08:47 minggu
Hari ini adalah jadwal thorn kerumah sakit untuk terapi/konsul masalah kankernya.
Di sebuah kamar terdapat seorang anak yang sedang memegang sebuah kertas yang dari isinya terlihat seperti surat dari rumah sakit.
Thorn memandang sejenak kertas tersebut lalu beranjak dari ranjang nya dan bersiap untuk pergi.
Bukan ke rahmatullah ya.
Ia mengambil kunci motor nya dan keluar dari kamar, saat ia sedang berjalan menuruni tangga ternyata ada seseorang yang memperhatikan nya dari bawah.
Ya, itu solar. Adik satu satunya yang Thorn punya.
Solar:"mau kemana kak? Rapi bener"
Thorn:"mau ke rumah temen"
Mendengar itu solar hanya mengerutkan keningnya dan kemudian mengangkat sebelah alisnya heran.
Solar:"rumah temen? Tumben"
Thorn:"hehe, iya. Kemarin ada tugas, terus tugasnya kelompok jadi mau di kerjain hari ini. "
Lalu mendengar itu solar hanya ber "oh" ria.
Thorn:"ya udah, aku pergi dulu ya"
Solar:"iya, oh kapan kak Thorn pulang? "
Thorn:"tergantung, kalau tugas kelompok nya cepat selesai thorn balik cepet kok"
Solar:"okay, hati hati di jalan kak"
Thorn:"iya"
Setelah percakapan singkat itu Thorn pun memakai sepatunya dan keluar dari pintu utama, menyalakan mesin motornya lalu berkendara pergi.
Mendengar suara motor yang makin lama semakin kecil hingga akhirnya hilang, solar kembali duduk di sofa di ruang tamu. Hingga baru dia sadari kalau ada kakak nya yang lain menatapnya.
Halilintar:"tadi Thorn bilang dia mau kemana? "
Solar:"ke rumah temen, ada kerja kelompok katanya"
Halilintar:"oh"
Ice:"kalian sadar ga sih? Thorn udah jarang ngumpul sama kita kan? "
Taufan:"bener juga, dulu dia sering main bareng kita, ikut jahil juga anaknya"
Blaze:"bener tuh, kenapa ya? Padahal dulu dia yang suka ngajak kita ngumpul di sini biar dia ga kesepian"
Gempa:"bener, aku jadi khawatir, kalian tau sendiri kan sifat Thorn kayak gimana? Dia suka nyembunyiin semua masalah dia sendiri? Sampai akhirnya kita juga yang tau. Dia kena bully lah, di keroyok begal lah, pokoknya banyak deh. "
Solar:"oh iya, waktu dia demam juga dia diem aja ga ngomong apa apa, mana maksain buat sekolah lagi"
Halilintar:"sampai aku di telfon gurunya kalau Thorn pingsan di sekolah, mimisan lagi. "
Ice:"Thorn udah banyak nyembunyiin masalah dia sendiri, gimana kalau kali ini juga sama? Apalagi kali ini beda, udah berbulan bulan, udah mau satu tahun bahkan."
Gempa:"kalian jangan ngomong yang enggak² bikin aku tambah khawatir sama Thorn"
Blaze:"ya gimana ya kak gem, emang Thorn nya yang mulai aneh belakangan ini"
Taufan pun menganggukkan kepalanya, setuju dengan perkataan blaze.
Solar:"mau ngecek kamar kak Thorn ga? Siapa tau ada sesuatu yang dia sembunyiin di dalam kamarnya"
Gempa:"kamu mau nge geledah kamar Thorn? Ga sopan kalau ga izin dulu, solar. "
Halilintar:"ga ada salahnya"
Gempa:"tapi kak-"
Halilintar:"udah gapapa, ini juga demi kebaikan Thorn sendiri. kalau kita nunggu buat dia cerita, sampai kapanpun dia juga ga bakal cerita kalau bukan kita yang bertindak. "
Taufan:"bener kata kak Hali,jadi kita periksa aja kamar Thorn"
Gempa:"hah.. Yaudah"
All:"oke gas!"
meanwhile di rumah sakit
Thorn tengah mengobrol dengan dokter, tentang penyakitnya dan beberapa hal lain.
Thorn:"dok, kalau bisa, keluarga Thorn jangan di kasih tau ya? "Pinta Thorn.
Ia menatap sang dokter yang ada di depannya. Yang sang dokter pun balik menatapnya, bingung.
Dokter:" loh kenapa? Ini penyakit serius, keluarga pasien harus tau agar bisa menindaklanjuti tentang kanker kamu ini"
Thorn:"gapapa dok, Thorn cuma ga pengen buat mereka khawatir atau apapun itu"
Dokter yang mendengar itu pun hanya menaikkan alis bingung.
"Kenapa dia tidak ingin membuat keluarganya khawatir? Padahal kankernya saja sudah sangat mengkhawatirkan karna sudah bertambah parah padahal belum stadium akhir" pikir sang dokter.
Pada akhirnya dokter pun mengerutkan kening dan menghela napas.
Dokter:"hah.. Thorn, dengarkan saya oke? Kanker kamu ini sangat parah walaupun belum stadium akhir, gimana nanti kalau udah stadium akhir? Bisa bisa kamu m4ti sebelum waktunya "
Ucapan dokter cukup untuk membuat Thorn tersentak dan menundukkan kepala, hati nya sebenarnya belum siap untuk semua ini.
Kenapa harus dirinya? Memangnya apa salahnya? Sungguh malang nasib mu Thorn..
Thorn:"tapi dokter...huh.. Saya gapapa, lagipun.. Biaya operasi nya terlalu besar buat keluarga kami.. Mending uangnya buat sekolah. Iya kan? "
Haduh anak ini, di saat seperti ini masih aja dia mikirin tentang sekolahnya.
Dokter pun terdiam mendengar ucapan Thorn, lalu dengan lembut ia mengelus surai rambut coklat Thorn.
Dokter:"kamu ini ya, lebih mentingin sekolah dan orang lain daripada diri kamu sendiri.. Mengingatkan saya pada kakak saya dulu"dokter pun tersenyum sambil terus mengelus rambut Thorn.
Thorn pun hanya tersenyum, merasa senang karna rambutnya di elus. Dulu dia suka sekali kalau rambutnya di elus, karna nyaman.
Thorn:"tapi kan kakak sama adik Thorn bukan orang lain, dok. Mereka keluarga Thorn yang baik sama Thorn. Hehe"
Dokter :"iya iya.. Hahaha"
Begitulah mereka berkonsultasi dan memeriksa keadaan Thorn lalu di akhiri dengan bersenda gurau.
Agar hati Thorn tidak terasa begitu berat.
Haduh, kira kira gimana ya keadaan di rumah? Apakah mereka menemukan sesuatu di kamar Thorn?
Penasaran? Lanjut di bab selanjutnya :)
Soooo, gimana gimana? Seru ga? Udah janji mau di publish hari ini.
Bab ini lebih panjang dari bab sebelum nya kan? Sengaja, wkwkwk.
Karna book ini ga lama lagi akan tamat, 3 atau 4 bab lagi maybe?
Okay, di tunggu aja kelanjutan nya ya, sengaja author buat ngegantung biar kalian tambah penasaran:v
See you in the next chapter, babay~~
KAMU SEDANG MEMBACA
CANCER COVERED BY THORN'S SMILE🥀💐
Short Storymengisahkan tentang seorang anak Remaja yang mengetahui bahwa dirinya terkena kanker,karna tidak mau membuat kakak-kakaknya khawatir dia pun akhirnya berusaha untuk menyembunyikan penyakit yang di alaminya..sampai pada akhirnya kakak-kakak nya berha...