Bab 13

79 13 6
                                    

Lucas memasang retsleting celana jeans-nya lalu turun dari tempat tidur untuk mengambil T-Shirt yang tadi dia lempar. Dia mengenakannya melalui kepala. Lucas mendengar tangisan lirih Sheila di belakangnya. Dia tidak menoleh. Seluruh tubuhnya gemetar. Bukan karena kepuasan, tapi lebih mirip sesuatu yang mendesak ingin segera keluar dari tubuhnya. Dia berjalan keluar dan membanting  pintu. Tidak lagi peduli untuk menguncinya.

Lucas menuruni tangga dan keluar dari gedung apartemennya. Lalu dorongan itu tidak tertahankan lagi. Dia memuntahkan seluruh isi perutnya di tepi trotoar. Orang-orang yang tengah lalu lalang melihat ke arahnya dengan jijik tapi dia tidak peduli. Dia mengelap mulutnya, lalu duduk bersandar dengan kaki berselonjor. Lucas melarikan jemari ke rambutnya dan merasakan keringat dingin yang mengalir turun dari pelipisnya.

Dia telah membalas dendam. Kemarahan yang telah dia pendam selama bertahun-tahun akhirnya mendapat pelampiasan. Tapi kenapa yang dia rasakan hanya jijik? Kepada dirinya sendiri? Lucas telah menghancurkan harta paling berharga Trevor McAdams. Dia telah memperkosa Sheila. Seiring dengan pemikiran itu di kepalanya, Lucas kembali merasakan dorongan untuk muntah.

Kenapa harus Sheila? Mungkin Lucas tidak akan merasa seburuk ini kalau bukan Sheila yang menjadi korbannya. Sekarang setelah kemarahan Lucas mulai reda, kejadian tadi berputar dengan cepat di benaknya. Tidak peduli meski gadis itu menipunya, atau berpura-pura lugu untuk menjeratnya, seberapa buruk pun Sheila, dia tidak dapat mengingkari satu hal. Dia mencintai Sheila. Kenyataan itu menghantamnya seperti lelucon yang kejam.

Tadi dia begitu marah sehingga tidak memikirkan tindakannya. Yang ada di pikirannya hanyalah membalas dendam pada ayah yang meninggalkannya untuk hidup seperti di neraka. Dan dia melampiaskan dendamnya pada gadis yang dicintainya. Ya Tuhan, apa yang telah dia lakukan? Sheila adalah seorang perawan, dan Lucas menidurinya seperti seorang pelacur rendahan. Dia masih ingat jeritan kesakitan Sheila saat Lucas merobek selaput dara gadis itu. Tanpa menunggu Sheila siap. Dia tidak dapat membayangkan rasa sakit yang harus ditanggung Sheila. Dan Lucas yang menyebabkan rasa sakit itu.

Sheila tidak akan pernah memaafkannya. Mungkin memang inilah takdir yang digariskan kepadanya. Ditinggalkan oleh orang-orang yang dia cintai dan menjalani hidup di kegelapan tak berdasar. Namun kali ini, dia tidak dapat menyalahkan takdir. Karena dia sendiri yang menyebabkan satu-satunya orang yang dia cintai membencinya. Dan tidak ada yang dapat dia lakukan untuk mengubahnya.

***

Sheila meringkuk di tempat tidur sambil memeluk dirinya lebih erat. Rasa dingin yang dia rasakan saat ini bukan karena ketelanjangannya. Begitu juga dengan rasa nyerinya. Seluruh tubuhnya memang sakit, terutama bagian di antara kedua kakinya. Tapi keadaan hatinya jauh lebih parah daripada itu. Dia hancur. Begitu hancurnya hingga dia tidak tahu bagaimana membuat dirinya utuh kembali.

Dia tidak bisa lagi menangis. Air matanya telah kering ketika Lucas memperkosanya tadi. Begitu juga dengan suaranya, hanya tinggal isakan lirih yang tersisa. Sheila hanya berbaring tak bergerak. Dia merasa dikhianati. Oleh seseorang yang telah menjadi cinta dalam hidupnya. Sejak dulu. Dia memejamkan mata. Mengingat ketika pertama kali ayahnya menunjukkan foto pria itu padanya. Foto Lucas.

Dadanya serasa ditusuk-tusuk. Malaikat itu. Malaikat yang dicintainya telah mencabik dirinya seperti seorang iblis. Tanpa menunjukkan belas kasihan sedikit pun. Semua dilakukan karena dendam. Dendam pada ayahnya yang juga ayah Lucas. Trevor McAdams.

Sheila mengingat pertemuan pertama mereka. Bagaimana dia menjadi begitu terkejut ketika Lucas muncul di situ. Tidak mungkin dia salah karena ayahnya tidak pernah berhenti bercerita tentang Lucas sejak dirinya mulai mengerti. Ayahnya begitu membanggakan Lucas, begitu menyayanginya, meski tidak dapat mendekat. Ibu Lucas tidak pernah mengijinkannya. Selalu mengancam akan bunuh diri kalau Trevor McAdams mengatakan pada Lucas siapa dirinya sebenarnya. Ayahnya mundur teratur, mengingat keadaan ibu Lucas, Melanie, yang labil karena obat-obatan yang dikonsumsinya. Tapi dia selalu mengamati Lucas dari jauh. Ayahnya selalu menunjukkan foto Lucas sejak dia masih kecil. Bercerita dengan penuh kegembiraan bahwa Sheila memiliki seorang kakak di luar sana. Meski Lucas bukan benar-benar kakaknya.

Into The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang