Diluar ekspektasinya, Papanya punya lebih banyak bukti perselingkuhan istrinya dengan kekasih gelapnya. Sasuke sebenarnya tidak menyangka dengan apa yang ia lihat, bahkan percakapan telfonnya pun Papanya punya.
Belum lagi pesan-pesan tidak senonoh yang membuat dirinya bergidik ngeri. Selama apa wanita itu berselingkuh ia tidak ingin tahu sama sekali. Ini mempermudahnya, namun tidak sampai situ saja masalahnya. Ia harus bermain pelan walaupun memperlambatnya untuk kembali pada Sakura.
Ada kedua anaknya, skandalnya pasti akan membeludak ditambah mereka itu lumayan dikenal. Sasuke harus berhati-hati, tentunya dengan menjaga perasaan Sakura dan kedua anaknya. Namu perasaan menggebu-gebu ini tidak bisa ditahan. Ia mencintai Sakura, sangat tidak sabar untuk pertemuannya malam ini.
Wanitanya itu pasti mengurus anaknya dulu. Ia sudah menyuruh Karin pulang cepat dan menemani mereka agar dirinya bisa bertemu dengan leluasa. Bukan berarti tidak menyayangi anaknya, ia sudah mengosongkan jadwalnya untuk mengajak keduanya pergi besok. Sasuke ingin menghabiskan waktu dengan mereka.
Dia adalah bos, mau melakukan apapun terserah padanya asalkan pekerjaannya selesai. Maka dari itu ia punya banyak waktu untuk menebus kesalahannya.
Ia ingat malam itu memang tidak menggunakan pengaman. Dan seharusnya aman karena Sakura meminum kontrasepsinya juga. Tidak disangka percintaan terakhir mereka itu malah membuat Sakura hamil. Tidak ada yang ia dipermasalahkan sebenarnya.
Hanya saja ia merasa sangat bersalah karena tidak bisa menemani masa-masa kehamilannya dan bahkan tidak membantunya begitu selesai melahirkan. Sakura berjuang sendiri tanpa bantuan siapapun. Pasti merepotkan karena anak mereka kembar.
Pintu apartemen tempat mereka biasa janjian dulu terbuka. Sasuke langsung memusatkan perhatiannya kesana dan menatap Sakura yang tampak mengenakan maxi dress ketat dengan kardigan rajut. Sial! Tubuh sintalnya memang paling bisa membuat sesuatu dalam diri nya bangkit.
Sasuke mendekat, kali ini Sakura tidak mendorongnya saat ia memeluknya begitu,beruntung sekali dia.
" Aku sangat merindukanmu " Sakura berdecak, begitu pelukan tersebut terlepas Sasuke melihatnya melipat kedua tangannya didepan dada seakan melindungi dirinya.
" Apa yang ingin kamu bicarakan? " Nadanya datar dan terdengar dingin. Seakan malas sekali berhadapan dengan lawan bicaranya ini. Sasuke tidak menyerah, ia mendekatinya dalam satu langkah dan Sakura tampak memicingkan matanya.
" Santailah sedikit, anak-anak pasti aman bersama Karin " Sakura memberikan senyuman manisnya. Namun senyumannya malah terlihat menyebalkan dimata Sasuke.
" Bukan masalah anak-anak tapi istrimu Sas! Pakailah otakmu sebelum mengajak bertemu berdua seperti ini "
" Aku masih sangat waras, oleh sebab itu aku memilih bercerai " Matanya membola dan Sasuke berhasil memancingnya. Tidak ada yang tahu soal perceraian karena berita tersebut akan ia buat seperti bom waktu yang siap meledak. Seandainya tidak seperti itu mungkin saja Mei akan mengincar hartanya, seperti perjanjian pra nikah yang pernah mereka tanda tangani.
" Apa? Kamu.. "
" Ya! Pernikahan ini terlalu dipaksakan, dan kamu juga bisa mencari tahu lewat Ino bagaimana kelakuan wanita jalang itu. Haruskah aku mempertahankannya? Lagipula, aku hanya berminat padamu, tidak ada yang lain " Sakura terdiam. Terlalu bingung untuk menanggapi ucapan Sasuke yang begitu mengagetkan.
Bercerai.. Pernikahan seperti apa yang sudah dijalani oleh mantan kekasihnya ini. Semuanya terlalu membingungkan dan juga.. Posisinya yang menjadi ibu dari anak-anak Sasuke. Itulah sebabnya ia belum mau menyekolahkan si kembar ke sekolah resmi karena orang-orang mungkin akan mencemooh keduanya karena lahir diluar pernikahan.
Ditambah Sasuke sudah menikah.
" Sasuke, aku .. "
" Perceraikanku akan menjadi urusanku, kamu cukup menungguku saja. Bagaimana? " Menunggu pria itu bilang? Sakura bahkan hampir tidak punya harapan untuk kembali lagi. Itulah sebabnya ia bersyukur karena setidaknya ada yang mengingatkannya pada Sasuke. Yaitu kedua anak kembarnya.
" Aku masih belum memikirkan soal kedepannya, yang penting sekarang adalah perusahaan stabil dan anak-anak senang " Sahutnya dan Sasuke tidak senang.
" Apa aku tidak ada didalam rencana masa depanmu? " Pria itu mencekal tangannya dan Sakura langsung menghempaskannya kemudian berjalan mundur. Posisinya sangat jauh dengan tatapan sengit yang terpancar dari kedua bola mata masing-masing.
" Sudah aku katakan kalau aku tidak berminat dengan suami orang "
" Aku akan bercerai, dan setelah itu kita harus menikah " Putusnya. Nadanya terdengar memaksa dan dominan. Sasuke memang selalu seperti itu, apalagi sekarang pria itu cukup berkuasa dan sewaktu-waktu bisa saja menendangnya dari perusahaaan.
Serba salah.
" Kenapa harus, hm? Karena ada anak-anak? Kamu merasa harus bertanggung jawab begitu? "
" Ya! Kamu menyingung perasaanku akhir-akhir ini sayang. Tapi, jangan salahkan aku kalau kamu tidak akan lolos esok hari. Karena Sasuke Uchiha tidak akan menyerah begitu saja " Hidupnya pasti tidak akan tenang lagi mulai sekarang.
Ditambah Sasuke terang-terangan ingin kembali padanya lagi setelah bercerai. Ini diluar ekspektasinya, dengan Sasuke yang memimpin perusahaannya saja tidak pernah ia prediksi sebelumnya dan sekarang pria itu mengatakan ingin bercerai. Apa terjadi sesuatu? Seperti yang Sasuke bilang, ia tidak perlu memusingkan. Bagaimana tidak pusing kalau ia sendiri bingung harus mulai dari mana?
Ditambah kedua anaknya terlihat menempel sekali padanya.
..to be continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable
Fanfiction📍 Mature for Language Content 📍 SHORT STORY Sasuke menariknya kedalam pelukannya untuk kesekian kalinya. Kehidupannya yang sudah pelik malah bertambah rumit karena Sasuke membawanya masuk kedalam rumah tangganya yang sebenarnya sudah tidak terbent...