11. Don't Swallow It

170 22 10
                                    

PAGI itu berita pembantaian Klan Eksangkul tercium oleh media. Bahkan saat ini mencari teka-teki bagi polisi dan detektif. Sebab rekaman CCTV dan jejak bukti hilang di dalam tempat kejadian. Tuan Ex tengah melihat berita itu berseliweran.

Kali ini Peter pun menghadap kepada atasannya itu. Dia menceritakan tentang kejadian semalam pada Tuan Ex.

"Selamat pagi, Pak." Sapa Peter segan.

"Pagi. Apa yang ingin kau sampaikan?" Tanya Tuan Ex.

Iris mata Peter tidak sengaja melihat kearah koran di hadapannya. Bahkan di koran itu terdapat mayat orang-orang Klan Eksangkul.

"Semalam Khun Bible telah meninggalkan markas. Bahkan saya tidak mengira bila beliau pergi untuk membantai Klan Eksangkul. Ini berada di luar kendali saya." Jelas Peter pada atasannya. "Khun Bible membantai Klan Eksangkul bersama dengan putra Klan Puttha."

Hingga akhirnya orang yang tengah di bicarakan pun muncul. Tatapan dingin Tuan Ex melihat kearah putra tunggalnya yang memasuki ruangan.

Plak!!!

Tuan Ex pun menampar wajah Bible hingga terjatuh menghantam meja bufet. Bible pun terduduk dan menghilangkan debu di tangannya.

"Dasar bodoh! Bagaimana bisa kau menghabisi Klan Eksangkul bersama musuhmu. KAU INGIN MATI?" Ucap Tuan Ex pada sang putra. "Dasar bangsat. Kau membuatku merasa sangat malu. Bila kau ingin melawan Klan mu sendiri. Maka pergilah dan lanjutkan hidupmu seperti sampah. PERGI SANA, BAJINGAN!!"

Bible pun bangkit dari duduknya dan menyekat bekas dari di sudut bibirnya. "Pha. Aku mengakui telah lahir dari Klan Sumettikul, bahkan sampai kapanpun aku akan di sebut sebagai pewarisnya. Saat ini Pha telah menjadi seorang oposisi. Jadi, mari lupakan dendam dan persaingan untuk melakukan kerjasama."

Kali ini Tuan Ex tidak percaya akan ucapan sang putra. Bahkan kekuasaan Klan Sumettikul telah di ambil alih oleh Bible.

Malam itu tepat di markas besar Klan Rungnapa. Yitta pun menyempatkan waktunya untuk singgah dan sekedar untuk minum-minum. Bahkan hubungannya dengan Baifern sudah di ketahui oleh Tuan Korn.

"Aku secara resmi akan memperkenalkan pada kali bahwa Khun Yitta akan menjadi calon menantuku, jadi kali harus mematuhinya." Ucap Tuan Korn pada anak buahnya.

Kali ini Tan pun berseru. "Sekarang! Mari kita bersulang untuk Anggota Parlemen Rungnapa dan calon menantunya! Bersulang!"

"Bersulang!" Ucap mereka bersamaan.

Iris mata Tuan Korn pun melihat kearah Yitta. "Bagaimana kabar adikmu?"

"Dia baik-baik saja." Jawab Yitta.

Kali ini iris mata Yitta melihat dingin kearah cincin pertunangan yang melekat di jadi manis. Bahkan terlalu cepat di ketahui oleh banyak orang.

"Baiklah. Silakan untuk menikmati pestanya." Ucap Tuan Korn pada seluruh anak buahnya.

Bahkan kali ini Yitta yang bisa melihat dingin kearah orang-orang dari Klan Rungnapa yang sibuk berdansa dengan para jalang. Dirinya terlihat memikirkan sesuatu yang memenuhi pikirannya. Bahkan berita pembantaian telah menyebar luas seperti kebakaran jerami.



Sementara itu terlihat Bible yang membawa motor besarnya untuk pergi menemui Yitta. Sekarang ini mereka sedang berada di lahan kosong dekat Pecinan. Yitta pun telah menunggu dan bersandar pada mobil Jeep-nya.

"Sampai saat ini Ayahku belum menyadari. Bahkan dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya di Parlemen." Ucap Yitta pada Bible.

"Tidak aman, bila kau ketahuan pasti Ayahmu akan marah besar." Kata Bible dengan tenang.

Bangkok Lights [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang