Dua hari setelah kejadian Sabianne dan Julio yang melakukan hal panas di ruang kerja Julio. Dan sejak hari itu, Julio selalu mencumbui tubuh indah Sabianne. Ia tidak bisa menahan ketika melihat paras cantik Sabianne. Bibir manisnya yang sudah menjadi candunya, tidak peduli dengan Sabianne yang selalu melenguh atas perlakuan bejatnya. Julio akan selalu memberikan kenikmatan yang luar biasa kepada si manisnya. Seperti saat ini, Sabianne tengah dilucuti oleh Julio di dapur rumahnya. Sabianne melenguh tak karuan akibat lidah Julio yang bergerak lihai pada vagina Sabianne, dan sampai pelepasan mereka berdua.
Namun, Julio masih memahami bahwa Sabianne belum berani untuk lebih jauh, atau melakukan hubungan badan. Julio akan melakukan itu dengan Sabianne ketika mereka sudah siap. "Capek?", tanya Julio sembari mengecupi pipi si manis selepas kegiatan panas mereka di dapur. Sabianne mengangguk lemas, tubuhnya sudah tidak memiliki tenaga untuk bergerak atau berbicara lebih banyak. Julio tersenyum gemas, ia memeluk tubuh kurus Sabianne sembari melayangkan banyak kecupan manis. "Tidur ya, saya pergi ke kantor dulu"
Julio kemudian membawa tubuh kurus Sabianne masuk ke dalam kamarnya, ia rebahkan tubuh si manisnya. Ia berikan kecupan penuh sayang pada kening yang lebih muda. "Sleep well, baby", setelah itu Julio segera mengganti pakaiannya. Meninggalkan si manis untuk pergi bekerja.
________________________________________________________________________________
Sabianne membuka matanya perlahan, terbangun dari tidurnya. Mendapati keadaan kamar yang kosong dan sepi, "Sir Julio udah ke kantor pasti..", ucapnya lirih. Ia mendudukkan tubuhnya, kulit mulusnya masih ter-ekspos, Sabianne tidak mengenakan pakaian apapun. Ia malu mengingat bahwa tadi dirinya dan Julio sedang melakukan kegiatan panas di dapur. Walaupun sudah beberapa kali, ia masih saja malu. Terlebih ketika Julio memujinya tubuh dan paras cantiknya.
Setelah berlari-lari di dalam renungannya, ia segera bangkit dari kasur. Membawa dirinya ke kamar mandi, untuk membersihkan tubuhnya. Setelah kurang lebih tiga puluh menit ia mandi, keluarlah Sabianne dari kamar mandi. "AA!", Sabianne berteriak ketika melihat ada sesosok lelaki yang duduk manis di atas kasur.
"Lian.. aku kaget.."
Lian tertawa melihat ekspresi wajah Sabianne yang terkejut. "Sorry, sorry.", ucapnya ditengah tawanya. Sabianne lantas berjalan mendekat, ia duduk di samping Lian lalu mereka saling memeluk. "Kangen banget, udah lama gak ketemu", ucap Lian. "So.. gimana? udah suka Sir Julio belum?", imbuhnya yang diberikan pukulan kecil dari Sabianne. Lian hanya meringis sembari tertawa kecil. "Kamu kesini sendirian?-"
"HI BITCHES"
Vido berteriak ketika baru masuk ke dalam kamar, mengagetkan keduanya. "Sialan kamu Do!", Lian mengumpat hanya dibalas tawaan kencang dari Vido. Setelah itu si bungsu Avellino segera mendekat ke arah mereka. "Sabianne udah siap?", Sabianne tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Vido. "Kalau udah siap, yuk berangkat. Kita jalan-jalan"
__________________________________________________
Sabianne, Vido dan juga Lian sedang perjalanan menuju sebuah cafe yang menjadi langganan Vido, setelah mereka berbelanja banyak hal di mall tadi. Mereka bertiga diantar oleh bodyguard, namun Vido meminta untuk tidak terlalu mendekati merek bertiga. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit, akhirnya ketiga lelaki manis itu tiba di tujuan.
Mereka bertiga segera mencari spot duduk terbaik.
"Nah, kalian duduk disini aja. Biar aku yang pesenin, oke?", Vido beranjak dari duduknya, membawa langkahnya menuju tempat pemesanan.
Tak lama setelahnya, Vido kembali muncul di hadapan Sabianne dan Lian. Ketiganya saling bercanda tawa, bercerita banyak hal, tentang mantan, tentang keluarga, dan lain sebagainya.
Dan kemudian pesanan mereka datang, ketiganya segera mencicipi hidangan cafe itu."Enak banget, Do", ucap Lian.
Vido mengusap bahunya bangga.
"Sabianne udah tau?", tanya Vido setelahnya.
"Tau apa?", tanya Sabianne balik kepadanya.
"Belum sih, tapi udah aku ceritain. Ujungnya aja", jawab Lian menoleh ke arah Vido. Sabianne tidak tahu apa yang sedang kedua lelaki ini bicarakan.
"Jadi, Sabianne–", ucap si bungsu Avellino yang menatapnya dengan serius. Membawa kedua tangannya ke atas meja. "Kamu udah tau kan kalau abang aku punya banyak mantan?". Lantas Sabianne mengangguk dengan ragu.
"Tapi ada satu orang–well.. cewek, yang pernah buat abang aku tergila-gila. Seperti saat sekarang sama kamu. Abang aku bener-bener cinta mati, he adore her so much. Bermesraan dimana aja, they go on a date. Bahkan sampai ada pertunangan–". Jantung Sabianne seolah jatuh ketika mendengar ucapan Vido.
"Kita semua sudah mengharapkan sebuah pernikahan. Until one day, si cewek ini tiba-tiba memutuskan hubungan mereka. Membatalkan semua perjanjian, dan kisah cinta abang dan dia. Si cewek ini juga pergi begitu saja, tidak memberikan alasan yang pasti mengenai kenapa ia memutuskan hubungan cinta mereka. Disitu abang aku bener-bener terpuruk, dia minum-minum parah. Dan mulai bermain sama banyak orang, cowok, cewek. Abang aku akan melakukan sex dengan mereka lalu meninggalkan mereka begitu saja–",
"Sir Julio juga udah melakukan hal itu bersama si cewek?", potong Sabianne ditengah-tengah penjelasan Vido. Lian lantas mengangguk perlahan.
"Intinya. Karena hal itulah abang aku punya banyak mantan, dan punya kepribadian yang buruk. Aku takut masih belum bisa ngasih tahu kamu. Please, jangan mau dekat-dekat dengan abang aku. Kamu pindah sama aku aja, be my friend, my company. Aku gamau lihat ada orang yang tersakiti karena ulah abang aku", Vido benar-benar berbicara dengan nada yang serius. Ia memohon kepada Sabianne.
Sabianne yang masih mencoba mencerna semua perkataan Vido, tidak langsung memberikan jawaban. Ia masih terdiam, bingung harus merespon seperti apa. Entah mana yang harus ia percaya, Julio yang selalu memberikan rasa sayang dan cinta, atau Vido yang memberinya rasa kenyamanan, pertemanan, dan persaudaraan?
TO BE CONTINUE.
![](https://img.wattpad.com/cover/374547457-288-k938960.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ Let Me Love You ] - [ JaeYong ] 🔞
Fanfiction[ BXB ] [ M-PREG ] [ BOYPUSSY ] [ HARSH WORDS ] Sabianne, pemuda sembilan belas tahun yang baru saja lulus dari bangku SMA, harus menerima kenyataan bahwa dirinya telah "dijual" oleh sang Ayah, demi melunasi segala hutangnya di masa lampau kepada b...