Bab 15

71 10 0
                                    

Jessica berlari menyusuri lorong rumah sakit itu dengan tergesa-gesa. Matanya mencari-cari  sosok seseorang saat akhirnya tiba di tempat tujuan. Tidak butuh waktu lama untuk menemukannya. Orang yang dicarinya sedang berdiri menatap jendela di hadapannya dengan rambut kusut dan baju yang berlumuran darah di bagian depan.

Jessica segera menghampiri Sheila yang masih tidak menyadari kehadirannya. Dia menepuk bahu Sheila pelan hingga gadis itu menoleh. Namun  tatapan mata Sheila kosong. Mati. Seperti boneka.

"Sheila..."

Jessica memanggil namanya dengan cemas. Sheila mengerjapkan mata beberapa kali. Seakan baru menyadari bahwa yang berdiri di sampingnya adalah Jessica.

"Jess...Oh Ya Tuhan, Jess," Sheila terisak sambil menghambur ke pelukan Jessica. Jessica memeluk Sheila erat-erat, tidak peduli bahwa pakaiannya akan ikut terkena darah dari pakaian Sheila.

"Aku akan mati. Kalau dia mati, aku juga akan mati," Sheila berkata setengah histeris di sela tangisannya. Jessica mempererat pelukannya.

"Berhenti bicara begitu!" hardiknya meski Jessica berusaha menjaga agar suaranya tidak terlalu keras, "Kau harus tegar. Dia membutuhkanmu lebih dari apa pun saat ini. Kau harus kuat, Sheila."

Sheila mengangguk meski masih belum berhenti menangis. Jessica membiarkan Sheila menumpahkan bebannya hingga akhirnya gadis itu mulai tenang. Tangisannya tinggal berupa sesenggukan saat Jessica bertanya.

"Kau sudah memberitahu ayahmu?" tanya Jessica lembut.

"Dia sedang bicara dengan dokter," tiba-tiba bibir Sheila kembali bergetar setelah mengatakan hal itu, "Dokter bilang...Lucas mengalami perdarahan hebat, tapi ayah telah mendonorkan darahnya untuk menyelamatkan Lucas. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, Jess. Aku tidak ada hubungan darah dengannya. Dia sedang sekarat dan tidak  ada yang bisa kulakukan untuknya."

Tangis Sheila kembali pecah sehingga Jessica harus kembali memeluknya untuk meredamnya. Jessica telah mendengar sebagian ceritanya. Selama ini, dia menyelidiki wanita bernama Jeannie yang datang bersama Sheila saat itu. Usahanya membuahkan hasil. Meski awalnya Jeannie enggan bercerita padanya, namun wanita itu tidak dapat menghindar dari Jessica terus-menerus. Akhirnya Jeannie bercerita padanya. Meski Jessica yakin wanita itu belum menceritakan segalanya. Namun setidaknya Jessica tahu selama ini Sheila ada di mana. Dia tinggal dengan pria bernama Lucas itu. Jessica yakin setelah dia mengantar Sheila malam itu ke klub malam, Sheila tidak kembali ke rumah maupun ke tempat Bibi Sophie seperti pengakuannya. Namun yang Jessica tidak mengerti adalah, kenapa Sheila mau saja pergi dan tinggal bersama pria yang baru ditemuinya. Jawabannya muncul beberapa saat kemudian, saat Jeannie menunjukkan foto Lucas padanya. Dia begitu terperangah. Jessica tahu Sheila adalah anak adopsi. Itu bukan rahasia lagi. Yang membuat Jessica terkejut adalah, dia pernah melihat pria bernama Lucas itu. Setidaknya sekali. Dia pernah menemukan foto pria itu di dompet Sheila. Jauh sebelum Sheila bertemu Lucas malam itu, setahun lalu, pada saat mereka kelas dua SMA.

Meski hanya melihat fotonya satu kali, sulit untuk melupakannya. Pria itu sangat tampan. Wajahnya benar-benar mencolok. Mengingatkan Jessica pada lukisan-lukisan malaikat, apalagi dengan rambut pirang dan mata biru gelapnya. Pria itu benar-benar seperti sosok yang jatuh dari langit. Seandainya saja sorot matanya tidak sedingin itu. Bahkan Jessica menjadi bertanya-tanya bagaimana seseorang dengan wajah selembut itu dapat melemparkan tatapan yang begitu dingin.

Akan tetapi ketika Jessica bertanya pada Sheila siapa foto pria yang ada di dompetnya, gadis itu langsung menghindar. Setelah itu, Jessica tidak pernah melihat Sheila membawa-bawa foto itu lagi. Jadi betapa terkejutnya dia saat Jeannie menyodorkan foto pria yang sama dengan yang dilihatnya ketika itu. Otaknya berusaha keras memproses segalanya. Kenapa Sheila mengejar-ngejar pria ini? Apa hubungan Lucas dengan Sheila? Pertanyaannya belum juga terjawab hingga siang ini ketika Sheila meneleponnya. Dengan kata-kata yang terbata-bata dan agak histeris. Jessica tidak dapat menangkap dengan jelas apa yang dikatakan Sheila. Dia hanya tahu bahwa Lucas mengalami kecelakaan dan saat ini sedang berada di rumah sakit. Mendengar nada suara Sheila dan keadaannya yang berantakan, pria itu sangat berarti bagi sahabatnya. Sejak dulu.

Into The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang