Irreplaceable - 5

1.1K 109 5
                                    


Sakura sudah datang pukul sembilan dikantornya. Seperti biasa, ia menjadi pusat perhatian karena kedua anak kembarnya yang sangat menggemaskan. Keduanya dengan percaya diri melambaikan tangan pada siapapun yang menyapa. 

Sebelumnya mereka sudah tahu kalau Sakura akan memimpin kelak. Lamanya Sakura tidak datang kesini tak lantas membuat mereka lupa. Semuanya masih mengingat jelas bagaimana rupa cantik dan anggunnya. Sakura tidak jauh berbeda hanya saja rambutnya yang sebahu menambah kesan dewasa pada dirinya.

Sasori tengah keluar kota untuk menghadiri rapat yang memang dilakukan pagi hari. Jadi hari ini Sakura yang akan stay dikantor. Hari ini juga guru les private si kembar akan datang , atau jangan-jangan sudah datang? 

Salah seorang wanita mendekatinya begitu dia sampai dilantai sepuluh gedung ini. Wanita dihadapannya ini menunduk padanya, wajahnya sangat baby face. Sakura menatapnya lekat, ia tidak mengenalinya. Dan kemudian datang sekretaris Sasori yang bernama Temari, wanita itu tersenyum padanya. Si kembar pun menatap para wanita dewasa itu dengan tatapan bingung.



" Perkenalkan ini Tenten yang akan menjadi asisten anda mulai hari ini Nona " Sakura membuka mulutnya. Ini pasti kerjaan Sasori, sudah ia katakan kalau dirinya tidak perlu sekretaris. Sakura juga tidak akan bisa full bekerja disini ditambah Sasuke akan menjabat juga.

" Begitukah? Senang berkenalan denganmu kalau begitu " Kalau sudah begini mau tidak mau ia menerimanya kan? Tenten pasti sedih kalau ia memecatnya. Ia memberikan senyum terbaiknya untuk Tenten.

" Terima kasih Nona, senang sekali bisa bekerja menjadi asisten anda. Kebetulan ada tamu yang menunggu anda sedari tadi " Tamu, jangan bilang kalau..

" Mama, Apa guru lesnya sudah datang? " Tanya Sean dan Sakura mengangkat bahunya.

" Halo Tante cantik, aku anak Mama Sakura namaku Sean. Dan ini adikku yang cengeng namanya Sarada " Sean mengulurkan tangannya pada Tenten dan Temari. Kemarin ia tidak sempat menemuinya begitupun Sarada yang mengikuti kakaknya.

Tetapi wajah sebalnya terlihat kentara sekali, ia paling tidak suka disebut cengeng karena memang ia tidak cengeng.

" Mama, Sean nakal " adunya dan Sakura mengelus rambutnya. Mereka berdua memang seperti itu jadi tidak heran.

" Mama, kita diantar Tante Ten saja, Mama hari ini pasti sibuk karena baru bekerja lagi " Sakura berjongkok sambil memegang lengan Sean. Anak laki-lakinya itu memang sangat pengertian. 

" Oh sayang, Mama sama sekali tidak keberatan "

" Tidak masalah, saya akan menemani mereka sampai selesai Nona" Ucap Tenten karena ia memang menyukai anak kecil ditambah mereka sangatlah menggemaskan.

" Baiklah, lebih baik Tenten menjaga anakku saja selama aku bekerja. Bagaimana? " Tenten tentu saja langsung mengangguk. Tentu saja ia akan dengan senang hati menjaganya. 

" Asyik punya Tante baru " Teriak keduanya. Mereka langsung mendekat kearah Tenten memintanya untuk menggandeng lengannya. Anaknya memang tidak sulit berinteraksi dengan orang baru, seperti dirinya. 

" Ten, katakan pada guru les nya untuk datang menemuiku setelah selesai mengajar " Wanita itu mengangguk dan pamit menuju ruang meeting.




" Tuan Sasori meninggalkan berkas ini untuk anda pelajari , Nona. Dan anda juga sudah ditunggu oleh Tuan Uchiha diruangannya " Ucap Temari begitu dia mengikuti Sakura memasuki ruangannya. Wanita cantik itu berbalik setelah menaruh tasnya. Terlihat sekali wajah kagetnya yang begitu kentara.

" Apa? Dia sudah datang? " Temari mengangguk.

" Ya~ Dari pukul delapan. Beliau dan Sasori juga sudah mengumpulkan karyawan diaula untuk memperkenalkan dirinya " Sasuke selalu bertindak semaunya. Ya.. Pria itu merupakan bos baru disini, karena ada Sasori ia tidak perlu khawatir.

" Ya Tuhan, terima kasih Tem. Aku akan kesana sekarang " 



***


Sakura mengetuk ruangan Sasuke. Tidak ada sahutan sama sekali jadi ia membuka pintu besar tersebut dengan sangat pelan karena takut mengganggu. Disana tidak ada Sasuke, mendengar bagaimana semalam Sasori menjelaskan hari yang akan dijalaninya esok, tanpa bertanya pun Sakura tahu dimana letak ruangan Sasuke.

Tepatnya persis disebelah ruangannya. Sakura pun menghela nafas, tidak lama pintu tertutup dan Sasuke berdiri di belakangnya. Melihat Sasuke yang membawa pensil bergambar spongebob dan hello kitty membuatnya yakin kalau pria itu baru saja menemui kedua anaknya. Pensil tersebut memang Sakura belikan semalam untuk keduanya.

" Tuan Uchiha.. "

" Apa yang kamu bawa , hm? Kamu itu cukup jadi sekretarisku saja jangan ambil jabatan juga " Sakura memeluk map yang diberikan oleh Temari, Ia mengira dirinya akan mempelajari hal yang sama dengan Sasuke.

" Tapi saya kan.. ? "

" Aku ngerti sayang, maksudku kamu itu tidak perlu lelah bekerja dan cukup jaga anak-anak kita saja " Ia memutar bola matanya, mana bisa begitu? Tahu begitu ia tidak perlu pulang agar tidak bertemu dengan Sasuke.

" Jangan mengaturku, kita sudah pisah lama sekali Sas. Jadi lupakan! " Ia memberi jarak, namun Sasuke langsung memeluknya erat. Mencoba berontak namun tidak bisa karena pelukannya terlalu erat.



" Sakura, aku masih sangat mencintaimu sayang. Aku senang kamu menjaga anak kita dengan baik, maaf karena aku tidak mengetahui keberadaan mereka. Seharusnya aku.. "

" Sudah cukup bahas yang lalunya. Apa masih ada yang ingin kamu bicarakan? "  Sakura mulai tidak nyaman karena Sasuke mengecup bahunya. Atasannya memang agak terbuka hari ini.

" Datanglah malam ini , kita bicarakan semuanya " Bisiknya dan Sakura merasakan bulu kuduknya meremang karena Sasuke menjilat cuping telinganya.

" Tidak! Kamu itu pria beristri, aku tidak mungkin menemuimu malam-malam hanya berdua " Tolaknya dan Sasuke memberikan smirk aneh.

" Kalau tidak datang aku akan mengundang wartawan untuk mengklarifikasi semuanya. Bagaimana? "

" Huh! Baiklah~ " Ancamnya. Dan Sakura membulatkan matanya saat Sasuke mencium bibirnya kilat. Tanpa rasa bersalah Sasuke berbalik dan pergi kearah kursinya begitu saja. Dengan congkaknya Sasuke hanya memberikan tatapan acuh padahal Sakura setengah kesal.



" Sialan! "

" Keluar sebelum aku memperkosamu disini! " Tatapannya menghunus jantungnya. Sakura berbalik dengan menghentakkan kakinya kesal. Menghadapi Sasuke yang dulu saja ia kewalahan apalagi pria itu semakin berkuasa sekarang.

Sepertinya ia harus meminta bantuan Karin lagi untuk menjaga anak-anak. Ino mungkin akan pulang besok. Ia malah merindukan wanita pirang itu, bagaimana kalau Ino tahu Sasuke mengajaknya bertemu?


..to be continue..

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang