Sakura menempelkan access card miliknya dan mendapati apartemennya sangat sepi. Ia hanya memotong rambutnya sebahu, hitung-hitung mengubah penampilan karena itu-itu saja.
Keningnya mengkerut, lalu ia menurunkan Sarada dan memberikan coklat kesukaannya setelah menutup pintu. Apa mereka belum bangun?
" Sarada suka sekali sama coklat yang ini Mama. Kalau Sean nanti sakit gigi nangis lagi " Ocehnya. Walaupun baru berusia dua tahun keduanya sangat pandai bicara karena Sakura sudah menyekolahkannya hingga kedua anaknya punya tubuh kembang yang bagus.
" Kamu juga, hanya satu bulan sekali oke? " Sakura memperingati dan menggandeng lengannya masuk. Apartemen ini besar ia menuju kamar tidur untuk menaruh tasnya.
" Sarada sama Sean ikut Mama kan? "
" Iya sayang nanti main dikantor Om Sasori ya Mama kerja sebentar " Tidak ada Sean dikamarnya. Apa Karin memindahkannya ke kamarnya? Kenapa jantungnya berdebar seperti ini?
" Sepi sekali, Karin sudah berangkat ya? Bukannya kita meeting barengan? " Tanyanya pada dirinya sendiri. Ia mendengar suara berisik namun masih mencoba mencari asal suara.
" Sean, kamu belum bangun sayang? " Teriaknya. Kemudian ia berjalan kearah kamar tamu sebelum suara Sean menginterupsi.
" Di dapur Mama " Sakura setengah berlari menuju ke dapur takut Sean berbuat macam-macam namun matanya membola melihat siapa yang berdiri dengan Karin yang duduk di kursi dengan tangan terikat dasi di kursi makan.
" Hah! Karin, kamu.. "
" Sakuraaa.. Maaf , aku tidak sengaja bertemu bos di jalan " Biasanya Sasuke akan lewat dari arah berbeda mungkin karena pria itu menginap dari rumah Ibunya jadi melewati apartemen Sakura.
Kejadiannya sangat cepat. Karin menceritakan semuanya dengan detail membuat Sakura menoleh pada pria yang.. Pria tampan yang masih sangat dicintai olehnya itu. Tapi ia sadar, kembali pada Sasuke hanya akan membuatnya di cap sebagai wanita murahan.
" Sean, turun sayang " Karena Sean sangat menempel pada Sasuke. Sasuke menatap Sarada lekat, ternyata.. Ternyata mereka kembar. Sasuke langsung lemas, tubuh kembang anaknya terlewatkan selama berpisah dengan Sakura.
" Ini kan Papa, kenapa Sean harus turun? Sean kangen loh! " Sean gampang sekali ia luluhkan. Karin memberitahu kesukaannya, namun tidak dengan Sarada, sialan memang. Sakura mau membuatnya mati muda.
Sedangkan Sakura masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan anak pertamanya. Sejak kapan mereka dekat? Karin... Sakura langsung menatapnya tajam walau wanita cantik itu memandangnya dengan tatapan memelas.
" Sakura, kamu bahkan tidak hanya menyembunyikan satu tapi dua. Ck! Ini anakku sayang " Tuturnya. Nadanya selalu lembut, tidak pernah membentak, walaupun pandangannya tajam dan menusuk. Sasuke sangat tampan dengan kemejanya yang agak kusut begitupun Karin yang tampak pasrah.
" Tahan bos, ada anak kalian " Karin terancam jadi ia harus berbaik hati. Ia menatap Sakura dengan senyum yang tidak sampai hatinya. Mau bagaimana lagi? Di rapat nanti pun mereka juga akan bertemu bukan?
" Kenalin Ra! " Desak Karin dan Sarada minta diturunkan dari gendongan sambil mendekat kearah Sasuke.
" Huh! Jangan bilang kamu mengarang cerita kalau aku mati tertembak "
" Beneran Papanya Sarada sama Sean? Jadi, Papa sudah selesai mancingnya? " Apa? Memancing itu hobi orang miskin menurutnya, duduk dipinggir danau menunggu berjam-jam dengan kudapan kopi dan kacang.
Sakura.. Sasuke pun menatap wanita itu tajam.
" Iya, tapi Mama kamu salah. Papa baru saja dipecat setelah tiga tahun menjadi penjual kopi keliling " Karin hampir meledakkan tawanya kalau Sasuke tidak melotot padanya. Sakura pun menghela nafas pasrah.
" Jangan pergi lagi Papa, Sarada juga mau digendong kaya Sean " Sasuke tersenyum. Anaknya kembar, entah sesenang apa kedua orangtuanya mengetahui keberadaan mereka. Ia pun memantapkan diri untuk bercerai. Menyuruh Kabuto mengumpulkan lebih banyak bukti perselingkuhan istrinya lagi.
" Bos, lepasin dulu. Ck! Mau rapat " Sasuke pun menurunkan kedua anaknya dan melepaskan ikatan Karin.
Keduanya langsung berhambur kearah kamar karena Sarada bilang Mamanya bawa coklat. Karin mengusap bahu Sakura. Mereka butuh bicara, ia akan menjaga anaknya sebelum mereka pergi ke kantor. Sakura membiarkan mereka karena ini daerah teritorialnya, lagipula.. Sasuke bukanlah orang jahat ia tidak akan membawa kabur anaknya.
" Bicara nanti saja, jangan didepan anak-anak "
" Aku kangen sayang " Mendekat, Sasuke mengusap bahu wanitanya yang terbuka dengan wajah tidak terbaca. Sakura menepisnya dan hal tersebut membuat kening Sasuke mengerut. Ia tidak senang ditolak.
" Aku kira akan ada drama kalau kamu tidak mau mengenalkanku sebagai Papanya "
" Seharusnya, tapi wajah mereka Uchiha sekali. Aku mau siap-siap " Itulah yang membuatnya berfikir ulang untuk menyekolahkan mereka. Mungkin semua orang akan menyadari kalau Sarada dan Sean adalah Uchiha. Mereka mirip sekali.
" Hei! Di Bandara kemarin rambutmu masih panjang " Pria itu bertindak cepat rupanya.
" Berhenti stalking, kamu sudah menikah! Dan aku tidak mau menjadi penyebab perceraian kamu " Tekannya dan Sasuke tersenyum lembut. Sakura juga merindukannya, dan kembali bersama adalah keputusan yang sangat buruk. Cacian dan makian akan menjadi makanan sehari-harinya kalau semua orang tahu Sakura punya anak dengannya.
" Sudah tidak ada yang tersisa. Disini, hanya ada kamu " Ucapnya merujuk pada pernikahannya sambil meraih tangan Sakura dan mendekapnya. Ia menaruh tangan wanitanya di dadanya yang berdebar kencang. Sakura pun menarik diri sebelum Sasuke bertindak lebih jauh. Ia tahu Sasuke masih mencintainya , namun takdir berkata lain.
" Pergi Sas! Kamu tidak pantas ada disini " Sakura kembali mendorong Sasuke. Tenaganya yang tidak seberapa itu membuatnya terhempas.
" Pantas karena aku Papanya. Satu ciuman dulu baru kulepaskan " Mulutnya belum menutup, tapi Sasuke sudah dihadiahi tamparan oleh Sakura. Menakjubkan rasanya. Sasuke mendekatkan wajahnya dan Sakura mundur satu langkah untuk membuat jarak.
" Kenapa kamu menjadi brengsek seperti ini, huh? Kamu tahu kan, walaupun aku masih mencintaimu aku tidak akan mau berhubungan dengan pria beristri "
" Kamu akan menemuiku sayang, apalagi ada anakku " Sasuke berlalu sambil menatap Sakura yang masih syok. Sejak kapan Sasuke menyerah akan Sakura? Dan status tidak akan menghalanginya, ia pastikan Sakura hanya menjadi satu-satunya.
..to be continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable
Fanfiction📍 Mature for Language Content 📍 SHORT STORY Sasuke menariknya kedalam pelukannya untuk kesekian kalinya. Kehidupannya yang sudah pelik malah bertambah rumit karena Sasuke membawanya masuk kedalam rumah tangganya yang sebenarnya sudah tidak terbent...