Bagian 6. Sebuah Tragedi

2.1K 79 2
                                    

Sekitar jam 8an kami pun berangkat untuk melakukan kegiatan perawatan harian, ga banyak ngobrol, kami lebih banyak terdiam. Mas Wandi yang emang ga banyak bicara, ditambah lagi dengan aku yang sedang membatasi jarak dengan mas Wandi, jadilah ngobrol cuma seadanya.

Pertama mas Wandi yang manjat untuk melakukan pengecekan pada detector yang ada, sementara aku bagian dokumentasi. Pas mau pindah ke ruangan untuk detektor lainnya, aku yang masih beresin peralatan, sementara mas Wandi udah beranjak ke ruangan lain, tiba tiba lampu ruangan itu mati dan sontak membuat aku ketakutan dan manggil mas Wandi dengan panik. "Masss. Mas Wandi dimana?" Tanyaku yang udah ketakutan.

"Iya mas, saya di sini" Jawab mas Wandi yang ku dengar sedang berlari menghampiri ku.

Aku yang udah ketakutan langsung berjongkok dan menutupi wajahku.

Ga lama kudengar mas Wandi yang dateng menghampiriku dengan flash HPnya. Langsung ku peluk mas Wandi. "Mas aku takut" Ucapku sembari sesenggukan.

"Gapapa mas, saya di sini" Ucap mas Wandi mengelus punggungku yang bergetar, lalu mengelus kepalaku. Menghirup aroma tubuh mas Wandi dan elusan tangannya di rambutku yang ngga berhenti membuat aku jadi tenang dan udah bisa kembali berpikir. Lalu akupun melepaskan pelukan dari mas Wandi.

"Maaf ya mass. Aku suka panik kalo tiba tiba mati lampu di ruangan gede kayak gini" Ucapku lalu menyalakan flash HP ku juga.

"Iya mas gapapa. Sekarang udah tenang?" Tanyanya dengan nada yang sangat tenang dan membuat aku menatap ke arahnya lalu mengangguk.

Sekarang aku sadar, ternyata kami sedeket ini dan jantungku tiba tiba berdebar seperti pertama bertemu mas Wandi.

Aku pun berdehem untuk menutupi kegugupan.

"Mas, kayaknya listrik di ruangan ini yang bermasalah. Tadi di luar aman kok, ga mati lampu. Kita keluar sekarang?" Tanya mas Wandi yang membuatku sedikit lega.

"Oh iya mas? Boleh mas" Jawabku lalu mengambil peralatan yang tadi udah selesai aku beresin. Tiba tiba mas Wandi menggenggam tanganku.

"Ayo mas" Ucapnya sembari berjalan di depan ku.

Kami pun kembali ke ruangan. Ruangan yang kedua belum kami cek detectornya karena arusnya mati. Jadi mas Wandi langsung memberikan laporan untuk tim Listrik agar segera diperbaiki.

Setelah sampai di ruangan dan setelah bersih bersih aku pun duduk di kursi biasa lalu menyalakan komputer. Karna kalo malam gini, hening banget. Aku yang penakut dan takut mendengar suara aneh langsung parno. Akhirnya aku membuka youtube dan menyalakan lagunya Lyodra. Aku suka banget sama lagu lagunya hehe.

Ga lama mas Wandi masuk, dan aku melihat ada merah merah dan sedikit luka di area keningnya.

"Loh mas, kok keningnya luka?" Tanyaku khawatir.

"Eh iya mas, tadi pas mas Alex teriak, saya langsung panik dan buru buru nyamperin, taunya pintunya ketutup, jadi kejedot deh, haha" Jelas mas Wandi yang membuat ku merasa bersalah.

"Ya ampun mass, maaf ya. Karna aku, mas jadi luka. Bentar ya aku obatin" Maaf ku lalu mengambil kotak P3K.

"Haha, iya mas gapapa. Ini luka biasa doang kok, besok juga sembuh" Ujarnya lalu duduk di kursinya.

Aku pun menarik kursiku mendekat ke mas Wandi lalu mulai membasahkan kapan dengan alkohol lalu menyibak poninya yang sedikit menutupi area lukanya.

"Maaf ya mass" Ucapku lalu fokus mengobati lukanya. Sialnya lagi, aku kembali deg degan dengan posisi sedekat ini.

Setelah selesai mengobati, kami malah tatap tatapan lalu mas Wandi tersenyum. "Makasih ya mas" Ucapnya. Lalu aku mengembalikan kotak P3Knya ke tempat semula.

"Sama sama mas" Balasku dengan senyuman. "Tim Listrik udah ngerespon mas?"

"Udah, ini mereka lagi proses perbaikan" Jawab mas Wandi.

Tiba tiba aku kepikiran soal tadi yang memeluk mas Wandi. Kira kira mas Wandi jijik ga ya dipeluk sesama pria?

Aku yang ga enakan langsung meminta maaf ke mas Wandi. "Mas, maaf ya tadi aku meluk mas. Tadi aku keburu panik dan ga sempet mikir buat nyalain flash jadinya pas mas dateng, aku langsung meluk gitu aja. Maaf ya kalo buat mas risih" Ucapku lalu menatapnya.

"Ngga risih kok mas. Ya sesama rekan se tim, kita harus peduli kan" Ucapnya yang lagi lagi menyadarkan aku kalo dia emang bener bener ngga punya perasaan lebih ke aku.

"Iya mas, makasih yaa" Ucapku sekali lagi.

Sekitar jam 11 malam, aku udah mulai mengantuk. Biasanya aku tidur di jam segini, sekalinya dinas malam jadi ngantukan. Aku yang dari tadi menguap, namun mas Wandi masih tetep segar dan asik dengan gamenya.

"Mas Alex udah ngantuk ya?" Tanya mas Wandi yang mendengar aku menguap beberapa kali.

"Hehe, iya nih mas. Kebiasaan tidur jam segini, pas dinas malem jadi ngantuk deh"

"Yaudah mas, tiduran dulu aja. Nanti kalo butuh apa apa saya bangunin" Suruh mas Wandi. Sebenarnya aku pengen banget tidur, tapi ga enak kalo ninggalin mas Wandi jaga sendirian.

"Gapapa deh mas, aku di sini aja. Ga enak ninggalin mas jaga sendirian" Respon ku pada akhirnya. Mas Wandi pun mengiyakan keinginanku.

Lama lama rasa kantuk ku makin menjadi, hingga tanpa sadar mataku sudah terlelap dan tak lama aku merasa aku di sedang di bawa ke suatu tempat yang sangat nyaman lalu seseorang mengelus kepalaku dengan sayang dan seketika aku benar benar terlelap.



Bersambung...





Holaaaa

Author update lagi, sorry ya kalo masih sedikit per-babnya. Nanti author bakal usahain lebih dari 1000 kata disetiap babnya hehehe

Makasih juga buat readers yang udah selalu ngasih vote dan komentar, asli deh author seneng banget ceritanya ditungguin sama readers. Pokoknya luvv sekebon buat kalian <3

Untuk jadwal update, kira kira perlu diubah ngga ya? Atau tetep Sabtu dan Minggu aja?

Fyi untuk bab ke depannya bakal sedikit 'ninu ninu'  alias agak sedikit 18+, jadi kalo kalian yang ngga suka, boleh sampe sini aja yaa hehe. Kalo suka, gasss dilanjut!!

Teknisi Imut (MxM 18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang