karna kamar rion dikunci dari dalam seakan tahu bahwa ia akan mengambil bara diam diam.

"ck, lama bgt sih busett" gerutu varo karna ia melewati waktu makan siang saat di sekolah tadi, ia hanya memakan camilan saja

"Tiyaz tolong panggilin rion sama rival" ucap sang nyonya wilsen pada salah satu bodyguard termuda yang berjaga disana. kira' umurnya tidak jauh dengan Andreas

"baik nyonya" jawabnya dan setelah itu ia langsung pergi dari sana

sesampainya di lantai 3,tempat yang berisi kamar anak anak keluarga wilsen ia langsung meng hampiri kamar rival

𝘵𝘰𝘬... 𝘵𝘰𝘬... 𝘵𝘰𝘬...

"maaf tuan muda, saya diperintah nyonya untuk memanggil anda" ucap tiyaz dengan sopan

"biasa aja kali bang, gausah sopan sopan banget sama gua mah" ucap rival sambil menepuk pelan punggung lebar tiyaz

"iya deh iya, yaudah gua mau manggil adek lu dulu" ucap tiyaz

"rion belum turun?" tanya rival

"belum lah makanya ini gua mau manggil dia" ucap tiyaz sewot, seakan lupa bahwa rival adalah tuan mudanya

"yaudah gua aja yang manggilin lu balik kerja aja" ucap rival

"yaudah deh kalo gitu saya permisi" ucap tiyaz dan setelah itu ia langsung pergi

setelah melihat tiyaz yang sudah mulai menjauh, iapun langsung pergi menghampiri kamar sang adik

"rion bangunn, kamu masih tidur atau udah sadar?" tanya rival sambil mengetuk pintu kamar rion

tak lama terdengar suara membuka kunci pintu dari dalam, dan tak lama muncul lah rion dengan pakaian piyamanya, dan terlihat diranjangnya ada gumpalan kecil yang masih terguling selimut

"OMAGAA DEDEK BARA AKU NGAPAIN? LUCU BANGETT" teriak rival

"ck berisik bang, nanti aku nyusul, aku mau gantiin baju dia dulu" ucap rion

"no, abang aja yang gantiin kamu cuci muka aja sana biar cepet" ucap rival dan setelah itu ia masuk ke kamar rion tanpa seizin si empu

melihat abang lucknut nya ia pun ikut masuk dan langsung menuju ke kamar mandi.

"bara bangun yuk waktunya makan malam" ucap rival lembut sambil mengguncang tubuh kecil bara dengan pelan dan setelah itu ia langsung mengambil baju bara yang di taro di walk in closet rion oleh asisten andre

"enghh cebental lima menit lagi" ucap bara sambil mencari posisi yang menurutnya nyaman

"bang andre udah nunggu di bawah loh, masa bara ngebiarin bang andre nunggu" ucap rival sambil mengganti pakaian bara

"enghh, iya iya ini bala bangun"ucap bara sambil mengucek matanya

" heii jangan dikucek nanti jadi merah" ucap rival sambil menghalangi tangan kecil bara

tak lama setelah itu keluarlah rion dari dalam kamar mandi dan langsung menghampiri mereka

"emm abang gendong" ucap bara sambil merentangkan kedua tangannya

melihat itu dengan senang hati rival langsung menggendong bara

"udah bang?" tanya arion

"udah nih, liat aja bocahnya masih betah bgt merem" ucap rival sambil memperlihatkan bara yang masih tertidur tanpa merasa terganggu

"yaudah ayok" ucap rion

dan setelah itu mereka pun berjalan dengan beriringan menuju ke ruang makan dengan menggunakan lift

                               🦊🦊🦊

typo tandain‼️

malmingg terus gabut karna ngga ada yang ngajak jalan, jadi aku mau up aja

teu kuattt
insinyurr bgtt akuu, kemaren juga sempet mikir 'hapus aja ceritanya mumpung masih sedikit' tapi gajadii, soalnya udah dimaki-maki temenku biar aku sadar hiks... maapin aku ya gess

janlupp votee sayanggggggg dan komennn, komen random nanti aku tanggapin kalo mood, ehekkkk.

makasii gayss💋💋💋

albara kalandra (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang