CHAPTER 3

106 7 0
                                    

Argana kembali membawa tiga botol minuman bersoda dan satu kantong kresek berisi makanan ringan, "akhirnya, dateng juga. Gue kira lo kabur anjir" Sandra bangkit dari tempat duduknya, merentangkan kedua tangannya siap memeluk Argana.

Pelukan menjadi hal yang lumrah dalam pertemanan mereka.

Argana menepis tangan Sandra, membuat Sandra mengerucutkan bibirnya kesal. "Kok jahat sih" rengek Sandra.

"Kalo udah selesai buruan balik" selesai mengucapkan kalimat tersebut, Argana memilih untuk kembali ke kamarnya. Meninggalkan Sandra dan Samuel yang masih setia berada di balkon.

Dua jam yang lalu Sandra sempat menelfon Arga untuk meminta lelaki itu mendatangi rumahnya. Namun Arga menolak.

Sebab itulah Sandra dan Samuel yang mengalah dengan datang ke rumah Arga, dengan harapan bisa bermain seperti biasanya. Namun rupanya ia salah, karna pada nyatanya Arga tengah tak berselera.

"Dia bete kenapa sih?" tanya Sandra pada Samuel.

Argana tak pernah menutup-nutupi perasaanya, jika ia tak suka maka ia akan dengan senang hati menunjukkan ketidak sukaanya. Jika ia tak nyaman ia pun tak akan sungkan-sungkan memperlihakan ketidanyamannya.

Samuel mengangkat bahu acuh seraya membuang putung rokoknya ke dalam asbak.

"Apa kita balik aja ya?" tanya Sandra.

Sandra bukan perempuan bodoh yang tak mengerti maksud perkataan Arga sebelumnya.

"Lo balik duluan aja, gue disini dulu. Mau ngobrol sama Arga sebentar" balas Samuel.

"Dih males banget, bokek gue gak ada duit buat gojek" Sandra tak bohong, akhir-akhir ini mamanya memang sering telat mengirim uang bulanan karna berberapa minggu lalu Sandra sempat di minta pulang namun menolak.

Menimbulkan kekecewaan dihati sang ibunda.

"Gue pesenin" Samuel sama sekali tak perhitungan prihal apapun untuk temannya. Uang bukan masalah yang penting untuknya.

"Dih apaansih, gue tungguin aja nggak pa-pa. Mau pulang bareng elo aja" Samuel bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekat kearah Sandra.

"Udah malem, besok lo ada kelas pagi. Besok gue jemput, oke?"

Sandra memasang raut wajah malas, "lo sepingin itu gue pergi ya, Sam?" tanya Sandra memelas.

Samuel menggeleng, "gue takut lo nggak bisa bangun pagi, San" balas Samuel tak berbohong.

"Yaudah deh" Sandra mengalah, memilih untuk pulang.

Samuel membuka ponsel, guna memesankan taxi untuk mengantar Sandra pulang.

"Taxinya bentar lagi dateng, ayo turun" ujar Samuel.

"Kok cepet sih" ada perasaan tak rela membiarkan Samuel dan Arga berduaan, bukannya cemburu. Ia hanya takut mereka berdua menyembunyikan sesuatu darinya saja.

"Ini gue beneran lo usir, Sam?" tanya Sandra sebelum masuk kedalam taxi."Lo tuh emang nggak ada bedanya sama Arga, nyebelin. Padahalkan gue maunya main bertiga" gerutunya.

"Gue nggak ngusir elo, Sandra. Gue cuman minta lo balik duluan" balas Samuel berusaha memberi pengertian.

"Iya deh iya" Sandra kembali pasrah, pada dasarnya ia memang tak pernah bisa menolak Samuel jika lelaki itu sudah dalam mode serius.

Selesai mengantar Sandra, Samuel memutuskan untuk kembali ke kamar Argana.

"Lo kenapa?" tanya Samuel setelah menutup pintu kamar Argana.

3 0 9 1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang