"SELAMAT DATANG ALBERT!! " Tizon gerzalo teman seperjuang Albert dan Joan mereka ini pentolan SMA NUSA RAGAM INDONESIA.
"hi " mereka berjabat tangan lalu saling memeluk.
"mereka putramu? " tanya Tizon atau panggil saja Tizo.
"siapa lagi zo? "
"hei aku hanya bertanya kenapa responmu begitu, kau tambah dingin Albert, tapi kau tak lebih tampan dari ku HAHAHA" Tizo tertawa terbelak belak sampai menepuk nepuk punggung Albert.
" kau tak berubah Tizo"
"kau yang berubah, bukan aku, kalian dulu sering berkunjung kemari setelah menikah, huh? 1 tahun hanya 1 kali teman macam apa itu? " Tizo mengajak Albert masuk kedalam rumahnya yang megah.
" maaf kan aku, tapi apa kau tau Joan sudah memiliki putri? " tanya Albert.
"hei! jika ingin bertanya pastikan dulu! Joan itu petinggi siapa yang tidak tau tentang hidupnya? kau ini.... "
" oh ya aku belum menyapa mereka, siapa nama kalian? " tanya Tizo.
"Zendro"
"Zendra"
"huh, mereka sama denganmu, ayo apa kalian ingin bermain? " Tizo mengangkat kedua tubuh anak berumur 6 tahun itu ke bahunya, dibantu kedua tangan yang menompa tubuh keduanya.
"om sama papa udah temenan lama? " tanya zendra.
"nah, gak jauh ni sama bapaknya, udah jelas tadi bukan, aku adalah teman ayahmu dan paman Joan? kau tau dia? " tanya Tizo sambil melihat keduanya.
" eh gina, jika kau ingin bertemu yoa dia ada di kebun sana, jika iya... hei kau! " Tizo memanggil orang yang tak lain adalah pelayan disana.
"baik tuan? "
"antar temanku ke nyonya" titah Tizo.
"baik, mari nyonya"
"mama! " Zendro memanggil gina.
"ada apa hm? "
"emm, Zo ikut mama" Zendro mengadahkan tanganya.
"ikut papa aja, mama ada urusan sama tante yoa" gina meraih putranya ini dan menepuk kedua pipinya.
"tapi... "
"udah kamu sama papa, bye... " gina mengangkat tangannya.
mereka berempat sekarang berada di sebuah ruangan panah milik Tizon.
"masih suka panah zo? "
"seperti ya kau lihat... "
"papa...ini gimana? " zendro mengangkat satu panah dengan kedua tanganya.
"zo belum bisa, nanti kalo tambah besar, papa ajarin kamu.. " Albert mengusap lembut kepala zendro.
"papa kalo za tusuk pakai ini mati tidak? " zendra mengambil satu anak panah dan siap membidik salah satu manekin.
"mati za, apalagi kalau kencang lemparnya" Tizon memancing zendra agar melempar anak panah.
Albert melirik Tizon tajam
"awas lo! ""aa takutt"
______________________________
Aaaaa gk ada ide 😭
gimana ini masa sampe sini doang, kirim ide dong lempeng nih kek atiku💔
KAMU SEDANG MEMBACA
ZENDRO : dragios
Random[DANGER⚠️] =======================✥ > banyak yang akan berubah, mulai dari alur dan layar belakang para tokoh > kirim saran jika memiliki ide untuk next chapter > mohon dukungannya , and thank you♡ > tolong koreksi jika ada kata atau kalimat yang ti...