gerza residence ✭・

1 1 0
                                    

"SELAMAT DATANG ALBERT!! " Tizon gerzalo teman seperjuang Albert dan Joan mereka ini pentolan SMA NUSA RAGAM INDONESIA.

"hi " mereka berjabat tangan lalu saling memeluk.

"mereka putramu? " tanya Tizon atau panggil saja Tizo.

"siapa lagi zo? "

"hei aku hanya bertanya kenapa responmu begitu, kau tambah dingin Albert, tapi kau tak lebih tampan dari ku HAHAHA" Tizo tertawa terbelak belak sampai menepuk nepuk punggung Albert.

" kau tak berubah Tizo"

"kau yang berubah, bukan aku, kalian dulu sering berkunjung kemari setelah menikah, huh? 1 tahun hanya 1 kali teman macam apa itu? " Tizo mengajak Albert masuk kedalam rumahnya yang megah.

" maaf kan aku, tapi apa kau tau Joan sudah memiliki putri? " tanya Albert.

"hei! jika ingin bertanya pastikan dulu! Joan itu petinggi siapa yang tidak tau tentang hidupnya? kau ini.... "

" oh ya aku belum menyapa mereka, siapa nama kalian? " tanya Tizo.

"Zendro"

"Zendra"

"huh, mereka sama denganmu, ayo apa kalian ingin bermain? " Tizo mengangkat kedua tubuh anak berumur 6 tahun itu ke bahunya, dibantu kedua tangan yang menompa tubuh keduanya.

"om sama papa udah temenan lama? " tanya zendra.

"nah, gak jauh ni sama bapaknya, udah jelas tadi bukan, aku adalah teman ayahmu dan paman Joan? kau tau dia? " tanya Tizo sambil melihat keduanya.

" eh gina, jika kau ingin bertemu yoa dia ada di kebun sana, jika iya... hei kau! " Tizo memanggil orang yang tak lain adalah pelayan disana.

"baik tuan? "

"antar temanku ke nyonya"  titah Tizo.

"baik, mari nyonya"

"mama! " Zendro memanggil gina.

"ada apa hm? "

"emm, Zo ikut mama" Zendro mengadahkan tanganya.

"ikut papa aja, mama ada urusan sama tante yoa" gina meraih putranya ini dan menepuk kedua pipinya.

"tapi... "

"udah kamu sama papa, bye... " gina mengangkat tangannya.

mereka berempat sekarang berada di sebuah ruangan panah milik Tizon.

"masih suka panah zo? "

"seperti ya kau lihat... "

"papa...ini gimana? " zendro mengangkat satu panah dengan kedua tanganya.

"zo belum bisa, nanti kalo  tambah besar, papa ajarin kamu.. " Albert mengusap lembut kepala zendro.

"papa kalo za tusuk pakai ini mati tidak? " zendra mengambil satu anak panah dan siap membidik salah satu manekin.

"mati za, apalagi kalau kencang lemparnya" Tizon memancing zendra agar melempar anak panah.

Albert melirik Tizon tajam
"awas lo! "

"aa takutt"

______________________________
Aaaaa gk ada ide 😭
gimana ini masa sampe sini doang, kirim ide dong lempeng nih kek atiku💔

ZENDRO : dragiosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang