"Ntar aja deh mas dipakenya" Ucapku lalu memasukkan gelang tersebut ke kotaknya dan kembali memasukkannya ke tas kecilku karna takut ketahuan sama anak kantor yang lain.
"Mas Wandi. Udah selesai sholatnya?" Tanyaku yang sedikit salting karna ngeliat wajah teduhnya mas Wandi.
"Udah mass. Kesel ya, sama pak Angga?" Tanya mas Wandi yang membuat amarahku yang sempat reda, kembali meronta ronta.
"Ihhh. Kesel bangetttt mas. Masa tiba tiba dia bilang ngga usah presentasi karna ngeliat materi yang aku share udah cukup. Tau gitu aku bisa kerjain dari kostan kan" Ucapku penuh amarah.
"Hahaha. Sabar ya mass. Pak Angga emang suka bikin naik darah. Mau marah, tapi dia bos kita".
"Nah, iya mass. Kalo bukan bos, udah aku acak acak sih, mukanya".
"Hahaha. Saya ikut bantu kalo mas mau acak acak mukanya pak Angga" Ucap mas Wandi menanggapi omongan asbunku.
Melihat mas Wandi yang sekarang udah ngga kaku banget lagi, membuatku memperhatikannya dengan lekat.
"Kenapa mas?" Tanya mas Wandi yang melihat tatapanku padanya.
"Ngga papa mass. Cuma ngerasa sekarang kamu lebih asik aja. Ngga sekaku dulu" Ucapku tersenyum.
"Hahaha. Jadi dulu saya kaku nih ceritanya?".
"Hahahaha. Dulu sih, iya. Tiap diajakin bercanda, pasti responnya biasa aja. Apalagi pas diajak ngegibah, pasti yang ngajak kamu gibah langsung ga mood buat lanjut".
"Hahaha. Saya suka deh ngeliat mas Alex ketawa kayak gini" Ucap mas Wandi yang membuat tawaku perlahan terhenti.
"Apalagi kalo senyum gini" Sambung mas Wandi yang membuat ku semakin salting.
Bisa aja ya, bapak bapak gombalannya.
"Ahhh. Kamu mahhh" Keluhku pura pura kesal ke mas Wandi. Aslinya mah berbunga bunga.
"Hahahaha. Habis ini mau kemana mas?" Tanya mas Wandi.
"Mmm, kayaknya bakal pulang sih mas. Tapi kayaknya mau mampir bentar deh ke tenant yang baru itu. Katanya ada toko Ice Cream baru ya?".
"Ooo. Iya mas. Tadi habis PM lewat sana, lumayan rame".
"Makin ga sabar. Yaudah, aku beres beres dulu yaa" Ucapku sembari mengeluarkan akunku dari komputer dan berjalan ke arah loker untuk mengambil tasku.
"Mau ditemenin ga mas?" Tanya mas Wandi.
"Mau kemana mas?" Belum sempat aku jawab, tiba tiba pas Samsul nyahut.
"Eh, anu-"
"Saya mau beli Ice Cream yang di tenant baru itu pak. Terus mas Wandi nawarin mau nemenin" Jawabku memotong ucapan mas Wandi yang terlihat gugup.
"Gapapa mas. Saya sendiri aja, sekalian pulang" Sambungku.
"Lohh, parah. Makan es ga bagi bagi" Celetuk Malik yang baru dateng.
"Kamu mau? Kirain pada gamau, makanya aku ga nawarin" Ucapku terkekeh.
"Ya, mau lah kalo dibayarin mah" Tutur Malik.
"Iya mas. Saya juga mau deh, sekali kali" Sambung pak Samsul.
"Loh, bukannya bapak bilang lagi menghindari yang manis manis ya?" Tanyaku yang mengingat dulu pak Samsul pernah bilang hal itu.
"Hehehe. Cheating day mass" Ucap pak Samsul yang membuat kami bertiga tertawa.
"Hahaha. Yaudah, sekalian aja aku beliin. Mas Wandi jadi mau nemenin?" Tanyaku ke mas Wandi yang langsung diiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teknisi Imut (MxM 18+)
RomantizmMenceritakan kisah seorang Alex yang berprofesi sebagai teknisi. Namun karena parasnya yang imut dan menggemaskan, membuat dia terlihat berbeda dari teknisi biasanya. Terlebih lagi dengan orientasi sexualnya yang berbeda, sehingga membuat Alex kerap...