"Kalo Andre boleh ngelakuin itu ke kamu, saya juga boleh dong berarti?" Ucap mas Wandi berbisik ditelingaku lalu menjilatnya.
"Arghhh. Jangan mas, lepasin" Pintaku yang tidak digubris oleh mas Wandi.
"Ssssst, kamu nikmati aja. Kamu juga boleh mendesah sepuasnya di sini, ga bakal ada yang denger kita" Ucap mas Wandi lalu mencium bibirku dengan brutal.
Aku yang mendapat perlakuan itu, seketika ngefreeze. Di satu sisi aku pengen banget ngerasain ciuman sama mas Wandi sedari dulu, tapi ngga dengan cara seperti ini. Saat itu juga air mata ku mengalir semakin deras dan mas Wandi masih terus melahap bibirku dengan rakus.
Selesai dari bibir, mas Wandi beralih menciumi are leherku lalu menjilatinya bergantian kiri dan kanan.
Puas menjilati leherku, mas Wandi pun kembali menciumku dengan brutal, menekan rahangku agar terbuka sehingga lidah mas Wandi bisa dengan leluasa menjelajahi rongga mulutku.
Lagi lagi aku hanya bisa terdiam atas perbuatan mas Wandi. Disatu sisi aku ingin berhenti dan menghajar mas Wandi, disisi lain aku menikmati setiap sentuhan dan ciuman mas Wandi pada tubuh ku.
Puas menjelajah rongga mulutku, mas Wandi lagi lagi menatapku dengan seringainya, lalu membuka seragamku dengan paksa sehingga membuat kancingnya rusak.
Setelah membuka seragamku dengan paksa, mas Wandi juga melepaskan kaos dalam ku dan sekarang aku sudah tidak memakai atasan lagi. Mas Wandi langsung terarah pada dada ku dan terdiam sesaat.
"Badan yang sangat bagus, sayang" Bisik mas Wandi tepat ditelingaku dan sontak membuatku merinding.
Mas Wandi mengangkatku lalu menggendongku ala koala, kemudian menyandarkan ku ke tembok. Mas Wandi terfokus pada kedua puting ku lalu menatapku dengan tatapan penuh nafsu. Aku mengalihkan pandangan ku darinya dan detik itu juga mas Wandi menjilat putingku dan tangan satunya meremas dadaku dengan keras. Sakit dan nikmat yang aku rasakan, sehingga membuatku tak sengaja mendesah.
"Ahhhhh, mass" Desahku yang membuat mas Wandi makin semangat menghisap puting ku bergantian kiri dan kanan.
Permainan lidah mas Wandi pada putingku benar benar membuatku gila. Lidahnya menggelitik putingku lalu menyesapnya kencang membuatku turut bernafsu. Udah ga terhitung berapa kali aku mendesah karna permainan lidah mas Wandi di area putingku.
Puas dengan puting ku, mas Wandi menatap ku lagi, lalu menciumku dengan lembut. Aku yang udah bernafsu, membalas ciuman lembut mas Wandi. Mas Wandi tersenyum lalu memperdalam ciuman kami. Kurang lebih 15 menit kami bercumbu, lalu mas Wandi kembali lagi di area dada ku, menjilatnya dan menyesapnya bergantian.
"Arhhh, sakit mas" Ucapku kesakitan karna ulah mas Wandi yang sedang membuat kissmark di area dada ku.
"Mulai sekarang, kamu milik mas. Ngga ada yang boleh nyentuh kamu, kecuali saya. Ngerti?" Tutur mas Wandi yang sontang membuatku menganggukan kepala.
Mas Wandi lalu menurunkan ku dari gendongannya, dan menukar posisi kami. Sekarang, mas Wandi yang bersandar di tembok lalu melepaskan seragam dan kaos dalamnya.
"I'm yours tonight" Ucap mas Wandi dengan senyumnya yang indah, senyum yang dulu aku kagumi saat pertama bertemu mas Wandi.
Melihat sosok mas Wandi yang sedang bertelanjang dada di hadapan ku saat ini dan perkataannya barusan membuatku semakin bernafsu dan langsung menghampirinya.
Kembali kucium mas Wandi yang sedikit menundukkan kepala karna perbedaan tinggi kami yang lumayan jauh. Tangan ku meraba badan mas Wandi. Badan mas Wandi ternyata cukup berotot. Dadanya yang bidang dan terbentuk, perutnya yang terdapat 4 kotak yang masih samar samar membuatnya semakin terlihat menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teknisi Imut (MxM 18+)
RomanceMenceritakan kisah seorang Alex yang berprofesi sebagai teknisi. Namun karena parasnya yang imut dan menggemaskan, membuat dia terlihat berbeda dari teknisi biasanya. Terlebih lagi dengan orientasi sexualnya yang berbeda, sehingga membuat Alex kerap...