“Zhan, aku ...”
Wajah Xiao Zhan sudah menggelap menahan segala emosi didalam dadanya selama ini, perasaannya campur aduk tidak karuan. Ditambah lagi kini ia tahu apa alasan di balik gagalnya pernikahannya dengan Yang Zi.
Terlihat rahang Xiao Zhan mengeras seiring dengan raut wajah memelas Yang Zi yang ketakutan melihat ekspresi Xiao Zhan.
“Siapa dia?” tanya Xiao Zhan dengan wajahnya yang sudah merah padam penuh dengan emosi yang siap meluap kapan saja.
“T-teman kampusku dulu.” Yang Zi menjawab dengan gugup, seolah ia paham akan maksud pertanyaan dari Xiao Zhan.
“Damn it.” Xiao Zhan yang emosi langsung berdiri dan menggebrak meja, ia mengusap wajahnya frustasi.
“Sudah berapa lama kalian berhubungan?” tatapan mata gelap itu masih terpancar.
“Zhan, Aku ... Aku ...”
“Sudah berapa lama, Yang Zi?” geram Xiao Zhan dengan penuh penekanan.
“B-belum lama, itu terjadi setelah reuni di kampus.”
Xiao Zhan memejamkan matanya sambil menarik napas dalam-dalam menahan segala perasaan yang tidak bisa ia gambarkan.
“Lantas sudah berapa bulan usia kehamilanmu?” tanya Xiao Zhan dengan menekan setiap kata-kata yang keluar dari bibirnya.
“Tu-tujuh bulan.” Yang Zi semakin tersudut karena aura mendominasi dari Xiao Zhan.
BRAKK!!
Lagi dan lagi Xiao Zhan menggebrak meja, rasanya dia sudah tidak tahan lagi. Ingin sekali dia meluapkan segala emosi yang selama ini menyesakkan didalam dadanya.
“Kenapa kamu lakukan ini padaku Yang Zi? Kenapa? Apa kurangnya aku padamu, hah?” Xiao Zhan mencondongkan tubuhnya kearah Yang Zi dengan sorot mata murka serta penuh rasa kekecewaan.
Wajah Yang Zi semakin ketakutan, namun dia tidak boleh menyerah sebelum meminta maaf pada Xiao Zhan atas semua yang telah terjadi.
Yang Zi menoleh ke kiri dan kanan seakan dia sedang mencari perlindungan. Namun semua yang ada di tempat itu tidak peduli, mereka hanya melihat dan tidak berani ikut campur.
“Ti-tidak ada Zhan, kamu, kamu begitu baik padaku. Hanya saja a-aku ... Aku mencintai orang lain.” lagi-lagi Yang Zi sangat gugup. Wajahnya sudah mengeluarkan keringat dingin karena takut dengan sorot mata Xiao Zhan yang seperti bilah pedang.
“Maafkan aku Zhan, maafkan aku. Selama ini aku sudah membuatmu kecewa. Maafkan aku.” tangis Yang Zi pun pada akhirnya pecah juga.
Xiao Zhan menggeram kesal, ia menghela napas kasar lalu kembali duduk ke posisinya semula. Sungguh ia sangat lemah ketika melihat orang yang ia sayangi meneteskan air mata.
“Aku hanya tidak mengerti kenapa kamu setega itu padaku? Kita berteman sejak kecil, sudah sangat lama juga ikatan pertunangan kita. Tapi kenapa? Kenapa kamu tidak mengatakan sejak awal? Kenapa Yang Zi?”
“Seandainya aku tahu lebih awal, mungkin aku akan mencoba mengerti. Mungkin aku akan mencoba untuk mendukung semua keputusanmu, tapi apa? Tapi apa yang kamu lakukan? Kamu tidak mengatakan apa-apa dan lari begitu saja tanpa ada penjelasan.”
“Maafkan aku Zhan, aku khilaf. Aku ... Aku yang sudah merusak semuanya.” ucap Yang Zi di sela isak tangisnya.
Xiao Zhan menarik napas dalam-dalam sambil memejamkan mata, sekarang ia tidak tahu harus bagaimana lagi.
‘Sekarang kondisiku tidak jauh beda denganmu, Yang Zi. Aku juga mengandung anak orang lain, bahkan ini tidak pernah terlintas dalam pikiranku sama sekali.’ batin Xiao Zhan.
Nasi sudah menjadi bubur, kehamilan Yang Zi juga mulai terlihat membesar, dan dia sendiri juga terjebak pernikahan dengan Wang Yibo sehingga semua tidak akan bisa kembali seperti semula.
“Apakah orangtuamu tahu mengenai hal ini?” tanya Xiao Zhan.
Yang Zi menggelengkan kepalanya, “Setelah aku kabur di acara pernikahan kita, aku tidak memberi kabar pada mereka sampai sekarang.” jawab Yang Zi dengan suara pelan.
“Lantas? Apakah laki-laki itu bertanggung jawab atas kehamilan kamu ini?”
Yang Zi mengangguk, dengan wajahnya tertunduk. Ia merasa sangat malu pada Xiao Zhan.
Xiao Zhan menghela napas lega mendengarnya, bagaimanapun dia tidak tega jika melihat Yang Zi hidup luntang-lantung di negeri orang tanpa ada sandaran.
“Pergilah.”
“Hah?” Yang Zi bingung kenapa tiba-tiba Xiao Zhan mengusirnya.
“Pergilah, aku tidak mau terlalu lama menahanmu disini. Aku harap di saat kita bertemu lagi nanti, kamu sudah mendapatkan kebahagiaan yang kamu impikan.” ucap Xiao Zhan.
“Tapi Zhan ...” Yang Zi masih ingin berbicara banyak dengan Xiao Zhan.
“Aku mohon pergilah, jangan membuatku semakin terluka melihatmu dalam keadaan seperti ini.” Xiao Zhan berucap dengan arah matanya tertuju pada perut buncit Yang Zi.
Yang Zi hanya bisa pasrah, ia pun berdiri dari tempat duduknya. “Aku sangat berharap kamu bisa datang ke acara pernikahanku Minggu depan. Demi persahabatan kita Zhan.”
“Aku tidak bisa janji.” ucap Xiao Zhan.
“Baiklah ... Sekali lagi aku minta maaf Zhan.” ucap Yang Zi lalu dia benar-benar pergi meninggalkan Xiao Zhan.
Semua yang ada di tempat itu melihat apa yang baru saja terjadi, mereka seakan bisa menyaksikan tontonan secara gratis, dan tidak ada yang berani mendekat termasuk Jiang Cheng dan Lan Sizhui. Keduanya lebih memilih menjadi penonton dari kejauhan dan tak mau terlibat.
Xiao Zhan menatap kepergian Yang Zi yang sudah keluar dari tempat itu, Xiao Zhan menghela napas beratnya lalu ia mengusap wajahnya. Terlihat kalau kini Xiao Zhan sangat frustasi akan semua yang baru saja terjadi.
“Maafkan aku Zhan. Ini semua di luar kemampuanku. Aku benar-benar minta maaf.” gumam Yang Zi yang sudah berada didalam mobilnya dengan air mata mengalir membasahi pipinya.
“Zhanzhan? Kamu tidak apa-apa kan?” Jiang Cheng mendekati Xiao Zhan setelah Yang Zi pergi, ia ingin memastikan kondisi Xiao Zhan.
“Eum, aku baik-baik saja.” jawab Xiao Zhan dengan pelan.
‘Aku sendiri tidak tahu apakah aku baik-baik saja atau tidak A-Cheng. Tapi hatiku terasa nyeri setelah mengetahui kebenarannya.’ batin Xiao Zhan.
“Aku akan selalu bersamamu, jadi kuatlah demi calon keponakanku.” ucap Jiang Cheng pelan agar tidak terdengar oleh meja lain.
“Eum, aku tahu.” jawab Xiao Zhan.
Sedangkan Wang Yibo, ia berdiri tidak jauh dari meja kasir. Setelah tadi ia membayar tagihannya, Wang Yibo melihat wanita itu menghampiri Xiao Zhan yang sedang duduk sendiri.
Wang Yibo sengaja memberikan ruang pada keduanya untuk berbicara, karena cepat atau lambat Xiao Zhan dan Yang Zi pasti butuh penjelasan dari semua kejadian yang terjadi sebelumnya.
Dan ketika kesempatan tak diundang itu datang, maka Wang Yibo memanfaatkannya dengan baik. Yaitu membiarkan mereka menyelesaikan apa yang seharusnya di selesaikan, karena setelah ini Wang Yibo tidak akan membiarkan siapapun menyakiti kesayangannya.
‘Orang sebaik dan seimut dia, ternyata sangat tegar. Tidak seperti beberapa bulan lalu saat ia sedang mabuk.’ batin Wang Yibo sambil memperlihatkan senyuman tipis.
Ada rasa bangga dalam dirinya ketika melihat Xiao Zhan setegas itu menghadapi Yang Zi, padahal awalnya Wang Yibo merasa cemas kalau-kalau Xiao Zhan akan berpaling darinya dan kembali ke Yang Zi.
Namun semua kecemasan nya sirna ketika dengan lantang Xiao Zhan menyuruh wanita itu pergi.
‘Setelah ini, tidak akan aku biarkan siapapun mendekatimu Zhan. Apalagi sampai berusaha menyakitimu.’
‘Akan aku buat kamu bergantung padaku, mencintaiku, bahkan tidak bisa hidup tanpaku. Itu janjiku Zhan.’ batin Wang Yibo.
See you next chapter ...
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love (YiZhan)
FanfictionSemua terasa kacau saat kedatangan seorang pengusaha ternama bernama Wang Yibo datang ke perusahaan Xiao milik Xiao Zhan. Kedatangan Wang Yibo kali ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk meminta pertanggung jawaban si pemilik perusahaan terhada...