“A-Cheng, kira-kira di jepang sudah musim bunga sakura belum?” tanya Xiao Zhan secara tiba-tiba sambil mendongak keatas seakan membayangkan sesuatu, ini di luar topik pembicaraan yang sedang mereka bahas saat ini.
Jiang Cheng mengerutkan keningnya heran, entah kenapa firasat Jiang Cheng mengatakan jika akan ada sesuatu dibalik pertanyaan Xiao Zhan.
“Sepertinya saat ini memang sedang musimnya bunga sakura. Kenapa kamu bertanya soal itu?” Jiang Cheng balik bertanya.
“Aku ingin melihatnya A-Cheng. Melihat langsung ke sana, pasti terlihat sangat indah.” ucap Xiao Zhan lalu ia memakan kue yang di hidangkan di depannya sambil tersenyum membayangkan betapa indahnya bunga sakura saat mekar.
Tuh kan bener apa yang Jiang Cheng pikirkan. Jika Xiao Zhan sudah bertanya sesuatu di luar nalar, pasti ujung-ujungnya akan sangat merepotkan baginya.
“Ish anak ini ... Kamu itu nggak boleh pergi jauh-jauh dulu Zhan. Tunggu usia kandunganmu menginjak trimester kedua.” ucap Jiang Cheng.
“Ini kemauan anak ini, bukan kemauanku.” ucap Xiao Zhan menunduk kearah perutnya.
“Aish, dia masih didalam perut, mana mungkin dia yang mau. Itu pasti akal-akalan kamu kan ingin pergi ke sana?”
“Hey, jangan asal nuduh ya A-Cheng. Ini beneran kemauan anak ini, sepertinya dia ingin melihat bunga sakura yang bermekaran di Jepang.” Xiao Zhan seolah tak terima tuduhan Jiang Cheng.
“Apa kamu tahu jika keinginannya tidak di turuti maka dia nanti akan ngiler lho. Cepat, cepat pesan tiket ke Jepang sekarang.” Xiao Zhan sangat antusias ingin pergi ke Jepang, seakan dia lupa bahwa dia kemarin sempat galau karena pertemuannya dengan Yang Zi.
“Udah ... pokoknya jangan aneh-aneh dulu sebelum usia kandungan kamu memasuki trimester kedua. Aku tidak mau disalahkan oleh paman dan bibi jika aku tidak bisa menjagamu dengan benar. Apalagi ini bepergian ke luar negeri lagi, ke Singapore aja aku sudah kena semprot paman dan bibi. Untungnya suami kamu bisa memberikan jaminan kalau dia akan menjagamu selama berada di Singapore, jadi manfaatkan waktu kamu selagi berada di sini. Kalau sudah balik kamu tidak akan sebebas ini lagi.” ucap Jiang Cheng panjang lebar menasehati Xiao Zhan.
“Aish.” Xiao Zhan kesal dengan wajahnya terlihat cemberut.
‘Ini semua gara-gara Wang Yibo. Kalau bukan karena dia, janin ini tidak akan muncul didalam perutku. Aku harus memberinya pelajaran, kali ini aku benar-benar sedang kesal.’ gerutunya dalam hati.
“Haciiimmm ...” Wang Yibo yang sedang melakukan zoom meeting tiba-tiba saja bersin di tengah meeting yang sedang berlangsung, sehingga yang hadir di zoom meeting tersebut menghentikan pembicaraan dan melihat kearah Wang Yibo memastikan apakah dia baik-baik saja.
‘Siapa yang sedang mengumpatku?’ batin Wang Yibo.
“Apakah anda baik-baik saja direktur Wang?” tanya salah satu manager yang hadir di zoom meeting kali ini.
“Lanjutkan laporan kalian.” jawab Wang Yibo kemudian.
Zoom meeting itu pun kembali dilanjutkan, para karyawan dari berbagai devisi melaporkan pekerjaan mereka pada Wang Yibo yang sedang tidak berada di perusahaan.
Dan memang zoom meeting akan dilakukan jika Wang Yibo sedang berada di luar kota ataupun luar negeri. Sehingga perusahaan tetap berjalan stabil walau dia tidak berada di tempat.
“Hey Yibo, aku tidak mau tahu pokoknya besok aku mau ke Jepang. Dengan atau tanpa persetujuan darimu aku akan tetap pergi ke sana titik.” Xiao Zhan tiba-tiba saja membuka pintu kamar dan bersuara dengan kencang sambil berkacak pinggang tepat di depan Wang Yibo yang sedang bersandar pada sandaran ranjang sambil memangku laptop.
Wajah Xiao Zhan terlihat sedang marah, tapi juga imut. Wang Yibo mengalihkan pandangan dari laptop dan melihat Xiao Zhan yang berdiri di depannya.
“Ke Jepang?”
“Iya, aku ingin melihat bunga sakura di sana. Dari kabar yang aku dengar katanya sekarang sedang musim bunga sakura bermekaran. Dan apa kamu tahu, dia ingin melihatnya secara langsung.” jelas Xiao Zhan yang masih berdiri didepan Wang Yibo sambil mengusap perutnya.
Wajah Wang Yibo seketika memerah karenanya, percakapan absurd ini di dengar langsung para manager dan staff lain dari Wang group yang sedang zoom meeting.
“Mn.” Wang Yibo berusaha memberi kode pada Xiao Zhan bahwa ia sedang zoom meeting dengan para karyawan Wang group.
Tapi Xiao Zhan yang mendengar deheman Wang Yibo ia salah mengartikan dan mengira kalau Wang Yibo menyetujui permintaannya. Sehingga wajah Xiao Zhan yang tadinya cemberut berubah menjadi ceria.
“Wah benarkah? Benarkah kamu menyetujuinya? Tidak kusangka ternyata suamiku bermurah hati sekali menyetujui permintaan anak kita.” ucap Xiao Zhan yang berjalan maju lalu mencubit kedua pipi Wang Yibo gemas.
“Uhuk ... Uhuk ... Uhuk ...” Wang Yibo tersedak ludahnya sendiri karena terkejut mendengar ucapan Xiao Zhan.
“Minumlah, minumlah, jangan sampai kamu mati hanya karena tersedak seperti ini nanti aku akan kuwalahan menjaga anak kita sendirian.” ucap Xiao Zhan yang langsung mengambil segelas air minum yang ada di nakas dan memberikannya pada Wang Yibo.
Wang Yibo segera mengambil alih gelas dari tangan Xiao Zhan dan meminum isinya hingga kandas. Sungguh ia terkejut bukan karena tidak suka, tapi dia terkejut karena sangat menyukainya.
Inilah yang Wang Yibo nantikan, inilah yang Wang Yibo inginkan yaitu pengakuan Xiao Zhan yang menyatakan bahwa dirinya adalah suaminya.
“Anda ... Baik-baik saja direktur Wang?” terdengar suara Lan Sizhui bertanya di balik layar laptop dipangkuan Wang Yibo.
“Mn.” jawab Wang Yibo sambil meletakkan gelas di meja kecil yang ada disampingnya.
Mendengar itu seketika tubuh Xiao Zhan membatu, wajahnya memerah serta jantung berdegup kencang. Bukan, bukan, ini bukan karena jatuh cinta, tapi karena Xiao Zhan merasa sangat malu. Ingin rasanya Xiao Zhan menenggelamkan diri ke dasar lautan agar rasa malu itu ikut tenggelam didalamnya.
Dengan mendengus kesal bercampur malu Xiao Zhan keluar kamar sambil membanting pintu begitu kuat dan menimbulkan suara dentuman yang memekakkan telinga.
“Direktur Wang?” semua yang berada didalam zoom meeting itu tentu terkejut mendengar percakapan Wang Yibo dengan seseorang yang tidak terlihat wajahnya di layar.
Walau begitu mereka semua tidak ada yang berani menginterupsi selama percakapan itu terjadi. Kalau pun ada itu hanya Lan Sizhui yang memastikan kondisi Wang Yibo.
“Sepertinya meeting kali ini cukup sampai di sini dulu.” ucap Wang Yibo menutup zoom meeting kali ini.
Yang jelas kejadian ini pasti menjadi sangat berita paling menghebohkan dikalangan para karyawan Wang group.
“Wang Yibo bajingan, kenapa dia tidak bilang kalau sedang zoom meeting? Pasti ini akan menjadi bahan gosip di kantornya dan bagaimana aku menghadapi mereka nanti?” Xiao Zhan mengusap wajahnya frustasi sambil mondar-mandir di dekat kolam renang dengan menggigit jari telunjuknya.
Tentu saja Xiao Zhan merasa sangat malu, panik, bercampur jadi satu. Apalagi percakapannya tadi terdengar jelas jika ia menyebut kata suamiku, anak kita, saat Wang Yibo sedang zoom meeting. Pasti semua karyawan yang hadir dalam zoom meeting itu akan mencari tahu tentang dirinya.
“Bagaimana ini? Bagaimana kalau berita ini tersebar? Pasti akan menjadi masalah besar bagi kami berdua.” Xiao Zhan benar-benar frustasi dibuatnya.
“Zhan.” suara seseorang berdiri tidak jauh dari Xiao Zhan.
Xiao Zhan menoleh kearah sumber suara, “Y-yibo?”
Melihat siapa yang memanggilnya membuat Xiao Zhan semakin gugup.
See you next chapter ...
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love (YiZhan)
FanfictionSemua terasa kacau saat kedatangan seorang pengusaha ternama bernama Wang Yibo datang ke perusahaan Xiao milik Xiao Zhan. Kedatangan Wang Yibo kali ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk meminta pertanggung jawaban si pemilik perusahaan terhada...