Irreplaceable - 3

1.6K 137 7
                                    


Sarada dan Sean sedang berada dalam gendongan Sasori. Pria tampan berambut merah itu sangat merindukan keponakannya karena selama setahun belakangan Sasori sibuk dengan perusahaan Sakura dan tidak bisa pergi kesana. Keduanya pun tersenyum kegirangan ditambah ruangan Sasori penuh dengan cemilan yang merupakan kesukaan mereka semua.

Sakura hanya pasrah anaknya melanggar aturannya kali ini. Hanya satu hari, setelah itu ia akan menjaga pola makannya lagi. Rapat dimulai lima belas menit lagi. Pria itu menatap Sakura yang tampak lemas, Karin sudah diruang meeting dan melihat ada Sasuke, Sasori tahu apa penyebabnya. Ditambah wanita itu mengatakan fakta yang membuatnya sedikit terkejut.

Kedua anaknya sudah bertemu Sasuke dan Sasuke datang ke apartemen mereka pagi ini. Sasori sebenarnya tidak mau terlalu ikut campur, tetapi kalau Sakura bercerita dan meminta bantuannya ia siap. Karena apapun yang menjadi keputusan Sakura ia sangat menghargainya.





" Mama meeting sebentar ya sayang. Kalian jangan nakal " Sarada langsung mengeratkan pegangannya pada Sakura. Anak perempuannya ini memang takut dengan tempat baru.

" Tapi Sarada takut " Sean menjulurkan lidahnya, anak laki-lakinya itu membanggakan diri karena pagi tadi berhasil bangun sendiri. Sasori hanya tertawa mendengarnya.

" Sudah kamu disini saja, nanti pakai laptopku untuk online meeting. Ada yang tidak bisa hadir juga hari ini " Sakura mengangguk, ia membuka bekal dan hendak menyuapi keduanya. Sepagian hanya makan coklat, sudah begitu ukurannya besar lagi. Ia harus menjadwalkan pemeriksaan ke dokter gigi.

" Kamu menerima semua keputusan kami? Bagaimana kalau mereka semua setuju Sasuke yang .. "

" Aku menerima semua hasil rapat nanti. Tidak perlu online meeting, aku akan menunggu dengan anak-anak " Saham Sasuke diperusahaannya memang cukup banyak, kurang lebih 65%. 

Waktu itu mereka tidak expect akan berpisah karena Sakura ingin Sasuke membantunya diperusahaan. Naas, hubungan mereka kandas, Fugaku pun akhirnya menemuinya dan memintanya untuk merelakan Sasuke. 

Sasuke sudah banyak memaki keadaan dan takdir karena kakaknya harus koma dan ia menikahi Mei Terumi. Melihat wajahnya berbinar menatap anaknya pagi ini sudah membuktikan kalau cinta pria itu masih begitu besar padanya ditambah Mei tidak pernah dirumah. Pernikahan apa yang sebenarnya di jalani olehnya?









Dua jam berlalu, Karin mendatangi Sakura diruangannya. Sasori memang sudah menyiapkan ruangan dengan kamar karena ia yakin Sakura tidak akan bisa kerja full time karena ada kedua anaknya. Sakura juga mengatakan akan memanggil guru les private kesini untuk mengajar anaknya. Jadi ia menyiapkan semuanya dengan matang.

Karin membawa serta dua anak Sakura keluar karena Sakura menitipkannya padanya. Sedangkan dirinya akan berada disini bersama Sasuke. Pemimpin barunya, hanya beda satu suara dengan Direktur yang sekarang jadi Sasuke lah yang akan naik ke kursi CEO.

" Minggir! " Ucap Karin namun Sasuke sengaja menghalanginya lantaran ia kesal. Selama rapat tadi Karin tidak fokus dan hanya memberinya tatapan mengejek. Sakura yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng kepala apalagi anaknya hanya tersenyum sambil menatap Karin dengan wajah polos mereka.

" Ishhh.. Bisa tidak sehari aja jangan ada dihadapan saya? Mau saya culik anaknya? " Ancamnya dan Sasuke mendorong bahunya pelan.

" Mau saya pecat kamu? " Tanyanya dan Karin pun mengatakan akan bekerja dengan Sakura sebagai pengasuh ataupun asistennya. 

Sasuke hanya geleng-geleng kepala. Ia masih butuh wanita rese ini untuk menarik kliennya. Sering kali ia menyuruh Karin menggoda koleganya walaupun menolak akhirnya wanita itu mau juga. Bukan artian menggoda sampai menyuruhnya tidur namun bersikap genit dengan pakaian seksi.

Cara-cara kotor itu masih ia gunakan. Selain mendapat bonus dari Sasuke, Karin juga mendapat tip dari kliennya. Hitung-hitung bisa membeli tas baru lagi.

" Papa, aku sama Sean mau beli ice cream " Pamit Sarada, Sean tampak tidak mood mungkin mengantuk. Sasuke yang melihat Karin tidak peka mengangkat Sean ke gendongannya sampai membuat wanita itu kesal. Dia itu mau ke ruangan Sasori dulu baru menggendong Sean. 

" Hm.. Hati-hati sayang. Nanti langsung pulang saja yaa~ " 







Sakura ditinggal didalam ruangannya bersama dengan Sasuke. Entah menjadi apa posisinya nanti yang jelas ia ingin bekerja diperusahaan kedua orangtuanya ini. Sakura ingin dirinya memimpin dan membangun kembali perusahaan ini. Sasuke menatapnya lekat, masih tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah cantik juga tubuh aduhainya.

Sial! Ia malah keras diwaktu yang tidak tepat. Padahal banyak sekali  hal penting yang hendak ia ucapkan termasuk posisi Sakura. Tapi nafsu bejatnya saat melihat Sakura memang tidak pernah bisa ditahan. Ia pun mendesak tubuh wanitanya ke meja kerjanya yang besar.



" Lepas! Kamu lama-lama tidak bisa diajak bicara baik-baik ya Sas? " Sakura berkacak pinggang sedangkan Sasuke tersenyum senang melihatnya.

" Ucapan kamu semakin siang semakin pedas saja. Aku suka~ "

" Minggir, kamu merusak citraku. Aku ini.. "

" Aku bos kamu sekarang, kamu dibawah kuasaku. Kalau tidak aku benar-benar mengakuisisi perusahaan ini " Bibirnya tersenyum penuh kelicikan. Sakura balas menatapnya tajam sambil mendorong dadanya yang bidang.

" Kamu mengancamku? " Tanyanya dan Sasuke menatapnya tajam.

" Apapun sampai aku mendapatkan kamu lagi. Aku masih sangat mencintaimu sayang, kamu tahu kan kalau aku tidak menginginkan pernikahan ini " Rayuan maut yang selalu ia lontarkan itu mulai mengusik Sakura. Ia juga mencintainya, tapi tidak dengan Sasuke yang masih menjadi suami orang.



" Aku tidak tertarik dengan pria beristri! Keluar Sasuke, aku mau membereskan tempatku " Usirnya tidak ada halus-halusnya. Sasuke mengikutinya yang kini tengah merogoh tasnya.

" Fine, aku akan pergi tapi kamu harus melakukan satu hal " 

" Hamil diluar nikah saja sudah membuatku merasa menjadi wanita rendahan ditambah kamu sudah punya istri. Sekarang apa lagi yang kamu inginkan? " Sakura seakan menantangnya, apa wanita itu kira ia akan menyerah begitu saja? Pernikahan diujung tanduk, ditambah kedua orang tuanya sudah mendesaknya untuk bercerai.

" Aku akan tetap membawa kedua anakku kerumah. Biar mereka semua tahu, oh atau ke media? Semua orang akan tahu kan? " Sebuah senyum terbit dan Sakura tahu senyum apa yang kini menghias wajah tampannya. Pria itu penuh ancaman.

" Jangan gila! Kalau sampai kamu.. "

" Aku sudah punya power sekarang apalagi kamu sudah disini. Aku bisa melakukan apapun. Dan ingat! Sampai  kapanpun aku cuma mau kamu, Sakura! You da one " Sakura menghela nafas. Ini tidak akan mudah.

Ia meraih tasnya dan memutuskan pergi masa bodo dengan Sasuke karena Sakura tidak mau berlama-lama disini sebelum ia benar-benar mau dicium apalagi dipeluk.




.. To be continue..

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang