⚘ Falling Petals ⚘
"Kamu abis nangis lagi ya? Mata kamu kayaknya makin sembab." Sudah hampir 5 menit Hamish mengomel kali ini, namun tak kunjung dijawab oleh gadis itu. "Aku bilang kalau kamu mau nangis tuh telfon. Biar aku langsung dateng. Mata kamu merah banget kan ini, mau aku anter ke rumah sakit ya?" bujuk Hamish cemas sambil mengompres mata kanan Sharine dengan kapas hangat. "Nanti ibu sendiri yang periksa kamu. Atau kamu mau sama ayah?"
"Eh enggak nggak! Nggak mau. Pokoknya nggak." Setelah sedari tadi diam, kini Sharine sedikit mundur dan melepas tangan Hamish dari matanya. Napasnya terasa lebih cepat dan ia terlihat ketakutan. "Kamu juga tadi nggak bilang Kak Rasha mau kesini."
"Emangnya kenapa sih?" Tatapannya ia sejajarkan dengan Sharine.
"Eng.. enggak," jawabnya laun.
"Ayo, kenapa? Emang ada apa di rumah sakit? Takut? Takut disuntik?" goda Hamish menatap Sharine dari dekat. "Jarum suntik nggak sakit. Cuma nyuut kayak digigit semut," celetuknya sambil tersenyum mencubit ringan bahu Sharine.
Namun lagi-lagi Sharine dengan keras menghempas itu membuat Hamish sedikit terkejut. "Nggak! Jangan bawa aku kesana, please. Bahkan kalau aku lagi nggak sadarkan diri. Jangan, jangan bawa aku kesana."
Hamish mengernyit melihatnya memohon seperti itu. Padahal seingatnya, dia tidak memiliki peristiwa buruk apapun di rumah sakit. Bahkan, terakhir kali Sharine dirawat di rumah sakit adalah 10 tahun yang lalu ketika masih duduk di bangku SMP karena maag kronis. Sisanya, hanya ke klinik-klinik biasa, bahkan seringkali orangtua Hamish sendiri yang memeriksa penyakitnya.
"Ada apa?" tanya Hamish serius kali ini. Tatapan Sharine menunduk dan pupilnya bergerak kesana kemari seperti tidak ingin membalas tatapan si penanya.
"Ada apa, Arin? Kenapa nggak mau ke rumah sakit? Kan ibu sendiri yang periksa kamu, kayak biasa."
"Enggak. Nggak apa-apa."
"Jangan ada yang disembunyiin, Rin."
"Enggak ada. Apa sih?" Sharine mulai mengernyit dan sedikit menendang bokong Hamish untuk menjauh. "Udah ah. Kata Kak Rasha aku harus banyak istirahat. Aku mau tidur. Kalau kamu mau pulang, pulang," ucap Sharine mulai berbaring dan menutup tubuhnya dengan selimut hingga leher.
Sedangkan Hamish masih menatap gadis itu dengan wajah cemas dan gelisah. Penasaran dengan apa yang ia sembunyikan kenapa ia sama sekali tidak ingin pergi ke rumah sakit. Hamish hanya ingin Sharine mendapatkan perawatan yang maksimal melihat kondisi fisiknya yang terlihat semakin parah, apalagi dibagian matanya.
"Tadi Kak Rasha bilang apa aja?" tanya Hamish duduk bersila menghadap ke arah gadis itu di atas kasur.
Sharine di bawah selimut membuka kembali matanya yang bengkak. "Ya ... banyak istirahat, minum obat, dan jauhin pikiran negatif," jawab Sharine perlahan, ucapannya terjeda. "Tapi ... aku nggak tahu gimana caranya." Hamish masih bungkam sambil terus menatap gadis itu. "Sebetulnya, Hamish, aku takut setiap kali aku mau tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll See You Bloom, Little Rose | ongoing→
RomanceTW // family issues, sex*ual harassment, violance, su*icide, 18+ - written in Indonesian - romance psychology (❌ fanfiction) - pov male blurb: she's just a little rose. which still blooming under this cruelty world. relying on the thorns that grow b...