Bab 16

1.3K 125 9
                                    

“Kenapa membawaku kemari? Bukankah kita sudah sepakat untuk tinggal di apartemen masing-masing?” protes Xiao Zhan ketika Wang Yibo membawanya ke apartemen miliknya setelah makan malam.

“Bisa di bilang apartemen ini juga milikmu, jadi tidak ada salahnya aku membawamu kemari.” jawab Wang Yibo seperti ini bukan masalah besar.

Xiao Zhan mengerutkan keningnya, “Apa maksudmu?” tanya Xiao Zhan.

Wang Yibo yang sudah berjalan sedikit menjauh dari mobilnya, seketika menghentikan langkahnya dan berbalik badan melihat kearah Xiao Zhan yang masih diam berdiri di samping mobil.

“Apalagi? Kan kamu sudah sah jadi istriku. Apartemenku juga adalah milikmu, apartment-mu juga adalah rumah keduaku. Gampang bukan?” jawab Wang Yibo yang kembali berbalik jalan masuk ke unit apartemennya.

Xiao Zhan membelalakkan matanya, “Sejak kapan ada peraturan seperti itu? Bahkan aku belum menyetujui untuk tinggal denganmu.” gerutu Xiao Zhan. Xiao Zhan bergeming dari tempatnya berdiri, ia masih enggan mengikuti langkah Wang Yibo.

‘Dia semakin hari semakin seenaknya sendiri. Selalu saja membuatku kesal.’ gerutu Xiao Zhan dengan wajah mendengus kesal.

“Kenapa masih berdiri di situ? Apa kamu mau mengundang perhatian banyak orang?” tanya Wang Yibo yang berdiri di dekat pintu basemen.

“Ish, dia ini selalu saja memaksakan kehendaknya.” lagi-lagi Xiao Zhan menggeram tertahan karena kesal, mau tak mau ia pun mulai berjalan meninggalkan area parkir di basemen dan mengikuti Wang Yibo.

Unit apartemen yang Wang Yibo tinggali tergolong unit apartemen mewah yang ada di negara itu, bahkan untuk 1 lantai saja hanya di huni 1 unit apartemen.

Wang Yibo mengulum senyumnya melihat betapa semakin menggemaskan istrinya itu sekarang. Dan suatu kesenangan tersendiri bagi Wang Yibo menggoda Xiao Zhan bahkan bisa membuat Xiao Zhan kesal.

“Sementara pakailah ini, besok aku akan membelikan yang baru untukmu.” Wang Yibo mengambilkan slippers khusus yang biasa ia gunakan ketika berada di dalam apartemen.

Xiao Zhan yang masih kesal hanya bisa menerima dan langsung memakainya, toh di tolak juga percuma Wang Yibo punya sejuta cara agar Xiao Zhan mau memakai barang-barang miliknya.

‘Siapa juga yang ingin datang kemari di lain hari? Cukup hari ini saja sudah membuatku kesal.’ Xiao Zhan hanya bisa menggerutu dalam hati.

Wang Yibo berjalan menuju ke area pantry bermaksud membuatkan minuman hangat untuk Xiao Zhan. Sedangkan Xiao Zhan berjalan menuju ke sofa sambil mengamati seisi apartemen.

‘Apartemen ini benar-benar mencerminkan pemiliknya, tidak begitu banyak barang yang di pajang.’ batin Xiao Zhan sambil mengamati.

Walaupun tidak memiliki banyak barang mewah yang di pajang, namun percayalah harga sofa yang kini di duduki Xiao Zhan bukanlah barang murah. Belum lagi beberapa ornamen yang lain, bisa Xiao Zhan tafsirkan jika barang-barang itu harganya ratusan juta dolar.

“Minumlah selagi masih hangat.” ucap Wang Yibo membuyarkan lamunan Xiao Zhan.

“Oh, makasih Yibo.” walaupun kesal Xiao Zhan masih tidak lupa mengucapkan kata terimakasih pada Wang Yibo.

“Eum,” jawab Wang Yibo lalu duduk di sisi sofa yang lain.

“Kenapa kamu tidak tinggal bareng saja dengan orang tuamu? Bukankah akan sangat kesepian tinggal sendiri di apartemen sebesar ini?” entah kenapa Xiao Zhan mulai penasaran.

Wang Yibo tersenyum mendengar pertanyaan tersebut, ada rasa senang di dalam hatinya. Setidaknya kini Xiao Zhan sudah mulai tertarik akan kehidupannya.

“Tidak ada alasan khusus, aku hanya nyaman saja tinggal di sini.” jawab Wang Yibo.

Xiao Zhan hanya manggut-manggut mengerti, ia lalu menyeruput secangkir teh panas yang di sajikan Wang Yibo barusan.

“Kalau kamu sendiri? Kenapa memilih tinggal sendiri dan tidak tinggal bersama Mama dan Papa Xiao?” Wang Yibo balik bertanya.

Xiao Zhan terdiam sejenak dan menatap Wang Yibo. Kemudian Xiao Zhan meletakkan cangkir teh yang barusan ia minum isinya tersebut ke atas meja di depannya.

“Sama saja denganmu, tidak ada alasan khusus. Hanya saja jika aku tinggal di apartemen akses ke kantor akan jadi lebih mudah daripada rumah Papa yang sedikit jauh.” jawab Xiao Zhan.

Padahal sesungguhnya alasan Xiao Zhan tinggal di apartemen adalah karena tidak ingin orangtuanya melihat dirinya yang sedang rapuh setelah pernikahannya dengan Yang Zi gagal waktu itu.

Dan Wang Yibo bukanlah orang yang tak peka akan hal seperti itu, dia tahu namun dia berpura-pura tidak tahu agar Xiao Zhan bisa melupakan kejadian buruk yang menimpanya.

“Apa kamu ingin mandi dulu? Biar aku siapkan air hangatnya.” tanya Wang Yibo.

“Biar aku sendiri saja. Dimana kamar mandinya?” tanya Xiao Zhan.

“Itu di sana, ada didalam kamar kita.” tunjuk Wang Yibo kearah kamarnya.

Xiao Zhan mengerjapkan matanya berkali-kali, lalu ia menunjuk kearah kamar dan menunjuk ke dirinya sendiri dan Wang Yibo. “Ka-kamar kita? Apa maksudmu dengan kamar kita?”

Wang Yibo terkekeh melihat respon yang di berikan Xiao Zhan, “Ayolah Zhan jangan seperti orang yang tidak pernah tidur bersama denganku. Bukankah kita pernah berbagi ranjang yang sama?”

Wajah Xiao Zhan seketika langsung memerah antara malu dan juga kesal, matanya bahkan terbelalak lebar dengan mulutnya terbuka. Tangannya menunjuk kearah Wang Yibo dengan dadanya naik turun menahan kekesalannya.

“Ok, ok baiklah.” ucap Xiao Zhan dengan kesal bercampur marah, lalu ia berdiri dan berjalan meninggalkan Wang Yibo menuju ke kamar tersebut.

“Sungguh menggemaskan, bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta padanya?” gumam Wang Yibo sambil mengulum senyum bahagianya melihat tingkah Xiao Zhan.

Ya benar jika Wang Yibo telah jatuh cinta pada Xiao Zhan setelah malam panas mereka di hotel waktu itu. Dan itu juga alasan Wang Yibo melakukan berbagai cara agar bisa memiliki pemuda itu sepenuhnya.

Bukan tanpa alasan Wang Yibo menaruh hati pada Xiao Zhan, karena sebenarnya Wang Yibo tidak pernah berhubungan intim dengan orang lain karena dia mengidap Haphepobia (Orang yang merasa takut bersentuhan dengan orang lain).

Diawal Wang Yibo bertemu dengan Xiao Zhan di bar, ketika Xiao Zhan berjalan sempoyongan dan pada akhirnya menabraknya, Wang Yibo tidak merasa ingin marah atau merasa terancam. Justru kesan pertamanya adalah Xiao Zhan terlihat imut dengan pipi merahnya akibat mabuk.

Sedangkan Wang Yibo sendiri butuh seseorang untuk membantunya mengatasi obat aphrodisiac yang sudah mulai bereaksi didalam tubuhnya.

Saat bersentuhan dengan Xiao Zhan sampai berhubungan intim, Wang Yibo tidak merasakan hal itu (Haphepobia-nya kambuh). Justru Wang Yibo sangat menikmatinya, karena hal itulah Wang Yibo meminta Lan Sizhui untuk mencari informasi tentang Xiao Zhan dan mendatangi kantornya dengan berpura-pura meminta pertanggung jawaban dari pemuda itu.

Padahal sebenarnya itu adalah salah satu cara licik Wang Yibo untuk mendapatkan Xiao Zhan, tapi naas Xiao Zhan yang menolaknya mentah-mentah bahkan sampai mengusirnya memaksa Wang Yibo harus menggunakan cara lain untuk bisa mengikat kelinci nakalnya itu.

“Hey Yibo, apakah tidak ada baju ganti untukku?” suara Xiao Zhan yang baru saja keluar dari kamar dengan memakai batrobe serta sebuah handuk kecil di atas kepalanya.

Serasa Dejavu dengan pemandangan seperti ini, Wang Yibo pun berjalan mendekati Xiao Zhan dengan senyum penuh makna.

“Kenapa harus memakai baju ganti? Kamu seperti ini saja sudah terlihat sangat tampan dan seksi, Zhan.” ucap Wang Yibo dengan nada rendah menggoda ketika sudah sampai di depan Xiao Zhan, sebelah tangannya melingkar di pinggang Xiao Zhan serta tangan satunya yang lain membelai pipi lembut pemuda itu.

See you next chapter ...

True Love (YiZhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang