01. Ditunjuk

37 17 0
                                    

09 Juli 2024.

"Kepada siswa/siswi, dipersilahkan untuk beristirahat..."

Semuanya bergerombol keluar kelas setelah bel istirahat berdenting. Mereka menuruni anak tangga, kebanyakan menuju kantin/koperasi, atau mungkin ada yang menuju ke toilet, mencuci tangan, dan tujuan lainnya.

Hari ini, sama seperti kemarin kemarin, yaitu sama mengesalkan nya. Hari yang teramat panas karena matahari tak bersahabat, kipas yang telah diputar menjadi nomor tiga pun masih tak mempan.

Pelajaran masih belum efektif dikarenakan masih suasana MPLS bagi adik kelas. Hari ini adalah hari kedua kegiatan MPLS mereka. Kegiatan itu dilaksanakan selama tiga hari, jadi besok adalah hari terakhir.

Slurp!

Seorang siswi sedang berdiri di depan kelasnya, matanya menatap sembarangan ke lapangan. Mulutnya tak berhenti menyedot es taro yang dipegangnya. Dia rela mati matian mengantre di kantin demi es taro kesayangan dia ini. Es taro memang minuman favoritnya sejak kelas tujuh kemarin.

Dia masih tak terbiasa dengan lingkungan kelas VIII sekarang ini. Dia masih terbiasa dengan lingkungan kelas VII. Ditambah kelas dia sekarang ini tak ada jendela, tak seperti kelas yang kemarin, membuat dia menjadi sedikit tidak betah. Bisa dibilang, masih di tahap penyesuaian.

"Hoi, Zira. Kau udah ngerjain PR matematika?"

Tatapannya beralih ke temannya yang tampak panik sambil memegang buku yang masih belum ditulis angka sama sekali. Kepalanya mengangguk pelan sambil tersenyum rileks, kembali menatap lapangan sambil terus meminum minumannya.

"Lihat dong! Aku belum seles-"

"Hei, kau pikir 'aku anjingmu' kata Muel pas kelas tujuh kemarin?", dia terkekeh, membuang minumannya ke tong sampah. Temannya terdiam, ingin mengamuk, tapi mau bagaimana. Yang dia hadapi sekarang ini memang terkenal 'pelit' dalam memberikan jawaban.

"Kalau mau minta PR, minta saja sama Dwi. Toh, dia kan ga pelit, ga kayak aku."

"Yasudahlah, aku pasrah saja kepada Tuhan Yesus. Semoga guru itu lupa. Aku pun bingung, semua mapel masih belum belajar, kalaupun ada tugas, itupun tugas yang gampang. Kenapa kalau matematika, berbeda 180° dari mapel lain?"

"Ya, jangan tanya aku dong Fey. Tanya langsung ke gurunya."

"Cih. Btw, tumben seorang Zira ga banyak omong."

Tatapannya langsung sinis terhadap temannya yang telah masuk ke dalam kelas. Dia memang sedang tidak mood untuk berbicara banyak hari ini. Ditambah cuaca hari ini sangat panas, dia harus membuat tenggorokannya tidak cepat kering, karena dia tidak membawa air minum.

Bel masuk berdenting. Zira terheran beberapa saat, mengapa istirahat ini terasa singkat sekali? Apakah belnya yang rusak? Tapi tak mungkin.

"Muel! Ini jam berapa?", tanyanya kepada teman laki lakinya yang berada di sebelahnya. Temannya ini terkenal di kelas karena jam kerennya. Mereka berdua bisa dibilang hubungannya dekat.

"09.30. Kenapa emangnya?"

Zira menggigit bibir, menggelengkan kepalanya kearah temannya itu lalu masuk ke dalam kelas. Jamnya tepat, belnya tak salah. Mau tak mau, dia harus menerima kenyataan yang bagi dia pahit sekali...

Guru matematika, bernama Bu Yati masuk ke dalam kelas. Guru ini terkenal dengan ketepatan waktunya. Zira bisa merasakan hawa hawa angka yang sangat mengerikan dan bahkan bisa membuat merinding. Ditambah dia duduk paling depan dan pojok dekat dinding yang dekat juga dengan meja guru.

"Jujur, aku menyesal mengambil kursi ini. Kenapa aku tidak mengambil kursi yang agak belakang? Sial..."

"Baiklah, kita absen dulu ya anak anak. Alicia Zira Atmayani."

3 Days! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang