Prolog

526 58 10
                                    

Bible Wichapas Sumettikul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bible Wichapas Sumettikul

•••

Build Jakapan Puttha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Build Jakapan Puttha

•••

Yitta Tanawat Puttha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yitta Tanawat Puttha

•••

Baifern Monthana Rungnapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baifern Monthana Rungnapa



--- PROLOG ---

UDARA dingin terasa seperti menusuk ke dalam persendian tulang. Bible duduk di teras safe house miliknya dengan bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana bahan berwarna hitam. Jemari kekarnya sibuk mengukir sebuah patung kayu dengan sebuah pisau kecil yang amatlah tajam.

Iris matanya pun melihat kearah kedepan dan mendapati teman baiknya membawa sebuah kantong plastik.

"Apa itu?" Bible bertanya-tanya.

Pria dengan marga Puttha itu pun segera menyapa teman baiknya itu. "Sumettikul. Halo."

Kali ini Yitta pun mendudukkan dirinya di samping Bible yang duduk di teras. Bahkan udara malam itu terasa dingin dan membuatnya harus memakai sebuah syal.

"Aku tanya apa itu?" Bible masih bertanya tentang barang yang di bawa Yitta.

"Alkohol."

"Alkohol?"

"Iya."

Keduanya duduk di teras dengan saling berdampingan. Bahkan Yitta sudah mengetahui semuanya dari semua sudut. Pria keturunan Puttha itu menyamakan duduknya.

"Aku merasa tidak pernah mabuk denganmu." Kata Bible tenang.

"Kurasa begitu." Jawab Yitta sambil bersmirk. "Mau minum?"

"Aku sedang tidak ingin." Ujar Bible sambil berceletuk. "...apakah ada snack?"

"Ahh... Kau benar. Aku lupa membeli itu." Jawab Yitta sambil menuangkan sebuah alkohol di dalam gelas plastik. "Kenapa bisa lupa ya?"

Bible pun mengambil gelas plastik lain dan meminta untuk di tuangkan segelas alkohol. Dengan demikianlah Yitta pun memberikan alkohol itu kedalam gelas milik kawan baiknya itu.

"Bodoh!" Maki Bible.

"Kau benar juga." Pembawaan diri Yitta terkesan tenang kali ini.

"Kau kan orang yang dari dulu mudah sekali melupakan hal yang sangatlah kecil." Kata Bible.

Kedua sahabat baik itu pun saling beradu gelas untuk menikmati alkohol. Kedua punggung pria kekar itu terlihat kokoh dari arah belakang. Lalu, Yitta pun bersmirk dan melihat kearah depan.

"Aku sudah tahu semua ceritanya." Ucap Yitta sangatlah tenang.

"Begitu ya." Bible terkesan tidak terjadi apa-apa.

"Dia sedang hamil? Aku tidak mengira kau menghamili anak usia 17 tahun. Itu benar-benar menyebalkan." Kata Yitta sambil memandang kearah langit malam.

"Jadi, aku rasa mulai sekarang kita akan menjadi musuh." Ucap Bible.

"Begitu ya? Akhirnya datang dimana kita berdua saling membunuh satu sama lainnya." Kata Yitta dengan sangatlah tenang.

Bible pun terdiam sejenak. "Bukankah itu terdengar menyedihkan. Pasti ada cara lain untuk ini semua."

"Cara lain?"

"Aku akan menikahi adikmu." Jawab Bible dari hatinya yang paling dalam.



©Binnie-ah

Bangkok Lights [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang