⚘ The Rose I Adore ⚘
Berjalan santai melewati gedung gedung fakultas yang di pinggir-pinggirnya terdapat banyak taman-taman hijau berbunga. Di depannya ada satu tangkai bunga mawar yang tumbuh di antara semak-semak. Entah kenapa dirinya sangat menyukai bunga mawar merah yang sedang mekar.
Terlihat cantik, tapi juga kuat dan kokoh dengan batangnya yang penuh duri. Seakan bunga itu tahu bahwa dirinya begitu berharga, jadi ia harus bisa menjaga dirinya sendiri dari ancaman luar. Ia lalu membelai satu kelopaknya hingga tak sadar kelopak itu lepas dan jatuh ke tanah. Ya, Hamish tersadar lagi, terkadang ada saja ancaman yang tak bisa kita hindari meski sudah memakai pertahanan penuh. Dan itu juga yang terjadi pada sahabat lamanya, Sharine.
Hamish ada kelas di jam 3 sore ini, jadi usai menemani Sharine sejak pagi sampai ia terlihat lebih membaik, Hamish lalu segera pulang menyiapkan kebutuhan kelas dan pergi ke kampus dengan motor hitamnya. Tentunya dengan pikiran yang masih agak ... berantakan. Namun ketika ia melihat mawar tadi, kepalanya mendadak terasa lebih ringan, dirinya tiba-tiba saja tersenyum.
Ia tersenyum sebab ia teringat pada pelukan hangat dari Arin pagi tadi, juga ciumannya pada Arin yang dirinya sendiri pun terkejut bisa melakukan hal itu pada seorang perempuan. Ia menyentuh bibirnya sendiri dengan jantung yang berdegup cukup kuat. Lagi, rasanya pelukan itu pun masih melingkari pinggangnya hingga kini membuat Hamish sulit mengendalikan senyumannya sendiri.
Apalagi ketika pagi tadi saat sedang menonton youtube bersama di kamar Sharine, gadis itu tiba-tiba bertanya, memastikan apakah Hamish benar-benar menciumnya atau tidak, ia tentu langsung tergemap dan berkeringat sebab ia melakukannya tanpa meminta izin, bukan? Apalah daya perasaan yang begitu kacau usai insiden itu membuat mereka sama-sama hanyut, tidak terlalu sadar akan aksi yang mereka lakukan—Sharine yang memeluk erat Hamish lebih dulu, dan Hamish yang berani mencium sahabat perempuannya itu. Sama-sama membutuhkan kedamaian dan ketenangan membuat mereka tidak sadar bahwa mereka sebenarnya tengah menikmati afeksi yang diberikan oleh satu sama lain.
"Kamu ngerasa aku cium kamu?" tanya Hamish sambil memegang ponselnya menonton satu tayangan pertandingan Taekwondo.
"Y-ya, di ... sini?" Sharine yang masih bersandar lemah di sampingnya menyentuh bibirnya sendiri dengan gugup.
Sedangkan Hamish mulai tertawa cukup keras. "Mana mungkin, yang ada kamu tampar aku pake lima jari."
Lelaki itu tertawa sambil memeragakan tamparan dengan lima jari ke pipinya, lalu menyeka keringat yang sudah membanjiri keningnya. Sementara Sharine mengerutkan kening, masih kebingungan berusaha mengingat kejadian yang sebenarnya.
"Mungkin aku mimpi, ya?" gumamnya.
Mengingat itu, cukup membuat Hamish kembali gugup. Ia hanya takut gadis itu marah dan perlahan menghindarinya karena aksi gegabahnya. Jujur, ia rela menjadi sahabat Sharine seumur hidupnya sampai gadis itu menemukan kembali laki-laki baik yang mencintainya tulus lebih dari siapapun daripada harus berkata jujur tentang perasaannya dan berakhir asing. Daripada takut mati, ia justru lebih takut Sharine pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll See You Bloom, Little Rose | ongoing→
RomanceTW // family issues, sex*ual harassment, violance, su*icide, 18+ - written in Indonesian - romance psychology (❌ fanfiction) - pov male blurb: she's just a little rose. which still blooming under this cruelty world. relying on the thorns that grow b...